00| Prolog

8 1 0
                                        

Sebelum baca alangkah baiknya Follow akun ku dulu ya Bestie.
Jangan lupa vote dan komennya

°
°
°
°

Terlihat seorang gadis tengah terduduk sambil memeluk lututnya dibalik pintu yang tertutup rapat. Gadis itu meneteskan air mata namun tanpa suara. Bahkan isak tangisnya pun taka ada.
Kepala yang awalnya ia sembunyikan diantara lututnya kini mulai terangkat. Gadis itu mulai menyekah air mata yang sedari tadi menetes dari pelupuk matanya.

"Nara... lo nggak boleh cengeng gini. Masa baru gini aja nangis?" ujar gadis itu menguatkan dirinya sendiri.

Gadis itu mulai bangkit dari duduknya. Menghampiri barang-barang yang tak tertata didepannya. Bukan hanya tak tertata, barang-barang itu pun sangat berdebu.

"Gudang ini sangat tidak terawat"gumam Nara.

Tiba-tiba ia menyandung sebuah koper. Anehnya itu satu-satunya koper di gudang ini. Isinya membuat Nara penasaran. Ia pun membuka koper tersebut dan ternyata koper tersebut berisi pakaian anak laki-laki berusia 2 tahun. Nara mengambil salah satu pakaian tersebut.

Nara tersenyum "Ini pasti pakaian masa kecilnya Damar"

"Lucu-lucu banget" sambungnya masih dengan senyum indah miliknya.

Krieekk...

Suara pintu terbuka itu mengejutkan Nara hingga ia refleks berdiri dan berbalik badan. Di balik pintu yang terbuka itu sudah berdiri seorang wanita paruh baya. Ia memandang Nara dengan tatapan yang sangat tajam. Sampai ia melihat Nara sedang memegang sebuah baju. Ia pun langsung menghampiri Nara dengan wajah penuh amarah. Wanita itu langsung merampas baju tersebut dengan kasar.

"Kamu dapat baju ini dari mana?" tanya wanita itu dengan nada marah.

"Dari koper itu mah"

Wanita itu adalah Maya mamanya Nara. Ia memang memiliki sifat keras terutama pada Nara. Hanya karena ia ingin menjaga perasaan suami serta menjaga pernikahannya ia tegah menganaktirikan anak kandungnya sendiri.
Dengan tergesah-gesah wanita itu Kembali memasukkan baju tersebut kedalam koper lalu menutupnya rapat-rapat.

"Jangan pernah kamu sentuh koper itu lagi" peringat mama Maya penuh penekanan.


Wah wah wah.... Itu sebenarnya baju siapa sih? Kalau hanya baju masa kecilnya Damar nggak mungkin reaksi mama sampai begitu.


Narasi AksaraWhere stories live. Discover now