"Oh gitu ya Tan. Yaudah deh. Kalau Winter udah pulang, tolong sampaikan kalau kita habis ke sini ya, Tan. Kita kangen dia sekolah soalnya. Chat kita juga cuman di read doang. Mungkin dia lagi gak pengen diganggu," jelas Giselle yang diangguki oleh Sunoo. Raut wajah mereka terlihat kecewa. Hal itu membuat Winter juga langsung menunduk. Merasa sangat bersalah dan ingin memberitahu mereka kalau dialah Winter, sahabat mereka yang mereka cari. Namun apa daya, dia masih belum siap. Bahkan Beomgyu hanya bisa menatap Winter sambil menggumamkan kata 'tenang saja' dengan gerakan bibir tanpa menimbulkan suara sesaat gadis itu mengangkat kepalanya dan ikut menatapnya.

"Kayla kapan datang Tan?"

Sama seperti ekspresi Winter, Wina juga ikut bingung mendengar pertanyaan Beomgyu. Kayla? Siapa itu Kayla? Begitulah pikirnya. Namun setelah melihat lirikan ekor mata Beomgyu yang menunjuk ke arah Winter, Wina segera paham dan mengangguk sekali.

"Ah iya nih. Tadi pagi sih dia datangnya. Katanya kangen pengen main sama sepupunya."

"Oh iya. Kenalin, dia Kayla, sepupu Winter. Dia seumuran sama kalian kok. Ajak kenalan gih. Kasian gak punya temen di sini." Kini gantian pandangan mereka kembali mengarah ke arah gadis yang terlihat masih menunduk itu.

Bahkan setelah diperkenalkan pun, gadis itu masih setia menatap ke arah bawah. Dirinya seakan-akan ingin segera pergi dari sana. Sungguh, dia tidak betah berada di antara mereka. Rasa bersalah kini tumbuh perlahan. Coba bayangkan, bagaimana rasanya dianggap asing oleh sahabat sendiri?

"Gue Sunoo, teman Winter yang paling ganteng." Lirikan malas menjadi respon Giselle setelah mendengar perkenalan diri Sunoo tadi, bahkan Beomgyu sudah terlihat ingin protes dibuatnya. Apa katanya? Tampan? Yah lebih tepatnya sih laki-laki berparas cantik kalau kata Beomgyu.

"Gue Giselle. Si triplek ini Asahi, dan yah mungkin lo udah kenal sih, dia Beomgyu. Panggil dia Babi juga boleh kok."

"Eh, apa-apaan?"

Tidak heran jika circle trio gembul awet dan adem sampai sekarang. Oh lihatlah kelakuan mereka, sangat cocok bukan? Cocok untuk membuat orang lain emosi lebih tepatnya.

"I... Iya." Hanya kata itu yang dapat Winter ucapkan. Bahkan ucapannya terdengar gugup dan sedikit gemetar. Asahi menyadari itu, sedari tadi pandangannya tidak luput dari pergerakan Winter yang tampak gelisah. Diam-diam, senyum tipis namun terkesan sarkas dia ukir di bibirnya. Yeah, mungkin dia mengetahui sesuatu?

"Emmm anu, i... Itu, Ita ke dalam dulu ya. Mau pipis!"

Lagi-lagi pandangan mereka teralihkan. Wina sampai menggelengkan kepalanya heran melihat anak bungsunya yang sudah berlari dengan tas yang sempat di lempar setelah membuka pintu. Awas ajah, tunggu sampai teman-teman Winter pulang maka anak itu pasti mendapat omelan panjang lebar dari sang Ibu.

"Baiklah kalau begitu. Yuk masuk dulu. Kita makan bareng-bareng. Kalian pasti belum makan kan? Giselle dan Win- maksudku Kayla bantu Ibu ya."

"Sunoo juga pengen bantu Tan!"

"Saya bisa bantu nyiapin piring dan alat-alat makan di meja makan."

"Huft. Baiklah, gue kebagian tugas akhir," saut Beomgyu ikut-ikutan ketika melihat Asahi juga ikut unjuk tangan.

"Tugas akhir?"

"Iya. Lebih tepatnya sih cuci piring."




.

.

.

.

Setelah makan, maka perut akan merasa kenyang. Setelah kenyang, biasanya orang-orang akan merasa ngantuk kan? Mungkin hal itu yang dirasakan Sunoo saat ini. Ah, Beomgyu juga tidak kalah berbeda. Keduanya sudah duduk nangkring di bangku lebar tanpa sandaran yang berada di samping rumah Beomgyu. Pas sekali, berada tepat di bawah pohon mangga yang buahnya masih terlihat pucuk itu rasanya nyaman sekali. Tak heran jika Beomgyu dan Sunoo merasa kantuk dibuatnya.

Cinta Penawar KutukanWhere stories live. Discover now