Eps 25 [ Lost Memory]

30 11 0
                                    

.
.
.
Saat tertatih, ku pun berlatih, disaat merekapun terus berdalih.
_VioAoi_
.
.
.

__•°√°•__

Terdengar suara tawa Zanna menggelegar setelah melihat sang putri, yang merajuk padanya karena tidak dibelikan eskrim. Liona sangat menggemaskan jika dirinya sedang merajuk. Sampai Zanna tidak tahan melihat tingkah merajuknya Liona.

"Ayah! Lihatlah anakmu satu ini!" Zanna memanggil Revano sang suami, ayah dari Liona.

Revano keluar dari ruang kerjanya kemudian melihat putri semata wayangnya merengut bersedekap dengan memajukan bibirnya. Jika jadi Liona kalian akan merasakan bahwa tampangnya garang seperti singa, namun, berbeda bagi yang melihat, Liona seperti seekor kucing yang sangat menggemaskan.

"LIO MAU ESKRIM!" teriak Liona.

"Hey! Putri ayah tidak bersikap kasar seperti ini, kau siapa? Dimana putriku yang manis dan lembut itu?" tanya Revano.

Liona akhirnya menangis karena dirinya tak diberi eskrim. Zanna dan Revano tidak membelikannya karena Liona mudah pilek dan gampang jatuh sakit jika memakan eskrim terlalu banyak.

__•°√°•__

Liona tersenyum. Ingatan dimana sang ayah begitu bersikap lembut dan menyayanginya menyelinap masuk ke kepala Liona. Masih dengan pikirannya Liona berdiam diri di kelasnya, ditemani dengan laptopnya. Lagi-lagi Liona melembur menyelesaikan karya tulisnya. Sudah hampir seminggu ini ia berkutik dengan laptop berisikan cerita karangan miliknya.

Kali ini ia tak sendiri. Masih ada Rian yang menunggunya di depan kelas. Sudah ia suruh masuk tapi lelaki itu enggan masuk takut jika dirinya mengganggu Liona. Bu Dewi menyuruh Liona untuk menyelesaikannya hari itu juga kalau bisa.

"Rian, ayo pulang Lio udah selesai!" ajak Liona. Rian mengalihkan atensinya dari layar ponsel kegadis di depannya.

"Udah selesai?" tanyanya.

"Belum sih, tapi kata Bu Dewi suruh melanjutkan di rumah."

Liona menarik lengan lelaki itu.

Mereka menuju kearah parkiran. Kali ini Rian mengendarai motor kesayangannya. Motornya kembali licin tanpa goresan seusai ia bermain seluncuran dengan motornya. Rian memasangkan helm pelindung ke kepala Liona, ia tak mau jika gadisnya itu terluka.

Rian dan Lio kemudian membelah jalanan sekitar tiga puluh menit. Sampai motor itu berhenti di gerbang rumah bernuansa putih.

"Makasih yah, udah nganterin Lio. Dan maaf ya, karena bikin Rian menunggu lama tadi, hehe," ucap Liona tak enak hati.

Rian pun terkekeh, kemudian mengusap kepala Liona.

"Nggak apa sayang, udah masuk gih, pasti udah dicariin sama tante Hilya!" ucap Rian membuat Liona tersipu malu.

Tunggu-tunggu kenapa Rian menggunakan kata 'sayang' ? Merekakan tidak ada hubungan spesial layaknya sepasang kekasih. Lantas dengan dalih apa kata 'sayang' itu Rian lontarkan?

Liona tak ambil pusing dengan itu. Ia lantas mengangguk dan masuk ke rumahnya. Langkah demi langkah ia mengambil nafas, bersiap mendengarkan omelan dari Hilya. Setelah ia lihat, mobil Revano sudah bertengger di pekarangan rumah. Ia bersiap bukan hanya untuk omelan namun pukulan siap ia terima dari Revano.

I'M OKEY!! [END] TERBITWhere stories live. Discover now