chapter 27

1.6K 197 3
                                    

Takemichi keluar dari toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takemichi keluar dari toilet. Ia tersenyum lembut menatap hakkai yang berada diluar.

"Ahh… takemicchi, kau sudah kembali?" Tanya hakkai dengan nada pelan.

"Yah… begitulah, seperti yang kamu lihat. Kecewa?" Tanya takemichi masih memasang senyumnya.

Hakkai terdiam mendengar pernyataan lawan bicaranya. Kemudian tersenyum kaku.

"Bicara apa kau, aku senang kau kembali. Kehidupanmu juga sudah kembali baik. Kisaki sudah hengkang dari sekolah. Kuharap kau nyaman untuk beraktivitas seperti biasa" balas hakkai.

"Terimakasih, maaf mengecewakan kalian semua dengan adanya aku kembali" ucap takemichi melewati hakkai begitu saja.

Hakkai cuma diam ditempat. Dirinya sendiri tak mampu untuk sekedar menyusul takemichi. Jika bisa dibilang, dia sedikit merasakan kekecewaan.

Jika dibandingkan takemichi yang tangguh, takemichi yang nyata yang selalu berada disisi mereka pasti kalah.

.
.
.

Aktivitas sekolah dilakukan seperti biasa. Takemichi kembali duduk di kursinya. Memperhatikan papan tulis dengan malas seperti biasa. Dan juga diperhatikan oleh teman-temannya seperti biasa.

Akkun dkk mungkin masih bersikap selayaknya mereka dulu, tapi chifuyu tidak.  Rasa rindunya pada takemichi sebelumnya masih tersimpan dibenaknya.

Bagaimana lucunya takemichi yang suka marah-marah dan terkadang merasa hebat. Berbanding terbalik dengan takemichi yang lemah dan selalu diam jika dirinya dilukai.

Sakit? Pastinya, perasaannya sangat sakit melihat perbedaan sikap teman-temannya itu. Tapi, itulah adanya.

Mereka tidak menyukai takemichi seadaanya. Sebelumnya juga begitu, mereka sendiri hanya memandang paras manis dan tubuh lentik dirinya. Tentu takemichi sadar.

Dengan nilai plus sikap takemichi dewasa yang sudah kembali kedunianya. Sudah pasti, teman-temannya makin jatuh cinta pada dirinya.

"Oi, chifuyu-kun. Kau melamun? Sensei sedang bertanya padamu tuh!" Celetuk akkun membuat chifuyu lantas berdiri dan menjawab soal yang diberikan guru muda di depan kelas.

.
.
.

Bel berdering menandakan jam istirahat tiba. Takemichi berjalan dengan lesu menuju lantai paling atas. Tepatnya atap.

Ia sengaja meninggalkan chifuyu yang tadinya ingin makan siang bersama dirinya.

"Sayang~ kenapa sendirian begitu? Mau kemana hmm?" Kazutora sudah berada di depannya.

"Tidak kemana-mana" balas takemichi membalas senyum kazutora.

"Hei, takemichi. Kamu kenapa?" Tanya kazutora lagi. Kali ini dengan nada menekan.

"Takemicchi, kubilang makan siang bersama tadi kan?" Suara chifuyu yang baru saja keluar kelas.

"Ada apa? Kazutora" tanya chifuyu menatap wajah serius kazutora menatap takemichi.

"Kenapa kamu murung, takemichi? Apa ada yang membuatmu sesak? Ada apa?" Tanya kazutora sekali lagi.

Baji yang baru datang juga penasaran. Dirinya juga menunggu jawaban dari takemichi.

"Kenapa? Hmm? Takemicchi sedang sedih? Kenapa tidak bilang aku?" Tanya chifuyu menenangkan.

Takemichi tertunduk, ia merasa dadanya tercekat. Sudah pasti semua pertanyaan dan simpati itu tidak diutarakan padanya.

"K-kalian tidak lupakan? Takemichi sudah kembali?" Tanya takemichi dengan suara parau. Air matanya yang ia tahan kini menetes di pipinya.

"Hmm? Takemichi? Ahh… maksudmu takemichi dewasa? Hahaha lalu kenapa? Kamu cemburu pada dirimu sendiri?" Tawa baji mengelus punggung takemichi pelan.

"Hei, takemicchi~ kamu sedih karena itu? Kamu pikir kami akan meninggalkan dirimu hanya karena takemichi dewasa sudah hilang? Yang benar saja. Kita ini kekasihkan? Apa kamu lupa janjiku padamu untuk menikahimu di masa depan?" Ucap chifuyu membuat kepalanya dipukul kuat kazutora dan baji.

"Sayang~ bukan berarti aku mencintaimu hanya karena sikapmu atau wajahmu. Kamu lupa ya? Meski kelemahanmu sangat besar, aku pernah berhutang padamu saat hampir diamuk masa? Kalau tidak salah karena mencuri sabun batang" pikir kazutora.

"Hahhh... Hahh... Takemichi!!! Aku benar-benar minta maaf atas kemarin!! Jujur, aku merasa sedikit kecewa takemichi sebelumnya pergi. Tapi, mau bagaimanapun. Kau tetap saja takemichi yang aku cintai!!" Hakkai datang sambil berlari.

"Kau tidak lupakan? Bagaimana kau meyakinkan kakakku yang kasar itu agar berhenti untuk melukai aku dan kak yuzuha? Tepat kejadiannya disini!! Di depan kelas ini!! Kau menggantikanku untuk di tampar oleh kak taiju!!" Teriak hakkai.

Takemichi terbelalak, ia sudah salah paham. Teman-temannya tidak meninggalkannya hanya karena dia lemah dan suka menangis.

"Takemichi, kalau pawangmu bosan padamu. Aku masih jatuh cinta padamu kok" ucap jantan akkun.

"Aku lebih dulu mengenalmu daripada mereka semua. Mau nikah adat apa?" Tanya takuya membuat semuanya memandang tajam padanya.

"A-ampun bang" ciut takuya.

Baji yang memang ada di depan takemichi di peluk kuat. Awalnya sih itu posisi kazutora. Tapi kazutora terpaksa pindah karena sedaritadi baji mendorongnya.

"Terimakasih teman-teman!! Aku pikir kalian aku membenciku jika aku kembali!" Tangis haru takemichi.

"Tenanglah, harusnya calon istri baji tidak berpikiran negatif seperti itu" senyum lebar baji.

"Woii!!! Baji!!! Seenaknya meluk-meluk pacarku!!" Protes mikey berlari kearah takemichi dan menariknya kedepannya.

"Takemicchi~ aku kangen sekali padamu~ ayo kita main kerumahku!" Ajak mikey mengelus-elus tubuh takemichi sensual.

"Hei, bagaimana kalau kita adakan pesta atas keluarnya kisaki dari sekolah?! Mikey yang traktir!!" Saran draken seenaknya.

"Ayo takemicchi, kita poroti mikey di kantin" rangkul draken di pinggang takemichi.

.
.
.

Takemichi tengah disuapi chifuyu peyoung yakisoba.

"Chifuyu, aku mau tanya"

"Katakan saja…"

" Apa yang kau lamunkan di kelas tadi?"

"Ahh… maafkan aku takemichi…" chifuyu memotong kata-katanya.

"Tadi pagi, saat aku hendak menyapamu. Baju putihmu terlihat transparan. Apa karena efek gerimis tadi? Ah… yang pasti..... Itu… hmm… nipplemu terlihat jelas" tutur chifuyu membuat takemichi memerah.

"Mesum!!!" Teriak takemichi memukul kepala chifuyu.

"Takemicchi?!" Semuanya kaget sekaligus kagum.

•Miura Natsumi

Ending kedua dari salah dimensi

Setelah membaca alangkah baiknya membantu author lewat trakteer (link bio)

Setelah membaca alangkah baiknya membantu author lewat trakteer (link bio)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
salah dimensi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang