delapan

196 46 7
                                    

Umji noleh kearah Eric yang baru keluar dari kamar setelah mendekam didalam sana hampir seharian ini.

"Mau makan, dek?"

Cowok ganteng itu gak ngejawab, dia cuma meluk tubuh sang kakak manja tanpa bilang apa-apa. Sampe Umji sendiri terduduk di sofa setelah di terjang sama si adek yang kayaknya lagi bad mood itu.

"Kamu sakit?" tanya Umji lagi. Heran dia ngeliat si hiperaktif Eric kok jadi pendiem gini. "Hei, kok diem aja?"

Diusaknya surai hitam Eric yang diakhiri sama cubitan kecil di pipi cowok itu. "Kenapa? Cerita sini sama kakak."

Eric menggeleng.

"Mau kakak masakin apa? Ayo ngomong dong, dek. Kakak kan gak tau kalo kamu diem aja."

Umji gak bakal nyerah kalo disuruh ngajak ngomong Eric. Tapi kalo targetnya adalah Juyeon, mungkin lain lagi.

Alasannya? Karena Eric gak keras kepala kayak Juyeon.

"Eric-"

"Kak, I need an energy."

Umji natap Eric bingung. "Kok-"

"Kiss."

"Ini siang loh? Kan tadi pagi udah?"

Eric nggeleng sambil cemberut. "Kiss mee~"

Nyerah, Umji akhirnya ngasih kecupan singkat di pipi cowok yang langsung senyum itu. Udahannya bukannya beranjak, pelukan cowok itu malah makin erat. Sampe Umji sesek sendiri rasanya.

"Eric, udah ih engap nih."

"Ohiya, maaf-maaf," ucap Eric sambil ngelepas pelukannya. "Kakak udah masak?"

Umji menggeleng. "Belum, ini baru aja selesai nugas," jawabnya. "Mau makan apa emangnya?"

Cowok itu mengendikkan bahu. "Gatau, tapi ayo kita makan diluar. Udah lama kan gak jalan-jalan?"

Sang kakak diem sebentar terus ngangguk. "Oke, kamu yang bawa mobil ya. Sebentar kakak ambil dompet sama ponsel dulu."

"Sip."

***

Disinilah mereka sekarang. Di warung makan sederhana yang letaknya dipinggir jalan. Warung kesukaan dua bersaudara itu.

Menunya? Ayam bakar tentu aja.

"Minumnya jeruk hangat aja dua," ujar Umji ringan. "Makasih ya."

Gak ada yang tau kalo dua bersaudara itu anak dari pasangan kaya raya yang terkenal karena sama-sama berprofesi sebagai seniman. Mama Sowon dan Papa Jin memang pecinta seni. Bahkan sampai udah berkeluarga pun mereka tetep aja suka ikut pameran atau pagelaran seni sampai jadi seterkenal ini.

Kekayaan kedua orang tua mereka juga bisa bikin Umji termasuk anak elit alias 'pemilik' kampus karena Mama dan Papanya adalah donatur terbesar di Universitas itu. Bersama orangtua beberapa kawannya yang lain termasuk Younghoon, Sangyeon, Hyunjae, Sinbi, Suji, dan Juyeon.

Jadi, sampai sekarang ngerti kan kenapa Juyeon berani nyakitin Umji?

Soalnya mereka sekasta. Mereka sederajat.

Itu bagi Juyeon, kalo bagi Hyunjae sih enggak. Karena gak ada sejarahnya malaikat sama setan satu kasta kan?

"Kakak masih chattingan sama mesin bot itu?" Eric ngebuka pembicaraan setelah sebelumnya mereka diem-dieman ngeliatin jalanan didepan yang agak rame karena hampir sore.

"Udah semingguan lebih enggak sih, sibuk nugas sama nyiapin pentas lagi," jawab Umji. "Kenapa?"

"Gapapa sih, cuma kepo aja," jawab adeknya sambil nyengir.

Insanity ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora