▪︎ 08. Ino and Icha ▪︎

Start from the beginning
                                    

***

D-Day Fire Incident Occurs ....

"Ayah, Bunda! Kita akan ke pesta perayaan khusus anak-anak, bukan? Adik Achin ikut juga?" Suara seorang anak perempuan imut yang sangat menggemaskan, tampak sangat ceria karena akan pergi ke sebuah pesta perayaan khusus. Untuk anak berusia lima tahun, hal tersebut tentu saja cukup menyenangkan baginya.

"Iya, Nak. Kita akan pergi ke pesta perayaan khusus anak-anak. Tentu saja adikmu juga akan ikut," jawab sang Bunda sembari tersenyum lebar melihat malaikat kecilnya yang terlihat menggemaskan. Ia mengenakan sebuah baju princess berwarna ungu muda dengan mahkota kecil di atasnya. Gadis kecil itu layaknya seorang Putri Disney yang akan pergi bertemu Pangerannya.

Tidak lupa juga dengan bayi yang berada di gendongan sang Bunda. Namun, ia tampaknya tengah murung karena akan pergi berjalan-jalan bersama keluarganya, seolah mengetahui akan ada suatu hal yang terjadi setelah itu. Sang bayi juga sempat rewel ketika mereka bersiap-siap akan pergi.

"Sudah siap, Nak? Kita berangkat!" Sang Ayah berseru, tentu saja membuat putri kecilnya itu bersorak senang. Mereka segera menuju perusahaan tempat di mana acara itu berlangsung. Tak butuh waktu hingga setengah jam, mereka akhirnya sampai di lobby perusahaan.

Di sisi lain ....

Ino, sesosok anak laki-laki yang berusia sebelas tahun itu tampak gelisah. Ia mendengar bahwa orang tuanya akan berbuat sesuatu yang kejam, sementara ia adalah anak kecil yang tidak dapat berbuat apa pun. Pesta yang dibuat, hanyalah akal-akalan orang tuanya saja untuk mengalihkan perhatian orang-orang. Bahkan, pesta ini bukanlah pesta untuk anak-anak, lantaran ia sangat paham apa yang akan direncanakan oleh kedua insan dewasa tersebut.

Ino sangat kecewa dan marah, tentu saja. Orang tuanya tega berbuat demikian hanya untuk kepuasan duniawi saja. Lelaki itu tidak mau sahabat perempuannya terluka, maka ia segera mencari cara untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Pesta itu benar-benar terjadi, semua orang merayakannya dengan bahagia. Namun, tidak dengan Ino yang wajahnya muram, mencari-cari keberadaan sang sahabat.

"Kak Ino! Kak Ino, ini hadiah dari Icha!" Ino menoleh ketika mendengar suara familiar yang berasal dari sang sahabat. Anak laki-laki itu segera memeluk sahabat kecilnya.

"Icha, dengarkan Kakak. Kamu harus keluar dari gedung ini, kamu harus selamat! Ayah dan ibu Kakak akan membakar gedung ini, semua orang tidak akan mungkin mempercayai ucapan Kakak kecuali kamu. Cepat, selamatkan ayah, bunda, dan adik kecilmu juga!" Alih-alih membalas, Ino malah menyuruh sahabat kecilnya itu pergi. Tentu saja hal itu membuat sang sahabat menjadi bingung.

"Kak Ino kenapa, apakah ada masalah? Kenapa aku harus pergi? Lalu, Kak Ino bagaimana? Kakak harus ikut juga, Icha tidak mau kehilangan Kak Ino ...," cicit Icha kecil sembari menatap sendu ke arah sang sahabat.

"Kakak akan baik-baik saja, kamu harus pergi sekarang, Icha. Kalian harus tetap hidup dan bahagia." Ucapan itu adalah kalimat terakhir yang dikatakan oleh Ino, karena setelahnya orang-orang di sana berteriak kebakaran.

Icha saat itu sangat ketakutan, ia mencari kedua orang tuanya yang ternyata telah terpisah lantaran kerumunan orang-orang telah menutupinya. Karena hal tersbeut, sang gadis kecil justru terjebak dan tertinggal, membuatnya panik bukan main. Api semakin membesar, sementara ia tak tahu bagaimana harus keluar dari sana. Setelahnya, Icha tak ingat apa-apa lagi.

Grow Up | Lee Know [END] ☑Where stories live. Discover now