19. Terciduk

Mulai dari awal
                                    

"Ada benernya juga sih, tapi ... ah, sudahlah!"

Araya mengedikkan bahunya acuh. Ia menscroll layar ponselnya. Tiba-tiba matanya membulat sempurna melihat sesuatu di ponselnya.

"Kenapa Ray?" tanya Elita yang penasaran kenapa Araya seperti terkejut akan sesuatu.

Araya berdecak kesal. "Gak bisa dibiarin nih orang, harus cepet-cepet gue basmi."

"Kenapa, sih?" tanya Elita lagi.

Araya menunjukkan layar ponselnya ke Elita. Namun Elita hanya menanggapinya biasa saja.

"Emang ada yang salah? Berita itu kan bener."

Araya menghela napas berat. "Bukan gitu, gue heran aja. Dari banyaknya murid SMA STARLING, kenapa harus gue yang selalu jadi bahan gosip akun lambe turah sekolah kita?"

"Mungkin karena lo terkenal gara-gara fanatik sama si Alaskar," balas Elita sambil menyeruput minuman miliknya.

"Lo tau siapa yang megang tuh akun?"

Elita menggeleng. "Kagak, kenapa emangnya?"

"Mau gue mutilasi tangannya biar gak gosipin gue lagi," geram Araya sembari menusuk-nusuk makanannya menggunakan garpu.

"Udahlah, biarin aja. Mungkin dia fans lo."

"Fans tapi udah kayak sasaeng."

Araya benar-benar sudah geram dengan akun lambe turah sekolahnya. Dia penasaran siapa orang dibalik akun tersebut?

"Lo tau gak, Ray? Kata gosip yang gue denger, katanya semalam pas Ravloska lagi balapan tiba-tiba ada polisi yang datang ke lokasi."

"Terus?"

"Terus gak ada yang menang satupun, padahal garis finish udah di depan mata mereka. Bisa-bisanya ada orang yang laporin ke polisi."

Araya hanya manggut-manggut saja, tidak memberikan respon apapun. Kalian sudah tau bukan siapa dalang dibalik itu semua?

Indra penglihatan Araya tidak sengaja melihat dua orang yang baru saja memasuki area kafe. Dia seperti mengenal mereka, ia memicingkan matanya untuk melihat secara jelas siapa mereka.

Matanya terbelalak saat mengetahui siapa mereka berdua.

"Wah ... gak bisa dibiarin, nih," ujar Araya bangkit dari posisinya.

"Lo mau kemana, Ray?" tanya Elita bingung saat Araya melangkahkan kakinya ke salah satu meja.

Araya berjalan tanpa ragu menuju dua orang yang sedang cekikikan. Araya tersenyum miring saat mempunyai ide di kepalanya.

Ia sengaja menabrak pelayan yang sedang berjalan di samping meja mereka berdua. Sehingga minuman yang dibawa terjatuh ke salah satu mereka. Kedua mata Elita melebar melihat kelakuan sahabatnya.

"Maaf-maaf saya gak sengaja," ucap Araya pura-pura bersalah.

"Ya ampun Mbak, kalau jalan hati-hati. Maaf Mas ini bukan salah saya," ujar pelayan tersebut.

"Tidak apa-apa, kamu bisa kembali bekerja."

Pelayan tersebut langsung berlalu pergi. Tinggal lah Araya dan mereka berdua.

"Maafkan saya Mas ... loh? Bang Darren?" ujar Araya berpura-pura seperti kaget.

Araya menunjuk Darren dan orang yang duduk bersama abangnya beberapa kali, kemudian ia menutup mulutnya dengan tangan seolah-olah terkejut.

"Bang Darren kok bisa sama Kiran? Kalian diam-diam punya hubungan, kah?"

Kiran terkejut mendengar ucapan Araya. "Enggak, Araya. Aku sama Kak Darren gak ada hubungan apa-apa, kamu jangan salah paham."

"Kira-kira si Alaskar tau gak ya, kalo lo jalan sama Abang gue?"

"Aya, ini gak seperti yang lo pikirin," timpal Darren.

Araya menggelengkan kepalanya. "Tidak, brother. Kata orang, kalo ada cewek sama cowok berduaan di kafe, berarti mereka pacaran. Jadi kalian .... "

"Iss, teman macam apa kamu Bang?" tanya Araya mendalami perannya.

"Aya, jangan berlebihan. Gue sama Kiran gak ada apa-apa, kita di sini cuma mau makan."

"Yang bilang lo di sini mau cuci piring emangnya siapa?"

"Araya, tolong percaya sama aku. Kita gak ada hubungan apa-apa," pinta Kiran.

"Idih, emangnya lo siapa nyampe gue harus percaya sama lo?"

"Tapi, Ray. Aku sama Kak Darren beneran gak ada apa-apa," lirih Kiran.

"Sekalinya gatel ya tetep gatel."

"Aya!" gertak Darren.

Araya tidak peduli dengan gertakan Darren. Dia membuka aplikasi kamera di ponselnya, dan langsung mengarahkan kameranya ke mereka. Dia memandang hasil jepretannya dengan puas.

"Udah, ah. Gue mau lanjut makan, siap-siap aja lo berdua ada di akun lambe turah sekolah biar postingannya gak gue mulu," ucap Araya sambil berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Setelah Araya pergi, Kiran menatap Darren dengan takut. Takut Araya menyebarkan mereka berdua ke orang-orang.

"Gimana ini, Kak?"

"Lo gak perlu khawatir, gue akan atasi semuanya."

- see you tomorrow -

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang