Kedamaian yang Terusik

39 12 11
                                    



Jujur Seohyun baru merasakan nyaman setelah lama ia bersekolah. Dulu hari-harinya terasa sangat buruk, selalu ada saja yang berbicara tidak enak, dikucilkan, serta hanya dianggap bayangan yang memang harus di musnahkan. Tapi semenjak ia dekat dengan Irene, Zela serta Daniel───mungkin, Seohyun sudah tidak perduli lagi dengan omongan jelek mengenai dirinya. Karena kehadiran mereka sungguh membuat moodnya selalu bagus, mungkin dulu ia sempat risih pada Zela dan Irene, tapi setelah waktu yang sedikit lama ia bisa merasakan jika kehadiran teman-temannya merupakan pelipur lara.

Sekarang pun Seohyun bisa merasakan masa remajanya seperti orang lain, menonton film di bioskop, memoles makeup pada wajahnya berkat Zela, meskipun hanya tipis-tipis, merasa nyaman saat pergi ke kantin, jalannya pun Seohyun sudah tidak menunduk lagi. Benar-benar perubahan yang drastis, meskipun awalannya Irene serta Zela harus extra membuat Seohyun mau berubah.

Tapi ia masih tidak lupa akan kewajibannya, masih bekerja dan masih terus mencoba untuk bisa membahagiakan Ayahnya serta Dodo.

"Tau nggak Chanyeol sama Yeri udah putus," Bisik Zela pada Seohyun juga Irene yang tengah sibuk membaca buku.

Irene yang baru membalik halaman bukunya langsung kaget, mata cantiknya mengerjap seolah tidak percaya. Lalu ia mulai mendekati muka Zela dengan tatapan mengintimidasi. "Bohong, mana mungkin putus. Yeri kan nggak mau terus kalo diajak putus sama Chanyeol,"

"Ka Chanyeol sendiri yang bilang ke gue kemarin malam," Artinya Zela sungguh mempercayai Kaka sepupunya itu jika ia manggil Chanyeol bersama embel-embel Kaka.

Irene mencebik, beda dengan Seohyun yang seolah tidak perduli. "Dan lo percaya?"

Zela mengendikan kedua bahunya. "Solanya dia nunjukin chat yang bilang kalo mau putus sama itu cewek, masa Chanyeol pake fake chat, cuma mau ngobrol sama gue lagi?" Cewek itu menghela napas melihat Seohyun, yang seolah tidak tertarik dengan obrolan kali ini.

Meskipun Zela benar-benar benci sama keputusan yang Chanyeol ambil, sejujurnya Zela masih menginginkan Kakanya itu bisa bersama dengan Seohyun. Dilihat dari manapun cuma Seohyun yang paling pantas bersanding dengan Chanyeol.

"Lo ko nggak excited sih Hyun?" Tanya Zela penasaran.

"Yeu kambing, Seohyun juga udah muak kali sama Chanyeol." Balas Irene sambil melotot pada Zela. Irene tidak ingin suasana hati Seohyun rusak cuma karena persoalan Chanyeol.

"Siapa tau kalo Seohyun pun seneng, denger Chanyeol putus sama Yeri." Gumam Zela yang tidak perduli dengan pelototan mata Irene.

Seohyun langsung menghela napas. Irisnya menatap Zela yang tengah memandang kosong pada lapangan basket. "Aku mana ada seneng, meskipun Chanyeol terpaksa jadiin Yeri pacarnya. Lama-kelamaan pasti tumbuh perasaan Zel, mungkin sekarang Chanyeol lagi sedih. Buktinya dia sampe nggak sekolah,"

"Ah elah, jangan baik-baik ke jadi orang. Gue ngerasa bodoh pas denger Chanyeol putus, karena gue seseneng itu Hyun." Zela menelungkupkan wajahnya ke meja. Mana bisa ia benci ke Seohyun cuma karena gadis itu terlalu baik.

"Sabar, ujian orang yang mikirnya jelek emang ruwet Zel." Irene menepuk punggung Zela dengan semangat. Membuat Zela yang masih merenungi apa yang tengah berperang dalam otaknya, memekik sebal pada Irene.

"Irene gila, seneng lo liat gue kaya gini?"

"Off course my baby," Sontak Seohyun dan Irene cuma bisa ketawa liat muka keselnya Zela.

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
DistanceWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu