dua

264 56 9
                                    

"Selamat pagi kakakku sayang!"

"Pagi, Eric," balas Umji sambil ngacak rambut adeknya yang udah meluk dia dari samping. "Shamponya ganti ya?"

"Heem, harum kan?"

"Iya, daripada yang sebelumnya."

Sejenak, cowok bersurai hitam itu ngeliatin masakan kakaknya yang selalu enak itu. Efek orangtua jarang pulang, bikin dia apa-apa selalu dimasakin kakaknya. Beruntung juga Umji tipe kakak yang rajin. Kadang kalo lagi gabut, biasanya cewek itu eksperimen resep dari internet buat dipraktekin langsung di dapurnya yang besar ini.

Nanti Eric jadi jurinya, tentu aja.

"Kak, morning kiss juseyo."

Umji menggeleng. "Gak, kamu udah gede. Bentar lagi kuliah masa masih manja sih?" katanya yang bikin sang adik mencebikkan bibir.

"Tapi aku masih imut, kakak sendiri yang bilang."

"Iya kan kemaren, Ric. Bukan hari ini."

"Gamau tau, pokoknya morning kiss."

Nyerah, Umji matiin kompornya terus nyium pipi cowok tengil itu singkat. "Udah. Sekarang siapin piring sama gelasnya, masakannya udah mateng."

"Ay ay, kakak."

Pagi-pagi selalu ada rutinitas lain buat Umji selain masak sarapan buat dia berdua adeknya. Yaitu ngasih energi ke si energEric berupa ciuman selamat pagi.

Emang ada-ada anak satu itu. Tapi memang udah kebiasaan sih dari kecil mereka suka begitu.

Cuma kan lucu karena Eric tumbuh lebih tinggi dari Umji. Kalo jalan berdua pasti dikira pacaran.

"Kemaren kakak main drama ya? Gimana? Lancar?"

"Lancar kok," jawab Umji mengacungkan jempol. "Mungkin Senin ini udah di post di Instagram sama di channel Youtube kampus. Jangan lupa like ya."

"Siap. Nanti aku suruh temen-temenku juga."

"Bagus-bagus." Cewek cantik itu ketawa kecil. "Mama sama Papa gak pulang, soalnya pekan depan ada pameran di kota lain. Nanti pulangnya bulan depan."

"Oh, oke."

"Kamu gak sedih?"

"Ngapain sedih? Tiap malam aku sering teleponan sama Mama dan Papa kok," jawab si bungsu sambil nyengir. "Kakak kalo malam selalu diem dikamar, makanya aku ga ngajak."

"Ketok aja lah pintunya, kakak bukain kok."

"Yeu, kakak aja keseringan pake earphone."

"Yaudah masuk aja gak apa-apa."

"Okee!" Eric berseru agak heboh. "Btw, kak Juyeon gak kesini lagi kak?"

Umji terdiam. Nasi yang dia kepal dan siap ditaruh didalam kotak makan itu kemudian berhenti dibentuk. Udahannya dia mengendikkan bahu.

"Kayaknya sibuk latihan."

"Kemaren kakak pulang sendirian ya?"

"Iya, Juyeon lagi latihan."

"Oooh, sebenernya kakak bisa minta aku jemputin loh. Sekolahku kan gak seberapa jauh dari kampus kakak," kata Eric lagi sambil terus fokus sama makanannya. "Lagian jam segitu aku udah pulangan."

Lagi-lagi kakaknya menggeleng. "Gapapa, lagi pengen sendiri."

Si rambut hitam itu mengangguk. Dia baru mau nyuap nasi dan lauk bikinan kakaknya saat ponsel di atas meja berdering. Posisinya tepat disebelah gelasnya.

Insanity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang