HOW WE MET

238 25 6
                                    

"Apa kamu yakin dengan pilihanmu?"

"Iya aku yakin memangnya kenapa? Aku tidak yakin kalau kamu mampu menjalaninya."

Aku lelah dengan orang-orang yang ada di rumah, Ibuku dan Ayah tiri bahkan kakak tiri ku selalu menyepelekan ku.

"Kenapa Ibu tidak percaya denganku?"

"Ibu hanya khawatir denganmu nak."

"Bedakan dengan khawatir dan mengekang, Ibu selalu melarang ku bahkan pergi bersama dengan teman-temanku saja tidak boleh."

Ibuku hanya terdiam saja, sedangkan Ayah tiri melihatku dengan tatapan sinis dan kesal karena aku menjawab dan menentang pernyataan Ibu.

"Aku ini sudah besar, bahkan aku juga sudah lulus kuliah teman-temanku saja yang lain sudah mempunyai tempat tinggal sendiri dan punya kehidupan sendiri, tapi kenapa aku selalu di kekang? Semua hal yang aku kerjakan sepertinya tidak ada yang benar dimata kalian berdua."

"HENTIKAN RACHEL, KAU TIDAK TAHU BETAPA TERTEKANNYA IBU MU INI MENDIDIK DIRIMU, IBUMU MELAKUKAN ITU SEMUA JUGA KARENA SAYANG" Bentak Ayah tiri.

Berani-beraninya dia membentak ku? Ayahku saja tidak pernah membentak ku tapi dia berani sekali membentak ku tanpa melihat kejadian dan melihat sudut pandang ku.

"Apakah kalian berdua peduli dengan ku? Kalian terlalu fokus dengan Kakak tiri sedangkan aku di kekang terus dengan dalih sayang."

"Lalu mau mu apa nak?" Kata Ibu ku dengan lirih.

"Sudahlah sayang kau tidak perlu bertanya apa maunya dia, kau malah memberikan kebebasan yang akan membuat dia makin tidak bertanggungjawab."

Aku bingung dengan apa yang Ayah tiri ku bicarakan akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kamar saja, tempat dimana aku bisa mengekspresikan diri.

Tidak ada orang yang bisa memahami ku, semenjak Ibu menikah lagi sikapnya mulai berubah bahkan perhatiannya juga berubah. Aku sendiri tidak keberatan jika dia menikah kembali tapi kenapa aku selalu yang kena imbasnya?

Sudah terbiasa dengan situasi seperti ini dan menangis bukan jalan keluar yang tepat kadang aku memilih untuk membaca buku kesukaan ku seperti The Hobbit dan Lord of The Ring.

Terkadang aku mendambakan sosok Raja Thranduil yang sangat mencintai istrinya, walaupun aku tahu pada akhirnya istrinya meninggal setelah melahirkan Legolas.

Kali ini aku membaca buku kesukaan ku yaitu The Hobbit. Walaupun aku sendiri sudah paham dan hafal dengan alur ceritanya tapi tetap saja seru.

"Ngantuk banget sih, kayaknya gara-gara bertengkar tadi jadi energi ku terkuras semua."

Akhirnya aku tertidur, karena merasa sangat capek dan lemas sekali. Aku ingin mengakhiri hari ini dengan cepat melalui tidur.
.
.
Tapi kenapa aku merasakan angin sejuk yang berhembus, dan suara burung yang begitu nyata seperti berada di tengah hutan.

"Dimana aku? Kenapa aku ada disini? Siapa yang menculik ku?"

"Lebih baik aku melihat situasi, siapa tahu ada jalan keluar."

Aku bangun dari tempat tersebut dan mulai berjalan menelusuri hutan. Pandanganku langsung tertuju dengan pohon besar yang berada di tengah danau.

Pohon itu sangat besar terdapat lubang seperti goa di tengahnya dan ada batu-batu kecil yang mengarah ke dalam gua tersebut.

Karena penasaran aku memberanikan diri untuk menuju kesana.

Belum masuk kedalam gua tersebut keluarlah seekor kijang putih dengan tanduk besar dan lebar, aku sangat takjub dengan hewan ini.

THE LOST SOULS QUEEN OF MIRKWOOD | LOTR FAN FICTION Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt