"Apa yang kau lakukan?!" pekik Sakura.

"Mandi."

Sakura mendengus tak percaya. "Aku juga tau itu. Tapi tidak bisakah kau menunggu nanti?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Memangnya tidak boleh?"

"Tidak!"

Gaara tak mampu lai menahan sensasi menggelitik di perutnya. Tawa pemuda itu menyembur begitu saja, mengabaikan wajah wanitanya yang kini tengah memerah sempurna hingga ke telinga.

"Kenapa kau malu-malu begitu, Sakura? Bukankah aku sudah melihat seluruh tubuhmu kemarin?"

Sial.

Sakura tak mampu berkata-kata akibatnya. 

"G-Gaara-kun, kumohon."

"Hm?"

Sakura sungguh tak berkutik saat ini. Rasa malu seolah menginvansi jiwa dan raganya secara besar-besaran. Sungguh, walau nyatanya ia telah melakukan hal yang lebih memalukan dari ini kemarin- walau sebenarnya hal itu tidaklah memalukan, entah mengapa Sakura tidak bisa melupakan apa yang baru saja terjadi. Demi apapun yang ada di dunia ini, Sakura tidak tau bagaimana bisa dirinya menjadi seperti ini. Namun ketika mengingat momen dimana kedua tubuh itu menyatu, Sakura tak tau harus bersikap seperti apa di depan suaminya.

Apa ini karena kali pertama untuknya? Makanya ia merasa... Canggung.

"Sakura?"

Wanita itu tak menyahut, membuat seulas senyum menghiasi wajah pria itu.

"Hei." 

Gaara meraih salah satu tangan Sakura. Wanita itu tersentak kecil. Namun kala tangan besar sang suami menggeggam erat miliknya, rasanya sekelibat rasa nyaman merasuki hati. Sakura mendongak, menatap wajah sang suami yang kini tengah melayangkan tatapan teduh serta senyum yang menenangkan hati.

"Tidak perlu malu begitu. Semua baik-baik saja."

Sakura tertegun sejenak. Entah mengapa ia justru ingin menangis jika melihat Gaara seperti ini.

"Tapi-"

"Itu wajar, karena ini adalah peengalaman pertamamu, kan?"

Sakura menganggukkan kepalanya, tak mampu bersuara untuk menjawab pertanyaan Gaara.

"Tidak apa-apa. Kau sudah melakukan yang terbaik."

"Tapi, a-aku tidak melakukan apapun..."

Pria itu mendengus geli. Dalam satu tarikan, ia membawa tubuh ramping sang istri untuk duduk di atas pangkuannya. Sakura memekik tertahan. Ia terkejut kala mendapati tubuhnya berada dalam jarak begitu dekat dengan snag suami. Sakura terpaku, tak bisa lagi mengelak jika sudah berada dalam posisi ini.

"Terima kasih," bisik Gaara tepat di telinganya.

"Terima kasih karena telah menjadikanku yang pertama."

Napas Sakura sontak memburu ketika Gaara dengan sengaja menghembuskan napas hangatnya di sana. Wanita itu menunduk, menyandarkan kepalanya di atas bahu tegap sang suami.

Sakura kembali mengangguk. Hingga ketika ia merasakan sentuhan familiar di tengkuk hingga leher sisi kanannya, Sakura meloloskan satu lenguhan yang tak mampu ia tahan. Wanita itu memeluk erat tubuh prianya, seolah memberikan persetujuan pada Gaara untuk melakukan lebih dari ini.

Air yang meluber dari dalam bath up pun tak dipedulikan oleh keduanya. Gaara begitu fokus untuk membubuhkan tanda kembali di permukaan kulit sang istri. Sementara Sakura? Ia terus bersuara yang akan mengiringi kegiatan mereka hingga berakhir. Saat Sakura tak mampu menahan gejolak aneh dalam dirinya, ia mengurai pelukan mereka lalu meraih tengkuk Gaara, membawa bibir sang suami untuk bertemu sapa dengan miliknya.

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now