▪︎ 09. What is Love? ▪︎

28 6 173
                                    

NB : Heyyo~ Fiya back again! Satu chapter lagi akan berakhir, Yeorobun masih sanggup 'kan untuk bertahan sampai cerita ini berakhir? :D.

Chapter ini sudah tidak mengandung konflik lagi, ya. Karena sejujurnya Fiya merasa bersalah sama si pemeran utama aka Lee Lee Know (untuk orangnya sibuk mau persiapan World Tour sama acara lain, jadi tidak tahu, ehe!) karena dijadikan sadboy. Padahal orangnya mah, tidak seperti ini aslinya :).

So, Happy Reading, y'all!^^

Minho menatap sebuah gedung besar yang akan ia masuki-gedung tempat di mana orang tuanya akan mendapatkan hukuman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Minho menatap sebuah gedung besar yang akan ia masuki-gedung tempat di mana orang tuanya akan mendapatkan hukuman. Lelaki itu hanya berharap mereka mendapatkan hukuman seberat-beratnya sebagai balasan atas perbuatan yang mereka lakukan di masa lalu.

Minho bukan bermaksud jahat atau durhaka pada sang ayah maupun sang ibu, tetapi mengingat perbuatan mereka yang selama ini terlalu jahat, merampas hak orang lain, mencelakai anak yang tak bersalah, dan lain sebagainya, membuat laki-laki itu bertekad tidak akan membela orang tuanya sekalipun. Walau dalam lubuk hati, ia merasa bercampur aduk dan membuat kepalanya menjadi pusing.

Minho sempat berpapasan dengan keluarga dari Shin Ra yang mendapat jaminan kebebasan bersyarat, lantaran mereka hanya di tempat kejadian dan belum melakukan apa pun-meski begitu, Minho merasa tak adil. Mereka tetap saja ikut terlibat atas insiden penculikan Micha dan keluarganya. Namun, laki-laki itu perlu fokus untuk mengurus persidangan kedua orang tuanya dulu lantaran hal ini lebih penting.

Beberapa jam telah terlewati, pada akhirnya putusan persidangan pun keluar. Chinho dan Chunmi harus dihukum mati atas perbuatan jahat yang telah mereka lakukan sejak lama. Minho merasa sedih, tetapi juga lega karena pada akhirnya hukuman tersebut cukup pantas untuk mereka. Namun, sebelum mereka terpisah, Chinho sempat melayangkan tatapan tajam bercampur amarah, lantaran sang anak sama sekali tidak membela mereka.

"Kau merasa senang karena akan bebas, hah? Tidak semudah itu," ucap Chinho sembari tersenyum miring. "Papa tidak akan pernah membiarkanmu sebebas itu, bahkan sekalipun Papa mati!"

"Ya sudah, lagi pula saya tidak akan pernah bisa menikah dengan gadis itu. Papa puas, bukan? Apa yang Papa inginkan telah tercapai," balas Minho dengan santai, meski hatinya berdenyut.

"Papa tak akan pernah kalah dari anak licik sepertimu, Minho!" ujar Chinho sedikit berteriak, karena setelahnya para polisi dan penjaga membawa pria itu masuk ke dalam ruangan lain yang tak boleh dimasuki oleh orang lain.

Minho hanya menghela nafas pelan, tatapannya kini bertemu dengan sang Ibu. Berbeda dari ayahnya, wanita itu tampak merasa bersalah dan juga sedih. Mungkin karena akan berpisah dengan sang anak dan tak akan pernah bertemu lagi setelah itu.

"Mama hanya ingin kamu bahagia. Berbahagialah dengan siapapun yang kamu cintai, jangan hiraukan papamu," ucap Chunmi sembari tersenyum tipis. "Selamat tinggal, putra kesayangan Mama. Mama memang pantas mendapatkan ini semua, kamu tidak bersalah,"

Grow Up | Lee Know [END] ☑Where stories live. Discover now