Gadis Bergaun Putih

942 146 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rumi menatap Lars yang tengah sibuk menorehkan pena diatas kertas yang kala itu begitu mahal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rumi menatap Lars yang tengah sibuk menorehkan pena diatas kertas yang kala itu begitu mahal. Gambaran absurd yang membentuk suatu imajinasi di hadapan Lars membuat Rumi hanya bisa fokus. Gambar Lars memang tak seapik Seniman pesohor, tapi tak buruk juga. Sejak tadi, Lars hanya duduk di depan gerbang kraton yang ramai dengan anak anak yang berlarian kesana kemari. Di samping Rumi, sudah ada pisang, roti dan Ubi yang Lars belikan untuk nya. Lars bilang agar ia tak bosan menunggu Lars.

Srett

"Lars, ada Londho bawa gulden banyak itu ayo." Rumi berucap tiba-tiba dengan antusias pada Lars. Mendengar itu, Lars lalu menatap seorang wanita dengan gaun mewah dengan kantung gulden cukup besar di pergelangan tangan nya. Mengingat apa yang pernah Rumi lakukan padanya membuat Lars sadar dengan cepat atas tindakan apa yang Rumi ingin lakukan pada gadis itu.

"Mau apa? Mencuri lagi? Tidak baik." Tegas Lars dengan sedikit terbata, menahan lengan Rumi yang telah berdiri. Rumi berdecak kesal, ia tau jika apa yang ia perbuat selama ini adalah hal buruk. Namun, hanya itu yang bisa Rumi lakukan untuk bertahan hidup. Bisa saja ia menjadi jongos atau gundik di rumah para keluarga belanda, namun Rumi tak mau. Pendirian nya mengenai penjajah telah melekat dalam otak nya.

"Woo Burisrawa ( dasar Burisrawa ) " Decak Rumi sambil menatap malas Lars. Lars lalu menatap gadis bergaun putih brokat dengan perhiasan yang begitu minim.

"Lihat itu" Ucap Lars sambil menunjuk gadis dengan dagu nya, membuat Rumi dengan perlahan mengikuti arah pandang Lars.

Deg

Rumi tertegun, gadis bergaun mewah itu membagikan kepingan-kepingan gulden dari kantong yang ia bawa kepada para kaum inlander pribumi yang tengah berjualan di area sana.

"Kalau kamu ambil, bisa mati." Lanjut Lars sambil menunjuk beberapa orang tentara Netherlands yang tengah berada di sekitar gadis itu seolah tengah menjaga nya. Lars lalu membereskan semua kertas serta pena nya masuk ke dalam tas.

"Mari pergi." Lars berucap lalu menarik tangan Rumi untuk meninggalkan area itu. Sebuah persawahan dekat area itu berhasil menarik antensi Lars untuk pergi kesana. Sebuah persawahan dengan bentangan padi yang membentang jauh.

Lars berjalan bersama Rumi depan belakang, keduanya melewati sebuah jalan kecil dari pembatas sawah antara sawah satu dengan sawah yang lain. Lars nampak bahagia dengan kasingan yang ia lakukan di tanah ini. Dulu saat ia di netherlands, yang ia lakukan hanya mengikuti jamuan, makan, tidur, bertemu teman, kembali mengikuti jamuan, makan, tidur, dan begitu seterusnya. Masa sekolah yang menyita banyak waktu nya membuat Lars malas untuk bermain. Tapi kini, ia bebas. Bagaikan burung cantik yang bebas dari sangkar emas nya.

"Heh Lars ojo mlayu, galengan ne lunyu! ( Heh Lars jangan lari, pijakan nya licin!) " Peringat Rumi yang berjalan di belakang Lars. Galengan adalah sebuah bahasa Jawa yang berarti pembatas antara sawah satu dengan yang lain. Masyarakat tanah Jawa biasa menyebut nya dengan Galengan. Lars tak menggubris ucapan Rumi, bukan tak menggubris sebenarnya. Tapi karna Lars tak mengerti apa yang Rumi ucapkan.

Brukkk

Rumi mematung, baru beberapa detik lalu mulut nya berucap. Dan kini, Lars benar-benar terjerembab di sawah.

"Pakaian mahal mu Lars!" Ucap Rumi dengan nada lemas. Sungguh, ia tak peduli dengan Lars. Tapi pakaian itu, sangat mahal jika dijual. Harapan nya untuk menjual pakaian itu pupus, Lars menatap Rumi tak percaya, dirinya jatuh tapi Rumi malah mengkhawatirkan pakaian nya.

"Aku jatuh, kenapa kamu khawatir pakaian ku?" Balas Lars dengan nada lelah. Mendengar itu Rumi terkekeh lalu mendekati tubuh Lars. Ia mengulurkan tangan nya pada Lars agar Lars dapat keluar dari lumpur. Lars meraih tangan Rumi, menarik tangan gadis itu agar bisa keluar dari lumpur berat yang berhasil menenggelamkan setengah kaki nya. Dengan sekuat tenaga Rumi membantu menarik Lars dari sawah. Namun keisengan dari Lars mulai muncul dibenak pria yang beranjak dewasa itu.

Srett bugh

"Hahahaha" Gelak tawa Lars santer terdengar ketika ia baru saja melepaskan cekalan tangan Rumi yang membuat gadis itu sontak terjengkang ke belakang. Tubuh Rumi ikut terjerembab di sawah yang ada di belakang nya.

"Aishh Dasar Burisrawa! " Jerit Rumi kesal , ia lalu mengambil segenggam lumpur dan melemparkan nya ke tubuh Lars. Gelak tawa Rumi kini terdengar, membalas tawaan dari Lars. Kemben hitam milik Rumi telah kotor dengan lumpur, begitu pula dengan jarik ( kain batik yang digunakan menjadi rok pada zaman dulu) yang ia pakai. Tak sampai disana, Lars ikut membalas lemparan lumpur pada Rumi. Seorang gadis bergaun putih nampak di ujung jalan, memperhatikan Lars dan Rumi yang tengah tertawa lepas berkepanjangan.

"Annemie, ayo kembali karna Tuan Wilian dan Nyonya Eis sudah menunggu.

TANAH BANGSAWAN || HenderyWhere stories live. Discover now