3. Latar belakang seorang Ginda.

27 20 49
                                    

Jangan lupa bahagia.

❤❤❤

Ginda merapikan semua dagangannya. Menata Rapih semua Buah-buah kelapa dan minuman pendukung lain yang beberapa bulan ini ia tekuni menjalani kesehariannya. Ginda Adalah gadis yang selalu di tuntut sempurna oleh keduanya. Semenjak Beasiswa nya dicabut, Harapan untuk bisa kuliah lagi harus Dirinya tahan sampai tahun depan atau bahkan dua tahun lagi.

Karna bagaimana pun, Ia harus kembali menabung dari awal untuk membiayai dirinya. Nama baik nya sudah di blacklist dari semua kampus-kampus ternama di jakarta, Tidak ada yang bisa memberikan nya Jaminan beasiswa. Semua universitas menolak dirinya saat pendaftaraan. Alhasil dirinya terpaksa harus kembali ke kampung halaman, Mungkin hanya sedikit harapan yang masih tersisa untuknya, Entah akan ada kemungkinan Atau tidak Yang jelas Ginda masih berharap akan satu hal. Semua orang berhenti menganggap dirinya rendah.

"Nah, Pas banget gue bilang apa lo itu jodoh gue."Reyhan datang secara tiba-tiba, membuat Ginda menatap Reyhan tidak habis pikir.

"Gue emang biasa jualan disini asal lo tau."Sergah Ginda sangat emosi Dengan cowok di depannya.

"Ya udah gue bantuin elo ya, lo gak boleh nolak lagi."

"Mending lo pergi, gue bisa risih kalau sikap lo selalu maksa gue."Ginda menampilkan eskpresi serius tidak ingin tidak ingin di ganggu. Seorang Ginda sudah sangat capek tanpa lelaki di depan nya tahu.

"Jadi kalau gak di paksa enggak risih?"Ucapan Reyhan semakin membuat Ginda naik pitam.

"Mau lo apa?"Ginda terlihat Pasrah.

"Lo gue temenin jualan sampai selesai. Abis itu kita jalan."

"Lo gak bisa lihat gue ini siapa?"Ginda menampilkan wajah yang menyembunyikan Sorot sendunya. Dibalik itu semua Reyhan tersenyum santai. "Ya elo Ginda."

Ginda berdecih, Andai cowok di depannya tahu mengenai kasus dirinya yang sangat jelek dimuka awam Pasti Cowok di depannya itu tidak akan terlihat mengejar-ngejar dirinya, Dengan tarikan napas yang dalam. Ginda menatap kedua bola mata Reyhan dengan Serius, Mulutnya terbuka dengan ucapan pelan "Gue cuma kerja kaya gini seperti yang lo lihat, Dan gue mantan Ayam kampus yang dikeluarin."

Reyhan dibuat terdiam, Setelah memastikan respon Reyhan benar-benar terdiam senyum Ginda menukik keatas membentuk sebuah tarikan. Nyata nya semudah itu Ginda membuat oranglain membenci dirinya.

Ginda beralih melayani pembeli, Seperti cukup mudah untuk mengusir cowok yang hanya penasaran dengan dirinya, Ombak di tepi lautan menjadi saksi betapa terlukanya seorang Ginda, Hingga malam-malam yang selalu ia lewati sendirian Ginda Tak ingin ada oranglain yang campur tangan urusannya.

Sebuah teriakan terdengar sangat ketakutan. Mata Ginda terbuka lebar melihat seorang gadis nyaris terseret ombak, Tanpa berpikir panjang. Ginda berlari ketengah Lautan, orang-orang disana langsung tersadar melihat aksi Yang di lakukan Ginda. Sontak Aksi itu membuat orang-orang terkejut, Tak sedikit yang langsung mencari pertolongan. Ginda turun ke lautan, Bergerak lihai mencoba untuk tidak ikut panik. Walaupun sebenarnya dirinya sangat ketakutan tidak mampu menyelamatkannya.

Ginda menarik korban itu secepat kilat, Mengangkat tubuhnya yang nyaris tenggelam. Seseorang itu bergetar memeluk Ginda yang menolongnya, Ginda sedikit tercekat karna gadis itu sangat erat memeluknya membuat dirinya kesusahan bernapas. Ginda menariknya keatas, orang-orang disana langsung membantu menarik Korban itu, Namun saat tubuh gadis itu menuju tepi. Ombak nyaris melepas tubuh Ginda, Ginda gelapan. Orang-orang disana histeris ketakutan, Teriakannya kencang, tak mampu berkata-kata.

Reyhan menarik tangan Ginda begitu kuat. Dibantu dua orang laki-laki dewasa yang ikut menarik tubuhnya. Tubuh yang nyaris terbawa arus lautan itu sudah tak sadarkan diri di genggaman Reyhan. Reyhan menggendong Ginda, Membopong Tubuh Ginda yang seperti kaget akan hantaman Ombak. Reyhan sangat panik, Buru-buru ia menekan Dada Gadis itu dengan tangan Ginda yang dilipat ke depan.

"Pliss, lo cewek baik, gue yakin lo selamat."Reyhan begitu prustasi, Dua korban tenggelam itu sama-sama tak sadarkan diri.

Cewek disebelah Ginda langsung menerima Cpr Dari seorang penjaga Pantai yang berusaha menolongnya. Reyhan meneguk ludah, Mungkin Ginda juga harus menerima pertolongan pertama itu. Dengan cepat Reyhan memberikan napas buatan itu, Berulang kali sampai tubuh Ginda merespon. Reyhan prustasi "PANGGIL AMBULAN!"Reyhan berteriak marah kepada orang-orang.

Buru-buru Reyhan menggendong Ginda. Jika pertolongan pertama tak mampu membuat Ginda sadarkan diri, Reyhan langsung secepat kilat mencari rumah sakit. Reyhan menatap Ginda yang tengah dipasangi bantuan Oksigen, Para medis langsung menangani Ginda di ruang UGD. Reyhan menyugar rambutnya kebelakang, Mengusap Wajahnya yang prustasi Rasanya teramat parno jika nyawa gadis itu benar-benar tidak tertolong.

Reyhan begitu Di hantui Rasa cemas. "Lo kenapa baik banget sih jadi cewek."

"Bahkan lo gak mikirin diri lo sendiri."Reyhan langsung berdiri melihat Dua orang dokter keluar dari ruangannya, Dokter itu menyampaikan sesuatu kepada Reyhan.

"Ginda baru saja sadar, Tubuhnya berhasil merespon bantuan dari kami. Untungnya kamu tidak terlambat membawanya, Karna telat sedikit saja itu sangat Fatal untuk korban yang tenggelam."

Reyhan mengusap Syukur, Buru-buru dirinya menerobos masuk membelah kedua dokter ahli itu. "Sorry dok, Saya mau masuk sekarang."

Dokter itu tersenyum tipis melihat tingkah Reyhan. Reyhan sudah bergerak menemui Ginda, Tampak wajah Ginda pucat dengan baju basah yang belum sempat Diganti pakaiannya. Perawat itu menghalangi jalan Reyhan "Maaf, Belum bisa masuk. Kami harus mengganti pakaian korban."

Ginda menatap Reyhan, Reyhan tampak tersadar dan memilih mengalah kedua suster itu. cowok itu kembali keluar, Menatap tingkah Reyhan yang seperti itu Tiba-tiba sudut Bibir Ginda tertarik keatas. Tak mampu menyembunyikan senyumnya. Reyhan kembali Masuk setelah diijinkan.

Reyhan terduduk di sebelah Ginda "Sorry gue tadi lancang. Selama lo pingsan tadi gue ngasih lo napas buatan, Dan bukan cuma sekali."Reyhan takut-takut mengucapkannya.

Pasti setelah ini Respon Ginda akan semakin meledak-ledak seperti biasanya, Reyhan siap menerima apapun cacian darinya. Dirinya itu lebih takut kehilangan Ginda. yang tampak lemah seperti tadi.

"Terima kasih Li."

Mata Reyhan sontak membulat, Gadis itu tengah menatap nya dengan tersenyum. Reyhan memerjap, Dirinya tidak salah mendengarkan. Ginda baru saja menyebut namanya.

Respon Reyhan yang seperti orang kaget, Membuat Ginda merubah Raut ekspresinya "Kok kaget gitu?"

"Lo barusan bilang apa?"Reyhan butuh memastikan "Li? Jadi lo udah mau panggil nama gue."Reyhan tampak sangat berbinar.

"Nama lo Ali kan?"

Reyhan sangat antusias mengangguk "Jadi lo inget nama gue dari awal ketemu, Kalau gitu lo berarti gak secuek yang gue kira."

Ginda hanya menaikkan kedua alisnya.

"Gue ajak lo makan mau?"Tawar Reyhan, Ginda terdiam sebelum akhirnya mengangguk. Reyhan dibuat tersenyum merekah, benarkah semesta tengah berbaik hati kepadanya?Buru-buru ia membantu Ginda untuk turun dari tempat tidurnya.

Senyum dari wajah Reyhan tak tertahankan. Dia menatap Wajah Ginda dengan senyum malu-malu yang semakin terkesan lucu itu. Pipinya merona, Matanya Reyhan yang mengerling jahil membuat Ginda tak bisa menyembunyikan ekspresinya.

siapa sih yang tidak bisa luluh akan seorang Reyhan?

🍫🍫🍫

Nanti aku next, Kirim vote sebanyak-banyak ya! jangan pelit❤





BERPISAH ITU MUDAH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang