"Pangeran dari bangsa Orc berulah lagi. Tidak habis pikir, mengapa mereka suka sekali mengganggu bangsa manusia!" Kesal Valentin.

"Sepertinya mereka di bawa ke istana bangsa Orc, bagaimana cara masuk ke bangsa mereka?" Timpal Teon.

"Hanya bangsa Orc atau keturunannya yang dapat membawa manusia ke dalam bangsa itu. Selain itu, tidak bisa!" Valentin menutup buku tebal nan usang itu.

Duca yang berada di atas tempat tidur mini terbangun karena suara Valentin dan Teon. Kemudian dia melompat ke lantai lalu berubah wujudnya menjadi manusia. Duca meregangkan otot-ototnya yang kaku karena terlalu lama tidur. Kemudian maniknya menatap Valentin dan Teon yang tampak gelisah.

"Ada apa?" Tanya Duca seraya mendekati Valentin yang tengah membaca buku yanga terlihat usang.

"Kamu tahu siapa pangeran dari bangsa Orc?" Tanya Teon.

"Arsene, si tukang kebun rumah panti." Balas Duca seraya menarik kursi.

"Aku merasa aneh dengan Kaisa, adikmu. Aura tubuhnya berbeda dengan tubuh manusia pada umumnya. Seperti tubuh bangsa Orc! Aku yakin Kaisa ada hubungannya dengan kedatangan pangeran bangsa Orc ke bangsa manusia. Karena itu, tadi aku tidak memanipulasi pikirannya." Tambah Duca.

"Apa kita coba saja masuk ke bangsa Orc dengan menggunakan adikmu?" Valentin menatap Teon.

"Tapi kalau gagal bagaimana? Karena jika gagal, setengah darah manusia akan hilang secara tiba-tiba. Portal masuk ke bangsa Orc sangat suka mencuri darah manusia yang berusaha masuk ke dunianya." Cemas Teon.

"Pangeran bangsa Orc tidak memiliki kekuatan kembali ke dunianya. Pasti dia menyembunyikan orang-orang tak jauh dari penglihatan kita." Celetuk Duca.

"Bagaimana bisa seorang pangeran yang akan diangkat menjadi raja tidak memiliki kekuatan yang sangat diperlukan seperti itu?" Teon bingung.

"Entahlah. Mungkin saja setengah kekuatannya telah di kunci." Duca memastikan.

*****

Ibu panti berlari dengan hati-hati menuju perpustakaan. Tidak lupa dia menguncinya kembali. Kemudian dia membuka buku catatannya dengan cepat. Lalu dia memanggil seseorang menggunakan sihirnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, orang yang di panggil muncul di belakang ibu panti. Dengan ciri-cirinya dia seperti seorang pria berkulit putih nan tinggi, sayangnya wajahnya tertutup kain hitam. Sontak, ibu panti langsung menghadap ke belakang.

"Kamu yang menculik para manusia itu? Tolong katakan yang jujur! Mereka tidak bersalah sama sekali!" Pekik ibu panti.

Pria tersebut hanya tertawa seringai, "Kamu berpikir terlalu jauh! Meskipun aku dari ras itu, aku tidak mungkin menculik manusia sebanyak itu.".

"Lalu siapa yang menculik mereka? Karena hanya ada kita berdua yang masuk ke dalam bangsa manusia!"

"Aku dengar, pangeran tiba-tiba masuk ke dalam bangsa manusia. Padahal pangeran masih berada dalam tahap pemulihan kekuatannya, sepertinya ada yang menarik pangeran ke bangsa manusia."

"Pangeran ke bangsa manusia? Sejak kapan?"

"Dari bau tubuhnya, sekitar beberapa bulan yang lalu."

"Jika pangeran tahu keberadaan kita, habislah kita! Lagipula siapa suruh kamu menculikku hingga ke bangsa manusia!?"

"Harusnya kamu berterima kasih padaku! Kalau saja waktu itu aku tidak menculikmu, kamu pasti sudah dihukum mati! Aku tahu sebenarnya itu bukan kesalahanmu."

"Jika sudah tahu, kenapa waktu itu kamu tidak membelaku?!"

"Membela tanpa bukti tidak ada gunanya, layaknya bumi tanpa matahari."

DOOZYOn viuen les histories. Descobreix ara