Vito pun mulai menggali tanah untuk menguburkan bangkai kucing hitam itu, dan Daniel membereskan pecahan gelas, lalu mengepel darah kucing yang ada di sana.

"Ini sudah cukup, ayo kita kuburkan saja."

"Iya jangan lupa baca doa Vito."

"Iya siap."

Akhirnya mereka sudah selesai, dan merekapun langsung saja melanjutkan rencananya untuk makan malam yang terlewatkan tadi gara-gara harus membereskan masalah kucing.

"Kok rasanya mau nguburin kucing aja ada rasa takut gimana gitu," ucap Vito.

"Heem sama kok, bukan kamu aja."

"Ah kalian penakut,"

"Yang jadiin aku takut ialah, di mana asal kucing itu dan mengapa kajadiannya sangat aneh."

"Eh sebentar deh sepertinya kucing itu nyelamatin Daniel dari bahaya deh, soalnya kenapa bisa dengan cepat Daniel bisa sembuh padahal Daniel kondisinya sangat buruk."

"Aku tidak tahu, dan jikapun itu benar kucing menyelamatakn hidup aku. Aku sangat berterimakasih dan aku akan menyayangi kucing, karena memang iya kucing itu hewan peliharaan yang menggemaskan aku memang suka."

"Baik baguslah, jika kalian sudah selesai makan langsung tidur yah."

"Iya, besok pagi aku mau melihat bisnis ayah aku yang ada di sini. Kamu mau ikut Viona?"

"Jika kamu tidak keberaran aku mau ikut."

"Haha baiklah sekarang langsung tidur yah, kamu mau ikut atau sendirian di sini?" tanya Vito kepada Daniel.

"Gak tahu sih, lihat besok aja."

"Terserah,"

"Oke aku pulang, bye. Good night."

"Hati-hati, good night to."

Vionapun pulang kembali ke rumahnya, dan dia pun langsung pergi ke kamarnya untuk tidur. Sebelum tidur Viona ke kamar mandi dulu mencuci muka dan gosok gigi, setelah itu tidur dengan tenang dan nyenyak.

Pagi sudah tiba, Viona langsung saja pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan ia pun sudah selesai langsung saja memakai baju. Kemudian dia pergi ke dapur untuk memasak hari ini dia sangat merindukan masakan yang selalu di buat ibunya, ia memasak nasi goreng.

"Pagi ayah, aku masak ini. Sebelum ayah pergi ke kantor ayo makan sarapan dulu."

"Makasih ya, anak ayah sudah cantik, pintar masak pula."

"Haha nggak ayah, biasa aja."

Merekapun sudah selesai dengan sarapannya, Vionapun langsung saja meninta izin keayahnya.

"Ayah aku minta izin untuk pergi bersama Vito, boleh kan?"

"Ha ha ha, iya boleh sekarang anak ayah sudah mulai dewasa yah. Hati-hati, awas ya."

"Iya aku hati-hati, terimakasih ayah."

"Iya sama-sama, ayah pergi dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,"

Ayahnya Vionapun sudah pergi bekerja, Viona langsung saja membereskan bekas tadi. Setelah itu Viona pergi ke rumah Daniel untuk memberikan makanan, karena Viona sudah tahu jika Daniel dan Vito belum makan.

"Assalamualaikum, Daniel?"

"Waalaikumsalam,"

"Ada siapa Vit?" tanya Daniel.

"Biasa, ini."

"Aku Viona Daniel, ayo makan sarapan pagi."

"Wuih mantapss sekali, haha."

"Gimana gak mantap coba, gaperlu masak. Gak perlu ke pasar udah siap saji ini, terimakasih ya Vion."

"Wah, haha sama-sama. Kalian makan yah, aku udah makan kok tadi sama ayah aku."

"Iya siap,"

"Eh sekarang kamu jadikan ikut sama aku?"

"Iyah aku ikut, sekarang bagaimana Daniel keputusannya kamu mau ikut gak?"

"Keputusannya, aku gak ikut ah."

"Lah kenapa Daniel? Ikut aja ayo." ajak Vito.

"Iya Daniel biar rame-rame ayo ikut aja." ajak Viona.

"Gak lebih baik aku diam saja di rumah, main PS."

"Serah kamu deh, yang penting aku udah ajak kamu."

Akhirnya setelah selesai makan Vito dan Viona pamit pergi kepada Daniel. Dan Daniel hanya diam saja di rumah, sesekali dia pergi ke dapur karena Daniel merasakan hal yang tidak enak. Saat Daniel melihat-lihat ke dapur ada suara kucing. Saat Daniel lihat ternyata tidak ada hanya ada suara saja, dengan begitu Daniel terus saja mencari di mana titik suaranya itu.

Saat melihat keluar ternyata ada galian tanah, dan galian itu ternyata bekas semalam Vito menguburkan kucing hitam itu. Saat Daniel mendengar ternyata suaranya benar ada di dalam tanah, dengan cepat Daniel menelepon Vito.

"Vito cepat kamu pulang ke rumah!"

"Hah, kenapa? Baik."

5 menit kemudian Vito sampai di rumah Daniel, dengan begitu Vito terkejut saat Daniel berusaha menggali kuburan kucing hitam tersebut.

"Eh Daniel kamu kenapa kuburan itu di gali?"

"Cepat ke sini, kamu tidak dengar apa? Di sini ada suara anak kucing."

"Hah? Ayo Viona kita lihat."

Daniel dan Vito langsung saja menggali kuburannya, dan ternyata benar itu kucing itu masih hidup padahal dari semalam sudah mereka kuburkan.

"Eh ini benar kucing yang semalam kita kubur, kok ajaib yah bisa hidup."

"Ah sudah ini mukzijat patut kita sukuri, kucing ini akan aku bawa nanti ke Indonesia."

"Eh padahal aku urus saja Daniel,"

"Gak Viona, aku akan rawat dia nanti di rumah."

"Hm baiklah,"

"Sekarang kita mandikan kucing ini?"

"Gak, kalian mau pergikan? Aku ikut, dan nanti aku turun di rumah sakit hewan, kalian jemput aku oke?"

"Baiklah."

Mereka bertigapun pergi Daniel sambil menggendong kucing hitamnya, lalu Daniel turun berniat untuk memeriksa kucingnya itu.

"Dok semalam kucing ini mati, dan saat tadi aku mendengar suara meongan kucing saat aku cek ternyata dari dalam tanah lalu aku gali eh ternyata benar ini kucing."

"Apakah pas semalam kalian memastikan sudah benar jika kucing ini meninggal?"

"Benar sekali! Lihat di bagian perutnya ada luka tusukan itu karena tusukan gelas yang pecah lalu mengenai perutnya."

"Iyah benar kita periska dulu, dan sepertinya kucing ini harus di rawat, kamu bisa tunggu di luar." ucap asisten dokter yang menerjemaahkan bahasanya karena mereka sudah tahu jika wajah Daniel bukan orang sini.

Kutukan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang