3.🥀

886 39 0
                                    

halo semua !
apa kabar nih?~~~
jangan lupa follow sebelum baca !
okei, selamat menikmati cerita~~~

✺✺✺✺✺

"DASAR KAMU ANAK SIALAN! , KEMBALIKAN PUTRA SAYA!" teriakan seorang wanita paruh baya dengan penampilan yang sangat menor membuat mata Laras terbelalak kaget karna wanita itu - menampar dirinya.

"Aku ga bunuh anak kamu" ucap Laras dengan mata yang penuh harapan,harapan agar dia tak akan di siksa oleh mereka sedikit saja.

"ALASAN! KAMU HANYALAH SEORANG JALANG TAK TAU DIRI YANG TELAH MENGHANCURKAN HIDUP ANAK SAYA!" ketus wanita itu lagi membuat Laras semakin terdiam,badan nya bergetar hebat,keringat dingin mulai keluar membuat gadis itu mematung namun..

"atas dasar apa anda menampar pipi adik perempuan saya yang berharga, nona?" tanya Ragas dengan melipat tangan di dada dan mendekati wanita iti perlahan tangan nya mulai mencekram pergelangan tangan milik wanita itu.

"berani lo sentuh adek gua, berarti lo udah siap mati dan tangung akibatnya" tekan Ragas dengan mencekram pergelangan tangan menuntun kasar wanita itu dan mengusir wanita itu yang telah membuat mental adik kesayangan nya kembali terguncang hebat.

Laras mengatur nafasnya memburu dengan berusaha agar nafasnya tetap stabil dan tak membahayakan. Laras hanya terdiam di sofa seusai melihat Ragas sangat keras kepada wanita tadi.

Ragas menarik lalu membawa wanita itu keluar lantas dia kembali ke rumah terdiam ketika melihat Laras yang berbicara sendiri?

Laras berdiri dia lantas berpamitan pergi untuk kedua sahabatnya yang bernama Ella dan Fisa.

Fisa Arlondia seorang gadis berumur 20 tahun yang memiliki seorang pacar dan hendak beranjak ke jenjang pernikahan

Ella Eveline seorang gadis yang seumuran dengan Laras dimana mereka bertiga adalah seorang sahabat sedari kecil.

"Ras,turut berduka cita ya" ujar Ella dan Fisa membuat Laras terdiam raut matanya tak bisa berbohong bahwa dia tengah bingung.

"siapa yang meninggal?" tanya Laras cepat.

"s - suami kamu kan meninggal Ras.."

"gak! Dia ada di sampingku, dia ga meninggal!" ucap Laras dengan mata yang menyorotkan sedikit amarah.

"Laras..." lirih Fisa dengan menatap nya sendu lantas mereka mendiamkan Laras. Mereka tak ingin bahwa senyuman Laras pudar hanya karna hal tadi.

"kak" panggil Laras pelan ke arah Fisa.

"apa?"

"eum..  anu.. boleh gak aku sentuh.. rambut kakak?"

"ha?"

"aku lagi.. pengen sentuh rambut kakak"

"kamu hamil Ras!?" tanya Fisa tak percaya bahkan senyum nya mengembang,dia lantas duduk dan membiarkan Laras menyentuh surai lembut miliknya. Laras tak mengacak-acak melainkan dia mengepang rambut Fisa agar terlihat lebih rapi.

Usai nya mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke taman bunga,dimana mereka akan menghabiskan waktu di sana.

"eh,itu si janda yang bunuh suaminya kan?"

BUNGA TERAKHIR [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang