"Alhamdulilah, itu semua juga berkat izin Allah."

"Jangan lupa berdoa, dan kalian hati-hati. Kalian pulang saja, bersama Dimas."

"Baiklah Dimas juga berarti bagi kami, karena dia bisa meminjamkan raganya untuk Pak Samosir."

"Iya kamu jaga Dimas, sayangi dia. Beri dia kehidupan yang layak, Dimas sudah bapak anggap seperti anak sendiri."

"Baik pak, Dimas biar tinggal di rumah saya saja." ucap Daniel.

"Kamu gak apa-apa?"

"Gak pak, sepertinya Dimas seumuran sama adik saya Rangga. Dia bisa menjadi sahabat baik," ucap Daniel.

"Terimakasih Nak Daniel, sekrang bapak izin pamit. Kalian semua akan menjadi kisah legenda bagi kami, jaga diri baik-baik. Semoga kebahagiaan selalu ada pada diri kalian semua, ingat jangan sesali kejadian buruk yang telah kalian terima." ucap terakhir pak Samosir, lalu dia pergi dan di sana Dimas mulai tersadar.

"Dimas?"

"Eh kak Daniel, hai semua."

"Hai Dimas,"

"Kok aku merasa sedih sekali yah, ada apa?"

"Ayo kita pulang dulu."

"Kakak-kakak mau pulang? Hati-hati yah,"

"Iya, ayo kamu juga ikut Dimas. Kamu tinggal di rumah kak Daniel yah, kak Daniel juga punya adik laki-laki namanya Rangga dia bisa jadi sahabt kamu."

"Nggak aku hidup akan terus sama pak Samosir."

"Tapi kata pak Samosir kamu harus ikut sama kami, kita sama pak Samosir sudah beda alam Dimas."

"Kok gitu?" ucap Dimas dengan nada yang sedih, seketika Dimas menangis dan tidak ingin ikut bersama Daniel. Namun tiba-tiba, saja awan begitu cerah kembali.

"Dimas kamu ikut kak Daniel, pak Samosir akan terus ada sama kamu."

"Jika itu benar kata bapak aku akan ikuti perintah bapak, dan jangan halangi aku jika aku ingin berkunjung ke rumah bapak."

"Silahkan saja, jika kalian ingin mengunjungi kami. Asal kalian harus tahu yah, jangan asal-asalan."

"Baik pak,"

"Ayo kalian cepat pulang sebelum jam enam malam kalian haru sampai di permukiman warga setelah itu kalian harus pulang kembali ke rumah." ucap Pak Samosir yang sudah tidak terlihat wujudnya hanya ada suara.

Kutukan yang mereka terima selama ini akhirnya sudah selesai, namun tetap saja orang yang menerima kutukan akan mendapatkan kesialan. Tapi kesialan itu jangan di jadikan alasan untuk tidak semangat hidup, justru kesialan itu harus di jadikan cambuk untuk diri sendiri agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Hanya butuh waktu enam jam saja mereka sudah sampai di pemukiman warga, padahal jika dihitung-hitung saja membutuhkan waktu dua belas jam untuk menempuh puncak gunung. Tidak mereka sadari jika rumah yang ia pakai untuk tempat tidur tidak ia lihat, suasana hati merekapun kembali seperti biasa tidak ada beban.

"Eh kita sudah sampai di permukiman warga, tapi kenapa kita tidak melihat rumah itu?"

"Arketa sudah memberikan kutukan, kutukan jika rumahnya di sentuh dan sekarang kutukan itu sudah selesai. Makanya rumah itu menghilang karena rumah Arketa sekarang di puncak paling atas, dulu sebelum Nala mendapatkan kutukan rumah Arketa yang semalam kita tiduri itu tidak ada, karena dia belum mengutuk orang saat dia memberi kutukan rumah bangunan itu akan ada."

"Wah jadi jika tidak ada kutukan rumah itu tidak akan ada?"

"Iyah soalnya rumah Arketa tidak terganggu, karena dia menempati tongkat itu,"

"Oh begitu, sebelum aku menyentuh tongkat itu berarti rumah yang kamu tempati dulu itu tidak ada kan. Lalu kamu tinggal di mana?"

"Aku sama pak Samosir tinggal di dalam gua, saat ada pemberitahuan jika ada yang menyentuh tongkat itu otomatis aku sama pak Samosir langsung ada di rumah itu. Sebenarnya rumah itu guha, yang sangat dalam dan sangat nyaman menurut aku."

"Owh seperti itu, terimakasih yah Dimas."

"Iyah sama-sama."

"Kak Daniel terimakasih banyak, karena kakak mau menampung aku di rumah kakak,"

"Udah jangan bilang begitu, kakak bahagia jika kamu ikut sama kakak. Kamu tahu kakak mempunyai kucing Black Jack, namun panggilannya si manis."

"Wah gak sabar aku mau cepat menemuinya."

"Hahaha dasar ada-ada saja,"

Akhirnya mereka semua pulang menuju ke rumah masing-masing, tidak ada rasa hati yang mengganjal. Saat kutukan hilang hidup mereka sangat ringan, tidak ada beban. Mereka sangat bersyukur sekali karena pernah mendapatkan kejadian yang orang lain tidak akan pernah merasakan.

Kutukan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang