006 - She's the problem

31 1 0
                                    

ONE WAY STREET
_____________________________

"Alexa!"

Si pemilik nama perlahan memutar tubuh, hingga sepasang netranya menangkap keberadaan Bella yang tengah melambaikan tangan sambil menjinjing tas laptop.

Kalau dilihat dari gelagatnya, sepertinya mood Bella sedang sangat bagus. Hari ini mereka tidak sekelas, jadi Alexa tidak tahu apa faktor di balik senyum lebar itu.

"Let me guess, lo jadi balik sama Karel?" tebak Alexa begitu Bella tiba di hadapannya. Sahabatnya itu langsung mengangguk antusias. Oh, baiklah, tebakannya benar.

"Gimana Milan?" Alexa hanya mengedikkan bahunya acuh, tampak kurang minat dengan topik itu. Terbukti dari raut wajahnya yang langsung berubah masam begitu Bella menyebut 'Milan'.

Kemarin, ia sudah sedikit luluh melihat usaha Milan yang terus menghubunginya meski tak mendapat respon sama sekali. Sengaja ia tidak menanggapi lelaki itu, ia pikir Milan akan menemuinya untuk meminta maaf langsung. Tapi ternyata, hingga kelas hari ini berakhir pun lelaki itu tak kunjung menampakkan diri, bahkan mengiriminya pesan pun tidak.

Melihat perubahan ekspresi Alexa yang langsung mendung ketika ia menanyakan Milan, lantas Bella menghela napasnya. Pasti belum beres.

"Ngopi yuk!" tanpa meminta persetujuan Alexa, Bella langsung menarik pergelangan tangan sahabatnya itu, tujuannya kini adalah pergi kantin.

Alexa terus meloloskan protes sepanjang jalan menuju kantin, namun Bella memilih menulikan telinganya. Hingga mereka benar-benar tiba di tempat ramai itu, barulah Bella melepaskan cekalan tangannya pada Alexa.

"Gue pesenin dulu, lo cari meja gih," pinta Bella yang langsung dituruti Alexa. Bahkan Bella sempat tertegun. Kok gak protes?

"Eh, laptop gue, nitip." Alexa menerima laptop itu sambil mengangguk.

Wah, beneran gak protes. Batin Bella, lagi.

Sembari menunggu Bella selesai dengan urusan pesan-memesan, Alexa memilih mengedarkan pandangannya ke sekitar. Beberapa kali ia mencebik kesal karena di sekelilingnya saat ini kebanyakan adalah orang-orang yang tengah berpacaran.

Ah sial, melihat para lelaki di sini malah mengingatkannya pada sang pacar. Padahal belum ada 24 jam mereka tidak bertemu, tetapi ia sudah rindu.

"Alexa?" merasa dipanggil, Alexa langsung mendongakkan kepala. Alisnya bertaut, bukan karena tengah mengingat-ingat siapa perempuan yang kini bersiap untuk duduk di hadapannya, melainkan tidak suka karena perempuan itu terlalu berani mengambil alih kursi yang Alexa jaga untuk Bella.

Alexa tentu masih ingat siapa perempuan di hadapannya ini. Mana mungkin ia lupa dengan perempuan yang pernah ia lihat tengah berpelukan—ah tidak, lebih tepatnya memeluk Milan di parkiran. Yang menyebabkan dirinya dan Milan ribut di lorong kampus beberapa pekan lalu.

"Gak salah 'kan gue? lo beneran Alexa?"

"Siapa ya?" tanya Alexa berusaha bersikap biasa saja. Meski sebetulnya ia sangat muak melihat wajah perempuan di hadapannya ini.

"Masa gak tau sih? Milan gak pernah cerita emang?" jawab perempuan itu dengan seulas senyum yang menurut Alexa sangat menyebalkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

One Way Street Where stories live. Discover now