Rahasia Dimar dan Awan (spoiler e-book)

2.4K 200 8
                                    

"Kakak pasti mikirin Kak Awan, ya?"

"Kamu nggak suka?" Dimar mencubit pipi Malaka. 

Malaka diam dan menghela napas. "Jujur aku nggak suka. Tapi aku tahu kapan harus cemburu sama nggak."

"Sejak kapan cemburu bisa diatur?" sahut Dimar menanggapi Malaka dengan santai.

Perempuan itu memicingkan mata. Ia menarik kedua tangannya yang sejak tadi melingkari bahu suaminya. "Bisa. Selama ini aku berhasil sembunyiin rasa cemburu aku, kan? Makanya Kakak nggak tahu."

Mengingat Awan begitu menyukai Dimar di masa lalu, masih meninggalkan sedikit rasa khawatir dalam dirinya. Walau Dimar meyakinkan Malaka bahwa ia selama ini lelaki normal—entah ada alasan apa di balik hubungan Dimar dan Awan saat itu.

Dimar tidak bisa berbohong bahwa dirinya sedih mendengar kabar meninggal Awan. Bahkan lelaki itu sudah meninggal sejak beberapa bulan lalu. Malaka mencoba menghibur suaminya, menekan rasa cemburunya.

"Sini, deh. Deketan," perintah Dimar menyentuh lengan istrinya dengan lembut.

Ia membawa Malaka duduk di atas kedua pahanya. Mengarahkan tangan istrinya untuk melingkari lehernya. "Aku tambah berat sekarang."

Dimar mendongak, menyelipkan anak rambut Malaka ke belakang telinga. "Mana yang berat?" tanyanya, sengaja memancing Malaka. "Kamu tuh tambah seksi."

Malaka mendelik. Ia memukul punggung Dimar. "Kakak udah dibutakan sama cinta! Aku tambah gendut sejak hamil, malah dibilang seksi!"

Dimar terkekeh. "Memang tambah seksi, kok!"

"Udah, ah! Kakak mau cerita apa? Stop bahas aku lagi!" protes Malaka.

"Tentang aku sama Awan. Janji yang aku buat sama dia..."  

You Are My Home [Sidequel Ayo, Kita Cerai!] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang