19.🥀

1.1K 38 0
                                    

Hujan deras menguyur kala itu di dampingi dengan suara gemetar dokter yang telah menyerah.

"Opa, apa tidak ada yang bisa di lakukan?" Tanya Zavira dengan menarik jas Aksara.

"Bukankah ini keinginan kalian? Selamat keinginan kalian telah terpenuhi" ucap Aksara membuat semua yang disana terdiam.

Kini mereka sudah mendapat apa yang mereka mau, mengapa mereka menangis? Tak berguna.

Fauzan menerobos masuk ke dalam ruangan dimana aroma khas dari ruangan tersebut mulai tercium.

Semua alat yang di pasang ke tubuh Laras, suara mesin EKG dan seluruh ruangan penuh keheningan, hanya terdengar suara mesin dan hujan di luar membuat Fauzan merinding.

Fauzan mendekati Laras dengan menunduk, dia duduk di samping bed Laras.

Perlahan dia meraih tangan Laras dan mengusap-usap perlahan dan mencium berkali-kali, airmata nya luruh membasahi pipi.

"Ras, maafin aku, maafin aku.. Aku lakuin ini karna aku gamau kamu di siksa lebih dalam lagi, Ras ayo buka mata kamu.."

"Laras, kamu beneran capek? Aku cuman di suruh, aku ga ada niatan bunuh kamu, aku ga tega, aku cuma mau kamu bahagia Laras.."

Kini lelaki itu menangisi perempuan yang hampir di bunuh oleh nya, sangat tak masuk akal!

Meskipun bisa sadar namun kesempatan sembuh Laras hanya 10% jika operasi di lakukan.

"Ras, kamu ga bakal ninggalin aku kan? Kalau kamu pergi pasti Faiz kecewa sama aku karna ga bisa jagain kamu, aku jamin, aku jamin semua video kamu ga akan tersebar lagi, asal kamu mau bangun.."

Isakan mulai memenuhi ruangan itu, suara isakan dari Fauzan yang berharap Laras bangun dan pulih seperti sedia kala.

"Percuma jika pulih dan sembuh jika kau ingin membunuhnya" sahut seseorang dari belakang membuat Fauzan sangat-sangat menyesal!

"Aku ga tau kalau bakal gini jadinya, aku gatau kalau bakal kaya gini, Ras jangan bercanda.."

Fauzan menunduk, dia melihat Zavier yang mengengam tangan Zavira menghampiri Laras.

"Bunda.." Lirih suara keduanya terdengar bergetar.

"Bun, Zav tau kalau Zav banyak dosa, tapi ga gini cara bunda hukum kita, bun tau gak? Kalau bunda ga bangun bunda udah hukum kita dengan kesalahan yang tak sengaja kami perbuat"

"Bun, denger gak Zav bicara? Bukan nya dulu bunda mau Zav sebut bunda ga pakai nama langsung? Terus sekarang kenapa malah tidur? LARAS LO HARUS BANGUN! LO DENGER KAN?!"

"Puas? Itu mau bunda? Bun ayo bun Zav mohon, bunda bangun.."

Aksara yang melihat mereka hanya tertawa hambar, tanpa mendekati, dia sedih namun kesedihan nya di tutupi oleh tawa hambar yang terdengar menyakitkan.

Zavira sudah lemas sedari tadi, semejak mendengar bahwa Laras hanya mempunyai 10% kemungkinan hidup jika melakukan operasi.

✺✺✺✺✺

Zavira mengurung diri dalam selimut matanya membengkak karna terus menerus menangis tanpa henti.

Dalam hatinya ada rasa sakit, dia tak makan jika tak di bawakan oleh Zavier dalam kamar lalu di suapi.

Membalut diri dalam selimut yang bahkan dia tak memandangi siapapun, dia selayaknya terkurung dalam kesalahan yang dia perbuat selama ini.

"Ra, lo harus makan"

"Gak, gua mau nya bunda!"

"Abang juga sama, mau bunda. Tapi apa? Ini juga kesalahan kita sendiri"

BUNGA TERAKHIR [REVISI] Where stories live. Discover now