"Beraninya mereka menyembunyikan putra mahkota di dunia manusia!" Celoteh ratu.

Saat raja dan pangeran keluar dari kamar ratu pagi tadi, diam-diam ratu mengikuti mereka hingga menguping pembicaraan mereka. Ratu begitu terkejut setelah mendengar bahwa anaknya, Arsene, telah dibawa ke dunia manusia oleh seseorang. Kemudian ratu memerintahkan para pelayan untuk mencari tahu siapa yang membawa Arsene ke dunia manusia. Tidak membutuhkan waktu lama, para pelayan kembali ke kamar ratu dan menyerahkan sebuah gulungan kertas.

Kereta kuda yang mereka tunggangi sampai di menara penyihir. Ratu turun dari kereta kuda dengan dibantu oleh dua pelayan. Ditatapnya menara yang begitu tinggi dan terdapat beberapa bunga lavender yang menghiasi tempat ini. Kemudian mereka segera masuk ke dalam untuk mencari ruang rahasia bekas tempat penyihir yang telah lama hilang entah kemana. Ratu berjalan ke lorong menuju bawah tanah. Setelah sampai, mereka menemukan sebuah pintu terkunci yang telah usang dan kotor.

Kemudian sang ratu membuka patung burung hantu yang berada di samping pintu, disitu terdapat dua kunci yang sedikit berkarat. Sang pelayan mencoba kedua kunci tersebut untuk membuka pintu. Setelah pintu terbuka, ratu segera masuk ke dalam untuk mengambil ramuan.

"Bawa semua ramuan itu!" Titah sang ratu. Kemudian dua pelayan itu bergegas memasukan semua ramuan ke dalam kantong kain yang berukuran sedang.

Saat mereka tengah berjalan keluar dari menara ini, tiba-tiba pangeran berkunjung kemari dengan membawa beberapa prajurit kerajaan. Ratu dan dua pelayan segera bersembunyi di balik dinding lorong.

"Segel semua lorong menara ini dan pastikan semua ramuan telah disimpan khusus agar virus tidak bisa masuk ke dalam ramuan." Tutur pangeran.

"Tapi, hanya keluarga kerajaan yang boleh menyentuh ramuan-ramuan itu. Maaf jika perkataan hamba lancang." Tutur sang prajurit sembari berjongkok.

Sang pangeran mendesah pelan, kemudian mereka pergi ke lorong lain untuk mengamankan ramuan-ramuan itu. Dengan kesempatan ini, ratu dan dua pelayannya perlahan berjalan menuju pintu keluar. Mereka berhasil masuk ke dalam kereta kuda dan melanjutkan perjalanannya.

Sang pelayan membuka kantong kain besar yang berisi beberapa ramuan yang telah mereka ambil dari menara sihir. Pelayan lainnya membuka sebuah catatan untuk membantu mereka untuk menemukan ramuan yang dapat merubah wujud mereka menjadi manusia. Mereka saling memilah untuk mencari ramuan yang akan mereka gunakan nantinya di perbatasan alamnya dan alam manusia. Di dalam catatan milik salah satu pelayan, ada beberapa ramuan yang dapat merubah wujud menjadi manusia. Merah, kuning, biru, nila, oranye, hijau, dan ungu.

Dari semua warna tersebut, terdapat beberapa energi manusia jika ramuan tersebut diteteskan di kulit tubuh mereka. Sang pelayan kemudian menyuruh sang ratu untuk memilih salah satu ramuan dari ketujuh ramuan yang telah di letakkan di atas meja dalam kereta kuda. Kemudian, sang ratu memilih warna ungu. Dua pelayan tersebut memilih warna hijau dan dan biru.

Setibanya di perbatasan, sang ratu dan kedua pelayan turun dari kereta kuda.

"Pergilah kamu ke selatan dan berhati-hatilah jangan sampai kamu diketahui oleh raja!" Tutur sang ratu sembari melempar satu kantong berisi koin kepada kusir pelayan yang telah mengantarkan dirinya hingga perbatasan ini. Kusir tersebut pun langsung melenggang pergi.

Ratu kemudian membuka penutup ramuan, lalu meneteskannya ke punggung tangannya. Sontak, tubuhnya mulai berubah. Mulai dari warna kulit, rambut, dan bentuk tubuh. Kedua pelayan terpesona melihat sang ratu berubah wujud menjadi seorang manusia yang sangat cantik.

"Bagaimana? Apakah terlihat aneh?" Tanya sang ratu sembari memutar tubuhnya.

"Tidak, ratu. Anda terlihat sangat cantik, sepertinya anda lebih cocok menjadi manusia daripada menjadi Orc." Tutur salah satu pelayan yang terhipnotis akan kecantikan ratu, tiba-tiba satu pelayannya menyenggol bahunya untuk memberi tanda bahwa dia tidak boleh mengatakan hal tersebut kepada ratu.

DOOZYWhere stories live. Discover now