[W] tidak di pilih bukan berarti tidak layak

526 32 0
                                    


Keluar dari sana tangisnya membanyak sesegera mungkin Sasa memeluk temannya itu

Memang sedari tadi Sasa melihat mereka walaupun tak mendengar perbincangan mereka.

Usul Sasa juga sebenarnya Vani harus menerima tawaran bertemu dari Hasya

Dan ucapan penolak yang Vani tadi ucapakan juga sebenarnya saran Sasa,katanya "elo harus nolak dia dulu kalau misalnya dia ngajak balikan atau minta maaf,cewek harus jual mahal jangan mau ngalah terus buktiin setelah sikap elo berubah ke si brengsek itu apakah dia bakal bersikap memohon"

"Gue gak tega sa.."Isak Vani bertopang dagu pada bahu temannya

"lo berhasil Van..elo menang"Sasa mengusap rambut temannya seolah menguatkan

"Tapi bukan itu yang mau gue omongin ke dia,gue mau nerima dia balik,gue mau kasih dia kesempatan"ujarnya masih dengan air mata menetes

Sasa melepaskan pelukan mereka,kedua tangannya memegang wajah Vani "Lo bisa kasih dia kesempatan,tapi tunggu dia beraksi dulu,oke?kalau dia mohon-mohon sama lo berarti dia sayang ke lo kalau dia bodoamat berarti dia cuma main-main--ngerti?"

Vani mengusap air matanya kemudian mengangguk

"Pinter!"















Hasya masih diam di tempatnya,dari sakunya ia mengeluarkan ponsel hendak menghubungi seseorang

"Gimana sya?"

Hening...

"Sya,lo gapapakan?"

Hingga suara Isak tangis terdengar

"Hasya anjing?!elo nangis!!?"seseorang di seberang sana bertanya heboh

"Bang,dia gak ngasih gue kesempatan"

"Babi,jangan nangis juga dong!elo laki masa gitu aja cemen.Dimana lo?gue kesana?"

Hasya tak berniat bicara lagi,ia menyenderkan kepalanya pada meja

Ini terlihat seperti bukan hasya.

"Hasya anjir! sharelok!"

"Gue aja yang kesana bang,tapi nanti"











"Buka pintunya!ada temen lo tuh"

"Woi!Kak Vani elo oke kan?"

"Apa sih anjing Johan berisik!"di dalam kamar Vani menjawab dengan  berteriak

"Gue gak punya anjing deh--eh iya,ada temen elo yang kemarin numpang sholat itu"

Mendadak pintu yang terkunci tadi terbuka "Joseph maksud lo?usir aja cepet"

"Dia udah gue suruh masuk"

Dengan kesal Vani menginjak geram kaki adiknya "siapa suruh?!"katanya kemudian turun kebawah tak perduli dengan penampilannya

"Resign aja gue jadi adeknya"Johan mendumel

"Ngapain kesini?"Vani langsung saja duduk dengan tangan bersilang

"Keluarga lo emang gini ya?ada tamu gak si sambut atau di tawarin air,makanan sekedar bas--"

"Emang lo tamu gue?"Vani dengan cepat memotong ucapan pria menyebalkan di depannya

"Tapi kan gue kesini niatnya bertamu,jenguk elo"

"Gue gak sakit"

"Hati lo yang sakit"

Gadis itu mendadak gugup  " lo ngomong apa sih?!"

"Gue kesini berniat ngehibur lo tapi kayaknya lo gak suka ya?"

"Gue gapapa tuh"

Joseph terkekeh "putus kan?lo sama Hasya?"

Vani diam, mengingat itu dirinya kembali ingin menangis

"Jangan ikut campur!"

"Itu bukan takdir lo,kalian di pertemukan cuma buat saling mengenal aja"jelas Joseph menambah rasa sakit hati di hati Vania

"Vania.."panggil pria itu semabari mendekat

"Kalau lo mau nangis di bahu gue aja,kasian mata lo nahan air asin yang mau netes"

"Brengsek gajelas lo!"










Hendry tak berhenti menertawakan Hasya yang saat ini menatap dirinya dengan mata sembab

"Ini bukan lo sya..lo gak cemen kayak gini"katanya masih dengan tawanya yang terbahak

"Cowok juga manusia,gak ada larangan tuh cowok gak boleh nangis"

Ini kalau bukan Hendry udah Hasya tonjok

"Vani kalau liat lo kayak gini bakal bereaksi apa ya?"ujar Hendry sembari memegang perutnya yang kesakitan karna banyak tertawa

"Kalau cepu gak segan-segan gue hajar lo bang"

"Yang bener?!"

"Udah lah gue mau balik aja"Hasya berdiri secepatnya Hendry menarik pria itu untuk kembali duduk

"Pundung lo?"

"Gak ya anjir!"

"Yaudah kita kembali ke topik,jadi Vani nolak elo?"

Hasya mengangguk

"Gak mungkin deh perasaan kayaknya kemarin tuh cewek bucin banget sama lo.Denger ya perasaan gak bisa berubah secepat itu"

"Tapi faktanya Vani gak ngasih gue kesempatan"

"Mungkin lo harus berusaha lebih keras lagi,saran gue lo bujuk sekali lagi tuh anak siapa tau tadi dia cuma jual mahal"

"Tadi gue udah buang gengsi dan sekarang gengsi gue udah habis"

Hendry mengehla nafas "perlu gue beli kegengsian lo?"

Hasya sinis "songong"

"Sekarang giliran elo yang harus mohon-mohon Hasya! buktiin kalau lo gak kayak dulu-dulu yang brengsek dan bodoamatan itu!"

Hasya termenung

"Kalau lo mau Vania jadi milik lo lagi rebut dia dari Joseph sebelum Joseph lebih dulu ngambil tuh cewek,mulai sekarang lo harus berani lawan dia kalau  elo gak berhasil rebut nyokap lo dari bapaknya setidaknya lo menang lah rebut Vania dari Joseph "

Hasya masih termenung, sejujurnya bagus juga sarannya lagian Hasya tidak selemah ini

Tapi... pernikahan ibunya akan di gelar besok

Ketakutan itu kembali menyerang

"Bang.."

"Gimana?"

"Gak di pilih bukan berarti gak layak kan?"


ᎢOㄨᏆᏟ [HARUTO✓][TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now