Chapter 15

13 4 2
                                    

☞ Jangan lupa follow dan beri bintang serta comment

________

Kaisa mematikan lampu tidurnya. Sedetik kemudian dia menyalakannya kembali. Lalu dia memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur dan menuju ruang tengah untuk menyalakan televisi. Rasanya kurang jika hanya menonton televisi tanpa cemilan. Kaisa melangkahkan kakinya menuju pantri untuk mengambil beberapa camilan. Setelah itu Kaisa kembali ke ruang tengah. Dia menyetel film 'The Greatest Showman', film kesukaannya.

"Belum tidur juga?"

Valentin berjalan menuruni tangga dan menghampiri Kaisa.

"Aku putuskan untuk tidak tidur lagi, lalu kamu juga belum tidur?"

"Kalau kamu belum tidur, bagaimana aku bisa tidur?"

Valentin duduk di sebelah Kaisa dan mengambil cemilan di hadapannya. Kaisa sedikit kesal karena cemilannya diambil oleh Valentin. Dilihatnya film yang diputar oleh Kaisa.

"Mau berdansa?"

"Tidak minat,"

"Tidak minat lagi? Padahal dulu kamu suka sekali berdansa,"

"Darimana kamu tahu?"

Valentin berdeham, bukan Valentin namun jiwa Teon yang berada di dalam tubuh Valentin. Dia lupa bahwa jiwanya berada di tubuh ini yang bukan tubuhnya. Kemudian dia membenarkan duduknya.

"Teon,"

"Iya?"

Valentin langsung mengalihkan pandangannya. Bagaimana bisa dia ceroboh seperti ini. Dia tidak ingin Kaisa tahu bahwa dia berada di dalam tubuh Valentin. Teon tidak ingin Kaisa menangis seperti dulu karena dirinya harus pergi untuk selamanya dan meninggalkan Kaisa dengan kondisi seperti itu.

Kaisa menatap dalam kedua manik Valentin. Dia memastikan Valentin adalah Teon yang selama ini dia rindukan. Kemudian dia menangkup wajah Valentin untuk memastikan lebih dekat lagi. Karena sekarang dia yakin, apa yang tidak mungkin di dunia ini dengan kemungkinan besar ada. Warna bola mata yang sama dengan Teon membuat Kaisa semakin yakin bahwa Valentin adalah Teon. Lalu Kaisa mengecup sekilas bibir Valentin. Kedua mata Valentin membelalak.

"TEON!! MY FIRST KISS!!" Jiwa Valentin yang tinggal bersama dengan Teon di dalam satu tubuh kesal dengan apa yang telah dilakukan oleh Kaisa.

Dengan polosnya Teon menjawab, "Oh, sorry! I'm not wrong!!".

Kemudian Teon memegang kendali tubuhnya lagi. Dia mendorong pelan tubuh Kaisa agar tidak terlalu dekat dengan tubuhnya. Wajahnya sedikit memerah karena kecupan satu detik itu.

"Eh, eum, maaf. Itu salahku." Kaisa mengalihkan pandangannya ke layar televisi.

"Iya itu salahmu! Seharusnya kamu lebih mengendalikan tubuhmu karena kita cuma berdua di rumah ini!"

Kaisa terdiam. Setelah itu, dia beranjak dari kursi sofa dan berniat pergi ke kamarnya. Namun dia kembali lagi hanya untuk mematikan layar televisi ynag sedari tadi menyala menyaksikan kejadian mereka berdua.

"Udah tengah malam, segeralah tidur!"

Kemudian Kaisa berlari menaiki tangga dan pergi ke kamarnya. Di dalam kamar, Kaisa menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tubuhnya di selimuti hingga menutupi wajahnya yang memerah karena malu atas apa yang dia lakukan. Kaisa terus bergumam dengan kesalahannya tadi hingga tertidur.

Valentin membuka kamar Kaisa untuk memastikan perempuan tersebut telah tertidur. Setelah itu, dia menutupnya kembali. Jiwa Teon keluar dari tubuh Valentin. Kemudian mereka berjalan menuju ruang bawah tanah yang mana pintunya berada di dalam kamar Valentin.

DOOZYHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin