002 - Social Butterfly

87 11 1
                                    

ONE WAY STREET
_____________________________

Sebelum jarum jam benar-benar menunjukkan pukul empat sore, Alexa telah menyelesaikan semua kegiatannya. Dari mulai memasak, mandi, hingga berberes kamar. Kini saatnya ia membangunkan bayi besar yang sepertinya masih asyik berselancar di alam mimpi.

Dikecupnya dengan pelan kedua mata yang tertutup itu seraya berharap pemiliknya akan merasa terganggu kemudian terbangun. Tapi rupanya cara itu tak membuahkan hasil. Kini kecupannya beralih ke hidung yang hobi mengendus puncak kepalanya. Tetapi lagi-lagi cara itu juga tidak berhasil.

"Milan, sebentar lagi jam empat." tidak ada sinyal yang menunjukkan bahwa Milan akan bangun.

"Milan, wake up, wake up!"

Karena tak mendapat respon apapun, akhirnya Alexa memilih bangkit dari posisinya, hendak mengambil bekal makan yang sudah ia siapkan di dapur. Namun belum sampai melangkah, suara Mikan menginterupsi pergerakannya.

"Kok gak sampe bibir sih?" begitu katanya. Lantas Alexa yang merasa telah dikerjai langsung buru-buru pergi ke dapur.

Netranya melirik tajam ketika Milan beranjak dari posisi ternyaman lelaki itu menuju kamar mandi. Setelah menghilang dari jangkauan matanya, barulah ekspresinya kembali seperti biasa.

Sebenarnya ia tidak benar-benar merasa kesal, ia hanya gengsi mengakui kalau selama ini ia tidak keberatan dengan keusilan Milan yang sering mencuri kesempatan di mana pun dan kapan pun itu.

Milan benar-benar berbahaya untuknya. Lelaki itu memiliki keahlian membuatnya jatuh cinta berkali-kali setiap harinya.

"Sayang, tolong ambilin baju gue dong, di tas." teriak Milan yang terdengar hingga dapur.

Mendengar permintaan Milan, Alexa reflek mengernyitkan dahinya.

"Lah? mandi tuh anak?"

"Ada nggak?" teriaknya lagi. Membuat Alexa segera bergerak untuk mengambilkan baju lelaki tengil itu.

Alexa pikir Milan sudah shirtless, itu sebabnya meminta tolong padanya untuk mengambilkan baju. Tetapi saat hendak memberikan baju tersebut, ternyata Milan masih berpakaian lengkap.

Artinya apa? Ya, betul, dia dikerjai lagi.

"Terus aja terus kerjain gue, kayaknya seneng banget liat gue emosi,"

Yang diomeli hanya cengengesan sambil menunjukkan wajah tanpa dosanya.

"Hehe, lo kalo lagi ngomel lucu banget. Apa gue gak usah rapat aja ya?"

"Sembarangan, buruan mandi terus berangkat."

Bukannya mengangguk, Milan justru mencebikkan bibirnya, kesal. Bukan kesal karena Alexa mengomelinya, tetapi karena harus pergi rapat dan meninggalkan manusia cantik di hadapannya ini.

"Ikut gue aja yuk," ajaknya

"Buruan mandi," sahut Alexa dengan intonasi garang andalannya.

"Ayo berdua,"

Detik itu juga tangan Alexa terangkat, membuat Milan buru-buru menutup pintu kamar mandi.

One Way Street Where stories live. Discover now