H

75 13 2
                                    


"Tidak seorang pun menyembuhkan diri mereka sendiri dengan melukai orang lain"

Shaquilla perlahan membuka matanya, cahaya lampu langsung menyorot ke mata nya, membuat dia mengerjap beberapa saat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shaquilla perlahan membuka matanya, cahaya lampu langsung menyorot ke mata nya, membuat dia mengerjap beberapa saat. Kemudian aroma kayu putih yang menyengat masuk ke indra penciuman nya.

Setelah sepenuhnya sadar Shaquilla bangkit untuk duduk. Dia mendapati salah satu siswa laki-laki yang menghadap kearahnya, dengan tangan yang memegang botol kayu putih, dekat dengan hidungnya.

Dirinya ingat betul, dia pingsan di bawah pohon setelah di cekik Johan. "Dasar cewe gila, kalo mau tidur gausah dibawah pohon! Nyusahin tau ga sih?!" sungut nya kesal.

Shaquilla tentu terkejut, ayolah dia itu pingsan karena kehabisan nafas. Dia masih waras, mana mungkin dia tidur di bawah pohon. Dia bukan hantu penunggu.

"Rangga, kalo kamu berpikir aku tidur, kenapa kamu menyodorkan bau minyak kayu putih? Bukankah itu sesuatu hal yang tidak berguna?"

Rangga terdiam, betul juga apa yang di tanyakan gadis itu. Jadi, siapa yang bodoh di sini?

"Kan cuma ngelakuin yang Nayla suruh!" dengan kesal dia menyimpan botol kayu putih itu dengan tenaga dalam, membuat gadis itu tersentak kaget.

Laki-laki dengan wajah datar itu pergi meninggalkan nya, cukup mengejutkan bagi Shaquilla untuk dekat dengan sang kekasih. Tidak biasanya Rangga melakukan interaksi lebih dengan nya.

Ini seperti mu'zijat yang di beri tuhan. Oke, mungkin ini terlalu berlebihan. Tapi ini semua benar adanya. Tapi ada satu pertanyaan yang terus berputar di benak nya. "Mengapa Rangga ada disini bersama nya?"

Disaat keterdiaman nya, pintu UKS terbuka. Ada dua siswa yang Shaquilla yakini adalah siswa PMR yang berjaga di UKS. Shaquilla bergegas untuk turun dari bankar, hingga salah satu dari mereka menahan nya.

Shaquilla tentu bingung kenapa dia harus di tahan. Dia hanya ingin pergi.

Salah satu dari mereka adalah teman sekelasnya. Tian Altharic, orang yang dia temui pertama kali pada pagi hari di kelas nya. Dan satu lagi adalah Nayla Adista Taqia, salah satu mantan anggota OSIS yang sangat dia kenali. Tidak hanya cantik, Nayla juga memiliki senyum yang sangat lembut dan dapat di pastikan siapapun orang yang berada di dekatnya akan tersebarkan aura positif.

Nayla mendorong bahu Shaquilla agar bersandar pada punggung bankar. "Gimana keadaan lo? Udah mendingan? Ada yang sakit?" tanya nya menggebu-gebu.

Shaquilla merespon dengan gelengan kepala pelan. Nayla tersenyum lega, dia mengambil secangkir teh hangat dan menyodorkan kepada Shaquilla. Dengan hati-hati dia mencoba untuk menegukkan air itu masuk ke tenggorokan Shaquilla.

SHAQUILLAWhere stories live. Discover now