Delapan

1.5K 170 7
                                    

Seperti biasa, Nunew selalu berkutat di dapur dengan kebiasaan barunya di pagi hari yaitu "mari membuat sarapan untuk tunangan tercinta"

Sudah sebulan belakangan ini, Nunew selalu mengantarkan sarapan ke kantor Zee sebelum berangkat ke kampus. Walaupun pada akhirnya sarapan itu berakhir di dalam perut Poppy, sekretaris Zee. Tapi Nunew tentu saja tidak mengetahui hal itu.

Nunew juga tidak pernah bosan untuk selalu mengirimi tunangannya itu pesan singkat. Untuk menanyakan kabar Zee, apakah Zee sudah makan, apakah Zee sudah sampai apartemen, apakah Zee sudah berangkat kantor, apakah Zee akan lembur hari ini, bahkan Nunew pernah menanyakan apakah Zee merindukannya, yang tentunya semua pesan itu tidak ada satupun yang dibalas oleh Zee.


Tapi Nunew tetaplah Nunew, pria cantik dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari bibirnya, pria yang akan selalu mencintai Zee bagaimanapun dinginnnya Zee padanya. Bolehkah Nunew percaya diri? Tapi Nunew pikir dirinya cukup hangat untuk mencairkan dinginnya sikap Zee.

Dia sekarang hanya memiliki waktu 2 bulan untuk menjalani hidup sebagai tunangan Zee. Karena Nunew yakin, Zee sangat berambisi untuk melunasi hutang keluarganya pada ayah Nunew. Semoga dalam waktu 2 bulan ini, Nunew dapat meluluhkan hati Zee, itu harapan Nunew.

Nunew menghela nafasnya saat box bento yang kali ini berwarna hitam gold itu ditutup rapat. Nunew merindukan orang tuanya, sudah 1 bulan lebih orang tuanya berada di luar negeri. Walaupun kadang mereka melakukan panggilan atau video call, tetap saja Nunew merindukan pelukan mae dan Pho nya.

Nunew merasa kesepian setiap kali berada di rumah. Jangan tanyakan kakak cantiknya James, karena semenjak menjadi dokter kakaknya itu memilih untuk tinggal di apartemen sendiri, agar lebih mandiri katanya.


Hari ini Nunew akan mencoba membujuk Zee untuk mengajaknya pergi berkencan. Bukankah mereka sudah pernah sepakat untuk bersikap seperti layaknya orang tunangan dalam kurun waktu 3 bulan? Dan sekarang waktu Nunew hanya tersisa 2 bulan lagi untuk menjatuhkan hati Zee yang amat sangat kokoh itu.


Cklek!!!

Nunew mengintip suasana di dalam ruangan yang didominasi warna abu muda dan putih  dari balik pintu yang baru saja dibukanya.


Indera pengelihatannya melihat sang tunangan yang saat ini sibuk dengan dokumen-dokumen yang ada di tangannya. Mengenakan setelan jas maroon dan kemeja hitam di dalamnya 'tampan seperti biasa' batin Nunew.

Berjalan masuk ke dalam ruangan mendekati meja si tampan yang belum menyadari kehadirannya,

"Hiaaa... aku datang." Ucapnya lengkap dengan senyuman lembut di wajah cantiknya.

"Emmmm" Zee membalas seadanya, dia sudah hafal jam kedatangan Nunew.

Nunew kemudian meletakkan box bento itu di atas meja kerja Zee. Kemudian kembali memandangi Zee yang masih fokus pada dokumennya.

Zee yang merasa terganggu dengan tatapan Nunew berdehem dan mengubah posisinya, Meletakkan map dokumen di depan wajahnya hingga Nunew tidak bisa memandanginya lagi karena saat ini posisi mereka berhadapan.

Nunew tersenyum geli, karena jika dilihat-lihat, Zee seperti orang yang salah tingkah sekarang.

"Hia, apakah malam ini Hia ada waktu? Aku ingin mengajak makan malam."

"Aku tidak punya waktu." Ucap Zee masih dengan map di depan wajahnya.

"Ayo lah Hiaaa, sekali ini saja. Bukankah kita sudah sepakat untuk melakukan hal-hal yang biasan dilakukan oleh orang yang bertunangan? Apakah Hia mengingkari kesepakatan kita? Jika iya, aku anggap kesepakatan kita kemarin bat—"

Arrange MarriageWhere stories live. Discover now