Chapter 13

9 4 0
                                    

☞ Jangan lupa follow dan beri bintang serta comment


________

Hujan turun begitu deras disertai petir yang memekikkan telinga. Hari ini hari minggu waktunya orang-orang untuk berelaksasi. Karena terhambat hujan yang disertai petir, semua listrik di padamkan. Para penghuni rumah panti kini tengah sarapan bersama dengan beberapa lilin di sekitarnya. Ibu panti selalu mengeluarkan mimik tegas yang membuat semua anak panti tertunduk takut. Bunyi petir yang muncul secara tiba-tiba membuat situasi semakin tegang.

"Tetap fokus pada sarapan kalian!" Seru ibu panti.

Tiba-tiba terjadi gempa yang tidak terlalu kuat. Semua anak panti saling menatap ibu panti karena acara sarapan mereka belum selesai. Ibu panti menghela nafas kesal. Satu menit kemudian, gempa berakhir.

"Jika sarapan kalian sudah selesai, kumpul di ruang tengah segera!" Titah ibu panti seraya menaruh sendok dan garpunya. Kemudian dia beranjak dari kursi dan melangkah menuju ruang perpustakaan.

Halena yang sekarang menjabat sebagai ketua panti untuk menggantikan Lydia yang sudah di adopsi, membuka suara untuk menghilangkan kekhawatiran para anak panti dengan berdiri.

"Karena di luar masih hujan dan listrik belum menyala, kita habiskan saja dulu sarapan kita. Ibu panti sangat mentolerir menghabiskan makanan tanpa tersisa sedikitpun." Tutur Halena dengan lantang.

"Baik," Seru semua anak panti bersamaan.

Halena duduk kembali dan melanjutkan sarapannya dan diikuti oleh lainnya. Ibu panti berjalan menuju rak-rak buku. Beberapa buku ditata semua kelompoknya. Dia berhenti di depan rak dan mengambil sebuah buku berjudul 'Innocent people just die'. Kemudian ibu panti duduk di kursi ruang baca. Dia membuka buku catatannya lalu membuka buku tersebut. Tangannya bergerak menulis hal-hal yang terdapat pada buku tersebut. Setelah selesai, ibu panti mengembalikan buku tersebut ke tempat asalnya.

Semua anak panti telah berkumpul di ruang tengah. Halena, Aubree, dan Laurels berdiri di belakang Kaisa. Atensi mereka tertuju pada ibu panti yang tengah menuruni tangga.

"Bree, kamu merasa ibu panti seperti penyihir yang ada di film-film, kan?" Tanya Laurels kepada Aubree.

"Baru aja aku mau bilang gitu. Eh, jangan-jangan ibu panti beneran penyihir yang sedang menyamar menjadi manusia?" Balas Aubree.

"Tapi hidung ibu panti tidak sepanjang dan seruncing seperti penyihir, lalu dagunya juga tidak terlalu runcing. Hanya saja, telinganya agak sedikit runcing." Bisik Laurels.

"Kalau pun benar dia seorang penyihir, semoga saja dia penyihir baik." Bisik Aubree.

Ibu panti tiba di ruang tengah. Kemudian dia duduk di salah satu kursi khusus untuknya.

"Perhatian semuanya! Mulai saat ini, sistem edukasi kalian akan saya rubah. Kalian tidak perlu lagi belajar teori-teori manusia, kalian hanya akan belajar fisik setiap harinya. Setelah kalian mahir, saya akan mengirim kalian ke luar negeri untuk mengasah kembali kemampuan kalian." Tutur ibu panti dengan tegas.

"Jika ada yang keberatan dengan peraturan baru ini, kalian boleh angkat kaki dari rumah ini." Tambah ibu panti.

Semua anak panti hanya terdiam dan saling melirik satu sama lain.

"Memangnya ada apa sehingga peraturannya tiba-tiba berubah?" Tanya Kaisa hati-hati.

Ibu panti menatap lekat Kaisa,"Hanya untuk berjaga-jaga. Jika saja terjadi sesuatu yang besar, kalian akan siap menghadapinya. Kalian harus hidup dengan penuh keberanian dan siap bertarung dengan hal besar, bukan hidup dalam ketakutan dan lebih memilih mati begitu saja.".

DOOZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang