Lars membuka sebuah buku sketch book baru milik nya, hobi nya adalah mencurhatkan segala isi pikiran nya di dalam sana. Diatas kertas vintage tergores secarik goresan hitam.
Pertanyaan
Kekhawatiran
Ssegala isi hatinya
Semua Lars tuangkan disana, Lars menatap ubi bakar di hadapan nya dengan intens. Di sebuah pasar ini terlihat sebagian besar pribumi bekerja pada Londo sepertinya, bekerja sebagai pembantu dengan perlakuan kasar dari majikan. Lars merasa sangat prihatin, seharus nya mereka lah yang bekerja pada para pribumi bukan para pribumi yang bekerja pada Londo.
Suara gaduh dari tengah pasar membuat Lars menyipitkan mata nya mencoba memfokuskan penglihatan pada keramaian.
"Mingger-mingger!" Sebuah seruan itu membuat Lars menatap seorang gadis yang tengah berlari kepayahan, meski VOC masih berkuasa disana Lars sama sekali sudah berfikir mereka akan bangkrut dengan cepat. Korupsi sudah banyak di temui, itu bisa menjadi faktor mereka akan kalah dengan sendiri nya.
Bruk
Lars memegang dada nya kesakitan saat seorang gadis dengan kemben ( kain yang menutupi dada hingga pinggang gadis zaman dahulu) berwarna hitam menabrak nya. Pandangan kedua nya bertemu, namun dengan cepat terhenti ketika gadis itu pergi begitu saja meninggalkan sebuntal kain diatas tubuh Lars.
"Hei buntalan anda!" Lars mengangkat tinggi-tinggi buntalan yang gadis itu jatuhkan membuat banyak pasang mata menatap Lars. Para Londo yang mengejar gadis itu berhenti di depan Lars membuat remaja itu menatap bingung.
"Dief!"
"Dief? niet ik! ( pencuri? bukan aku! )" Tegas Lars cepat pada para londo, para londo yang kaget dengan pakaian serta perawakan Lars yang berbeda membuat salah satu dari mereka dengan cepat mengambil buntalan itu dan pergi begitu saja.
"Ngopo to awakmu ki Lars, aneh aneh! ( kamu itu ngapain Lars, ngada-ngada! ) " Cetus kailash pada Lars dengan cepat setelah melihat Lars di kerubungi para Londo yang hampir menuduhnya mencuri
"Ayo ke padepokan, hari sudah mulai gelap. " Lanjut Kailash yang sejak tadi memang berniat menjemput Lars yang tak kunjung kembali ke pesantren.
Suara gamelan Jawa mulai menghampiri indra pendengaran Lars ketika ia mulai menampakkan kaki nya ke padepokan, liukkan badan yang di suguhkan para santri dengan tarian tradisional yang menggiring musik begitu mengagumkan. Di ujung sana terlihat Dharma yang menikmati tarian bersama para santri lain.
YOU ARE READING
TANAH BANGSAWAN || Hendery
Történelmi fikcióUp 3 hari sekali Penjajahan Belanda? Apa yang kalian pikirkan mengenai mereka yang pernah menjajah kita 400 tahun yang lalu. Mereka para Londho yang berperilaku kejam dan berfikiran fundamental yang begitu kental. Namun, diantara ratusan keluarga L...