FB_1

423 42 12
                                    

Hujan ... Aku berlari dibawah rintik hujan tanpa sepasang alas kaki. Aku berlari dan terus berlari tanpa henti. Menghindar dan menjauhi tempat tinggal ku, tempat yang seharusnya bisa menjadi tempat ternyaman didunia tetapi aku tak merasakan itu disana. Rumah bagaikan neraka dunia untuk ku. Dirumah aku hanya menyakiti diriku sendiri dengan melihat pertengkaran ayah yang memaki ibu tiada henti dan aku tak memiliki sebuah keberanian yang cukup untuk membelanya, aku Lexpheora Eleana Smith(Lexiie) hanya bisa melihat dan mendengar semua cacian Owen Damora Smith untuk istrinya Surrie Mariana Smith. Usiaku sudah 15tahun sekarang. Tetapi entah kenapa setiap menatap mata ayah yang sedang emosi dinding pertahanan yang telah siap ku gunakan runtuh begitu saja. Maka aku lebih memilih pergi meninggalkan rumah dan mencari ketenangan dalam guncangan yang kurasakan. Tak peduli sudah berapa tetes air hujan yang jatuh membasahi sekujur tubuhku. Kaki ku melangkah tak tentu arah malam ini jalanan sungguh sepi, tiba-tiba saja sekarang berada disebuah taman. Aku duduk dibangku taman menaruh kedua kaki ku dibangku kemudian meringkuk memeluk erat kedua lutut ku. Dingin.... rasa itu mungkin kini dapat mengalihkan apa yang tengah aku rasakan sebelumnya. Entah sudah berapa lama aku duduk disini seorang diri. Hujan pun telah pergi aku menggigil kedinginan dan memeluk kedua lutut ku lebih erat dan menyelundupkan wajahku bersamanya. Tiba-tiba saja ada sesuatu yg menyentuh kulit ku. Aku mendongakan sedikit wajahku dan mendapati seorang pria tengah memakaikan sebuah jaket untuk ku. Disini gelap maka aku harus menyipitkan kedua mata ku untuk dapat melihat dengan jelas. Kemudian dia duduk disebelah ku tanpa basa-basi sedikitpun. Kini aku bisa melihat wajahnya dengan jelas karena terbantu oleh lampu taman. Dia memiliki mata hitam, alis yang cukup tebal dan hidung yang mancung. Kami saling diam dan tak bicara sepatah kata pun hingga akhirnya dia beranjak pergi meninggalkan ku seorang diri.

"hey jaket mu!"

Aku sedikit berteriak padanya agar dia dapat mendengarnya. Jangankan menoleh berhentipun tidak sama sekali dia terus berjalan dan pergi begitu saja

"dasar aneh" ucapku sebelum menyelundupkan wajahku pada kedua lutut ku.

****

"Lexiiee......"

Suara itu aku sangat amat mengenalnya belaian tangannya yang menyentuh puncuk kepalaku pun sudah sering ku rasakan dia pasti ibuku. Dia Surrie Mariana Smith orang yang selalu memenuhi kebutuhan kasih sayang yang aku harapkan dari seorang ayah.

"ayo pulang sayang"

"apa dia masih ada dirumah?"

"siapa yang kau sebut dengan dia nak?"

"tentu saja lelaki bodoh itu"

"Lexiie ibu tidak pernah mengajarkan kau bersikap seperti itu terhadap ayah mu, walau Owen bersikap seperti itu Owen Damora Smith tetap akan menjadi ayah mu, ibu harap kau mengerti akan hal itu"

"maaf bu, maaf karna aku telah mengecawakan ibu"

Aku memeluknya erat. Dia pun membalas pelukan ku. Aku merasakan kehangatan didalam pelukannya.

"Lexiie kau sangat basah, ayo pulang dan keringkan tubuh mu sebelum kau demam"

"baiklah bu"

Aku bergegas berdiri dari duduk, tapi ibu menahan bahu ku.

"kau tak memakai alas kaki?"

"emm... Aku tak sempat memikirkan itu, ayo kita segera pulang aku mulai kedinginan" ucapku menarik lenganya sambil menyunggingkan senyuman manis yang ku punya. Tetapi dia melepaskan tarikan tangan ku. Melepas alas kakinya dan memasangkan alas kakinya untuk ku kenakan.

"ibu apa yang kau lakukan? Bagaimana dengan mu?"

"aku tak apa Lexiie, kaki mu bisa terluka nanti, aku tak akan membiarkan gadis kecil ku terluka"

FEELING BETTERWhere stories live. Discover now