12. HE CAME BACK

636 24 17
                                    

Djenar

"It seems like my bitch isn't bitchy anymoooore" seru Moonlight sambil memandang ke sembarang arah, tapi aku yakin dengan sangat kalimat itu ditujukan ke aku.

Dia juga melontarkan bermacam kalimat sarkas lain. Orang-orang di gathering itu mungkin tidak tahu kalo yang dimaksud Moonlight di kalimat-kalimat sarkasnya adalah aku. Tapi aku tau betul kalo itu semua ditujukan ke aku. Apa tadi dia bilang? Aku harus dihukum berat? Dih yang bener aja.. dahlah aku kayaknya ngga bakal bisa satu atmosphere di sini. Se-enggaknya nggak pada saat lagi banyak orang gini.. beda cerita kalo ini cuman aku sama dia.

"Aku pamit duluan ya" akhirnya kalimat itu yang meluncur dari mulutku. I thought Moonlight bakal tersenyum penuh kemenangan, tapi ternyata dia mengejarku keluar café. Dia berhasil menggenggam pergelangan tanganku di parkiran.

"Gini cara lu selesaiin masalah? Jadi apa yang selama ini gue train ke lu ngga ada gunanya? Ngga ada yang lu pake?" cerca Moonlight saat berhasil menangkap tanganku.

"Lepas!! masalah kita sudah selesai, gue bilang lepas!" Aku mencoba menggunakan tanganku yang lain untuk membuka cengkeraman tangannya.

"Sejak kapan kita selesai? Sejak kapan gue lepasin lu? Even kontrak kita aja belum beres waktu itu, remember?"

"LU HARUSNYA PAHAM KALO DI D/S WAJIB CONSENT KEDUA BELAH PIHAK, DAN GUE UDAH GA BISA BARENG LU LAGI!!" aku mulai berteriak

PLAAKKKK! Sebuah tamparan dari tangan kirinya tapi terasa panas banget di pipi kananku. Aku mendengar teriakan Olive bersamaan dengan tamparan Moonlight namun aku tidak berpikir untuk menoleh ke arahnya. Aku sontak menunduk dan mulai berair mata. Sakit fisik, sakit hati, semua rasa sedang membuncah di hati dan kepalaku saat ini.

"kneel!"

Aku tak bergeming.

"kneel then think deeply! Sebelum lu sign kontrak kita, gue udah kasih lu waktu buat mikir dan lu SE-TU-JU that's why lu sign kontrak tersebut, kan? Sekarang kasih tau gue bagian mana ngga consent-nya gue?!" am I hipnotized by those words? Jujur otakku mengamini apa yang dia katakan. Apa yang dia katakan memang benar, kata hati dan kepalaku. So there I kneel. Namun baru saja beberapa detik aku bersimpuh, tiba-tiba 'BUAGGG!!!!'

Seseorang menghantamkan tinju ke arah muka Moonlight hingga cengkeraman tangannya di tanganku terlepas karena dia terhuyung ke belakang. It was mas Gusti yang mukul Moonlight.

"Aku nggak peduli apa hubungan kalian tapi bukan seperti itu caranya memperlakukan perempuan!!!" teriak mas Gusti.

"Bide!!!" tiba-tiba kulihat Olive memeluk Gusti dan berusaha menjauhkan dia dari Moonlight.

Sontak Moonlight langsung mengejar untuk berusaha membalas. Tangannya sudah mengepal dan mengarah ke mas Gusti yang sedang berusaha dijauhkan oleh Olive. Hampir saja terjadi adu pukul andai saja mas Raja tak segera muncul dan menahan tangan Moonlight dan memaksanya untuk mundur.

"Lu ngga tau apa cerita di balik semua ini dan luuuu, Bide, NGGA seharusnya ikut campur urusan gue sama sub gue" jawab Moonlight sambil mengacungkan telunjuknya ke arah mas Gusti kemudian mengelap tepi bibirnya yang mungkin dia rasa berdarah.

"Tapi nggak kaya gitu caranya njing!!!, Lu laki bukan?!!!" sepertinya mas Gusti pun ikut tersulut emosinya.

"Stoppp! Udah. Jangan lupa aku juga terlibat di sini, jadi plis libatin aku dalam ngambil keputusan dan aku mutusin please... please... I need sometime to think about this all" kataku sambil mulai berdiri dan mulai mencoba berpikir jernih. Otakku sudah sangat buntu kali ini.

"Udah-udah, nggak usah kaya anak kecil, bikin malu aja" bang Raja mencoba melerai.

"Tapi bang, ur.."

BEGGINGWhere stories live. Discover now