Unterschied 14. [Akhir dari keputusan]

47 7 0
                                    


1607 words!

Play song ; Hati-hati di jalan - Tulus

🌙 Hpy rding...

Masih terbilang pagi saat Chandra berpamitan pada keluarga Shella sekalian meminta ijin untuk membawa Shella menemaninya jalan-jalan di sekitaran Bandung. Yang tentunya mendapat ijin langsung dari Ayah. Tidak lupa juga ber terimakasih karna sudah mau menampungnya.

Tapi sebelum pergi Aleen dengan muka bantalnya sempat meminta foto pada Chandra, dan bilang pada pria itu kalau dia salah satu fansnya dari bandnya Sagitarius terkhususnya Chandra. Shella takut saja jika anak itu masih ngigo.

Chandra sempat ditawari untuk sarapan lebih dulu tapi di tolak halus dengan alasan.

"Saya sama Shella sekalian cari sarapan di luar aja, Pak"

Menggunakan kendaraan beroda empat alias mobil Chandra keduanya sepakat menuju tempat wisata yang lagi marak dikunjungi anak muda di kawasan dago. Tadinya Shella menyarankan untuk ke lembang saja tapi keadaan masih terbilang cukup pagi. Sedingin apa nanti di sana.

"Sarapan dimana enaknya?" Tanya Chandra sembari melongokan kepalanya mencari tempat sarapan yang cocok.

"Soto enak sih. Soto aja gimana?" Shella yang meminta persetujuan dari Chandra. Cowok itu mengangguk saja. Bandung pagi ini dingin banget jadi keduanya butuh yang anget-anget.

Sampai mereka terdampar di salah satu tenda yang menjual berbagai soto. Keadaanya cukup ramai. Chandra memesan 2 soto plus nasi dan teh es manis di tambah bajigur hangat.

Sedang asik menikmati sarapan ponsel Chandra berdering menandakan sebuah panggilan telfon. Yang langsung diangkat cowok itu.

"Hahaha sori-sori gue buru-buru abisnya"
"Di Bandung"
"Maen dulu sumpek di Jakarta terus"
"Hn.. doain aja. Ajak si Sian gih biasanya seringan free dia"
"Sip"

__pip

"Kaka udah bilang keluarga Kaka kalau Kaka lagi ada di Bandung?"

Chandra menyuapkan sotonya sebelum menyahut. "Ngapain? Gue udah gede lagian gak diharuskan dikit-dikit laporan"

"Yeuh. Kalau orang tua Kaka khawatir gimana?"

"Chat atau gak telfon juga kelar. Kayanya nyokap seringan nyuruh gue ke gereja dari pada nanya gue lagi dimana"

"Anak cowok beda ya sama anak cewek" Gumam Shella.

"Gimana?" Kedua alisnya bertautan.

"Cowok itu jarang aja gitu di khawatirin banget enggak kaya cewek. Ilang dikit aja langsung di cariin"

"Hm-em. Tingkat khawatir orang kan beda-beda. Nah orang tua gue tipe orang yang tingkat ke khawatirannya biasa aja. Mungkin mikirnya Cowok bisa jaga diri sementara cewek kan harusnya dijagain. Gitu kali"

"Iya kali"

"Mau gak gue jagain?"

Shella mendengus. "Hilih. Kaka anak tunggal?"

"Gue bungsu. Kaka gue cewek udah nikah tapi"

"Hn... sama dong"

"Jodoh gak nih?" Chandra dengan wajah isengnya.

Muncul deh tuh muka galaknya. "Gak bisa"

"Susah ya?"

"Dah jangan bahas. Soto aku udah abis. Abis ini kita kemana?"

"Jalan-jalan aja liat orang-orang ngapain ke"

Shella mengangguk semudian lanjut makan.

"Shel" Panggil Chandra.

Únterschied ✔ [Complited]Where stories live. Discover now