6. Yollanda Amelia

Beginne am Anfang
                                    

Pertanyaan Araya sontak membuat Zayn terdiam. Kenapa Araya yang sekarang terlihat sangat berbeda?

Araya berdiri lalu meletakkan selembar uang berwarna biru di atas meja.

"Gak usah berpikiran terlalu jauh, gue cuma mau nepatin ucapan gue tadi malam sama lo."

Setelah mengucapkan perkataannya barusan, Araya berniat akan pergi. Namun sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya. Ia berbalik, tetapi saat berbalik ia disiram oleh orang yang mencekalnya.

"Yolla!" gertak Zayn tidak percaya terhadap perlakuan gadis yang bernama Yolla.

Semua orang membelalak melihat keberanian Yolla yang menyiram Araya dengan air minum. Siapapun pasti tau, jika ada yang berani mengganggu ketenangan seorang Araya Loovany, pasti langsung mendapatkan balasan dari gadis itu.

"Yoll, kamu apa-apaan, sih?" tanya Kiran tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Dia udah kelewatan, Ran!"

"Yolla, minta maaf sama Araya."

"Enggak! Gue gak salah nyiram dia pake air, cewe gatel kek dia pantes buat dapetin hal itu," ucap Yolla emosi.

Sedangkan Araya hanya diam, gadis itu terlihat menyeka air yang mengenai wajahnya.

"Lo gak punya harga diri apa gimana? Setelah lo berusaha rebut Alaskar dari Kiran. Sekarang lo mau rebut Zayn dari gue juga?"

"Hobi banget rebut cowok orang, gak laku?!"

"YOLLA!" gertak Zayn. Karena gadis itu sudah sangat kelewatan.

"Apa? Lo mau belain dia? Si Alaskar aja gak mau sama cewek macam dia, kenapa lo belain nih cewek gatel?!" ujar Yolla semakin emosi.

"Yolla! Kamu udah keterlaluan sama Araya."

"Kiran, hati lo terbuat dari apa, sih? Dia selalu buli lo, jahatin lo, dan berusaha rebut Alaskar dari lo! Kenapa lo masih baik sama dia?!"

"Hati dia terbuat dari baja, kali," saut Araya dengan santainya.

Mereka langsung diam saat mendengar suara Araya yang terkesan tidak ada emosi sama sekali. Jelas-jelas kini semua mata mengarah ke mereka, termasuk anak Ravloska.

"Wah, bakalan seru nih," ujar Garvan bersemangat.

"Bentar lagi bakalan ada acara jambak-jambakan kayaknya," saut Zeyn.

Sedangkan Alaskar, Arthur, Darren, dan Bayu yang merupakan sahabat Darren, hanya mengamati kejadian yang sedang berlangsung.

"Yollanda Amelia," ucap Araya membaca papan nama baju gadis di depannya.

"Nama lo cantik, tapi engga sama mulutnya."

Araya bisa melihat Yolla yang tengah menahan amarahnya. Tangan kanannya meraih segelas minuman yang tadi dipesannya. Hal itu sontak membuat Yolla mundur.

"Eh, kok mundur? Takut disiram balik, ya?" tanya Araya dengan nada meremehkan.

Araya meminumnya hingga habis tak tersisa. Ia menatap Yolla dengan tatapan mengintimidasi sembari menampilkan senyuman smirknya.

"Gue beli nih minuman pake duit, gak mungkin gue siram ke lo gitu aja. Sayang banget soalnya, nyari duit itu susah. Walaupun gue orang kaya, sih."

"Berbicara tentang harga diri ... emangnya lo lebih baik dari gue?"

"Dan, setau gue Zayn itu bukan pacar ataupun mantan lo. Benar, kan?"

Yolla terlihat terkejut mendengar penuturan Araya. Bahkan bukan hanya gadis itu yang terkejut, tapi semuanya yang ada di sana. Pasalnya, selama ini semua orang mengira kalau Yolla adalah pacarnya Zayn karena selalu berduaan terus.

"Lo sama kaya gue, Yoll. Jadi, gue rasa semua ucapan lo berlaku buat diri lo juga."

"Lo tau apa tentang gue, hah?" tanya Yolla memberanikan dirinya.

Araya memperdekat jarak diantara mereka. Ia mendekatkan kepalanya ke telinga Yolla.

"Gue tau semuanya yang gak orang lain tau, Yollanda Amelia," bisik Araya sambil menjauhkan kepalanya dari telinga gadis itu.

Yolla langsung mematung mendengar bisikan Araya barusan. Araya melirik Kiran yang sedang terdiam sembari menunduk tidak berani menatap dirinya.

"Dan buat lo, Kirania Adeline."

Merasa namanya disebut, Kiran memberanikan untuk menatap lawan bicaranya.

"K-kenapa Araya?" tanya Kiran takut.

Araya menatap Kiran lama, membuat gadis itu kembali menunduk.

"Anjir, si Aya mau apain Ayang Kiran?" tanya Garvan.

"Paling kaya biasanya," saut Arthur.

"Wah, gak bisa dibiarin, nih," balas Zeyn yang sudah akan menghampiri mereka, namun ditahan oleh Darren.

"Gak usah ikut campur."

Zeyn pun mengurungkan niatnya, dan kembali memperhatikan Araya. Sedangkan Zayn hanya diam, tidak berani ikut campur, karena menurutnya ini bukan urusannya.

Araya memandang Kiran dari atas sampai bawah, dan lalu pergi begitu saja dari area kantin. Membuat mereka semua melongo.

Mereka pikir Araya akan membulli Kiran seperti biasanya. Dan mereka sudah mengira saat Yolla menyiramnya dengan air minum, gadis itu akan mengamuk. Namun kini semuanya berbeda, bahkan Araya tampak lain dari biasanya.

"Heh, anjir! Gak terjadi apa-apa?"

"Cuma gitu doang?"

Dua curut, Garvan dan Zeyn, merasa kurang puas dengan kejadian barusan. Bukannya mereka ingin melihat Kiran dibuli, tetapi ini tidak seperti biasanya.

"Adek lo gak kaya biasanya," celetuk Bayu.

Tanpa menghiraukan perkataan temannya, Darren langsung meninggalkan area kantin begitu saja.

"Dia benar-benar berubah," batin sang ketua Ravloska.

-batas suci-

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt