Kosong.

Ya, Fio merasa kosong. Berada di tempat itu dengan suasana yang menenangkan tak bisa membuat Fio tenang dan juga senang. Dia merasa sangat kosong.

Merasa kosong tanpa kehadiran seseorang untuk saat ini. Tak ada teman disini apalagi saudara. Kalau boleh jujur, Fio ingin sekali mempunyai saudara, terutama adik perempuan. Dengan begitu Fio pasti merasa sangat senang karena setiap hari bisa bercanda gurau dengannya.

Drrt!! Drrttt!!

Ponselnya bergetar, Fio langsung mengambilnya. Menghela napas sebentar sebelum dia menerima video call tersebut.

"Hai Fio, how are you? Lagi apa lo, Fi?" sapa seorang gadis yang muncul di layar ponsel miliknya yang berlogo Apple.

Fio menyengir lebar memperlihatkan kedua lesung pipitnya.

"Hai too, Phia. I am fine. Nggak lagi ngapa-ngapain. Cuma duduk manis aja sambil lihat matahari pagi."

"Gue kangen sama lo, Fi. Sumpah!" pekik Phia, sahabat dekatnya Fio.

"Gue susul elo ke sana deh. Udah kangen berat ini."

Fio tersenyum geli melihat raut wajahnya Phia. "Lebay lo. Baru pisah sehari. Besok juga kita ketemu."

"Gue tuh every time I realy miss you, tahu nggak. Emang lo nggak kangen gue?"

"Ya jelas," sahut Fio heboh. "Enggak!"

"Heh! Jahat ya lo sama bestie sendiri."

"Dih, ngakunya bestie. Lo pergi ke Korea aja gue nggak diajak," sindir Fio kesal teringat dengan liburan semester kemarin saat Phia berlibur ke Korea Selatan tanpa mengajaknya.

"Sorry deh. Itu tuh karena kerjaan papa gue yang dadakan banget. Jadi nggak sempet ajak lo. Gue aja nggak pake perisapan. Langsung diajak ke bandara. Waktu gue bangun tahu-tahu udah sampai di Korea."

"Apa muka Saya terlihat peduli?" ujar Fio pura-pura ngambek.

Tentu saja Phia dibuat ketar-ketir. Pasalnya, mereka berdua merupakan sahabat dekat yang selalu ada disegala situasi. Bahkan mereka tak mempunyai teman dekat selain ya mereka berdua itu.

Melihat raut wajahnya Phia yang terlihat panik membuat Fio merasa senang. Rasa kesepiannya sedikit terobati dengan kehadirannya Phia. Fio bersyukur dirinya bisa dipertemukan dengan seorang teman bernama Phia.

"Ya udah deh gini aja. Sebagai tanda permintaan maaf dari gue, gue bakal nyusul elo ke sana terus nanti kita hang out. Gimana? Deal?"

Tentu saja Fio kaget mendengar perkataannya temannya. "Gila ya lo! Nggak, nggak deal gue. Udah nggak usah. Sampai lo berani ke sini. Gue nggak mau ketemu lagi sama lo sampai tahun depan!"

"Eh jangan gitulah. Gue tetep bakal nyusul---"

"Oke deal. Gue nggak mau ketemu sama lo---"

"Okey, okey. Gue nggak akan nyusul lo. Puas lo!"

Seketika senyum lebar tercetak di bibirnya Fio. "Puas banget hahaha...."

CelaWhere stories live. Discover now