𝐅𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 - 1

5 2 0
                                    


- higanbana -

  "𝐃engarkan penjelasan saya dulu Gisel!".
Stefano menahan tangan istrinya untuk tidak menampar wanita didepannya yang sekarang tengah terduduk di lantai.

  "Penjelasan apa lagi Fan?! Aku udah ngeliat semuanya!".
Gisel menepis tangan Stefano dan mulai meluapkan emosinya.

  "Sel kita bisa bicarakan ini baik-baik bukan?".

  "Apa kau sudah gila fan? Aku sudah sangat mengerti dengan melihat ini!".

  "Gisel saya mohon! Tolong biarkan saya menjelaskan".

  "Baik! Hanya sekali ini saja".
Gisel menatap tajam Stefano sambil menekankan kata sekali.

  "Dia hanya teman saya Gisel, kamu jangan berlebihan seperti ini".

  "Aku? Belebihan?
   Haha, apa ada teman yang bercumbu di kantor seperti ini?".

 
  'eh? apa ini? kok tiba-tiba suara bunda dan ayah jadi samar?'. Via dikejauhan menatap orang tuanya yang sedang bertengkar. Pikirannya melayang ke kata bercumbu yang tadi diucapkan oleh Gisel.

  'udah berakhir kah-'. Matanya membulat kala melihat Gisel yang ditampar oleh Stefano. Ia berlari masuk ke dalam ruangan Stefano dan menolong Gisel.

  "BUNDA! Bunda ayo pulang aja, tinggalin aja ayah sama wanita murahan itu!".

  "Alivia jaga ucapanmu! Kirana ini wanita baik-baik!".

  Via melirik tajam kearah Stefano lalu berdecih.

  "Gak ada wanita baik yang mau dengan suami orang ayah!
   Bisa-bisanya ayah menampar bunda karena wanita murahan ini!". Karina melepaskan pegangan tangannya pada Gisel dan berjalan ke arah Kirana.

  "ALIVIA! Apa yang kamu lakukan!". Stefano berlari untuk menolong Kirana yang terjatuh karena tamparan Via.

  "Apa yang aku lakukan?
   Tanya ke diri ayah! Apa yang udah ayah lakuin ke bunda!".

  "Via saya tidak mengajarkan-"

  "Apa? Ayah gak ngajarin Via apa? Gak ngajarin Via nampar? Ayah duluan yah yang nampar bunda!". Stefano terdiam.

  Via berjalan ke luar ruangan menyusul Gisel yang sudah berdiri di depan pintu.

  "Bunda gak papa? Mau ke rumah dulu?".

  "Gak usah sayang, langsung ke studio aja ya nanti di tutupin pakai make up disana. Oh iya Via punya masker baru gak?".

  "Ada nih bunda". Via mengambil masker dalam tas kecilnya dan memberikannya.


           • • •
 
  Diperjalanan menuju studio pemotretan Gisela ponsel Via bergetar, Via segera menyalakan benda pipih tersebut.

            Kak Fano

Lagi dimana de?

Lagi nganter bunda
pemotretan kak

Nanti malem kan
malem minggu nih,
mau jalan-jalan?

Wah boleh tuh, jam
berapa?

Hmm jam tujuh bisa?

Bisa dong!

Oke jam tujuh, jangan
lupa mandi sore kalo
gk mandi gk jadi pergi

Ih iya-iya gue mandi

Oke sip, nanti lagi
ya cantik gue masih
ada ekskul

Iye semangat ye kak

Iyalah kan udah
disemangatin ayang

Dih pede

Aduh iya deh

  Via tersenyum menatap ponselnya, Gisel yang menyadari itu langsung ikut tersenyum.

  "Hayo lagi chattan sama Fano ya?". Gisel menyenggol Via yang duduk disampingnya.

  "Ih bunda kepo deh".

  "Bukan kepo ya, pasti kamu lagi chattan sama Fano kan?".

  "Iyadeh iya Via ngaku lagi chattan sama kak Fano". Via memasukkan kembali ponselnya kedalam tas.

  "Nahkan, feeling seorang ibu itu gak pernah salah".

  "Kalau salah gimana?".

  "Lagi gak beruntung berarti".

  Taxi yang dinaiki mereka penuh dengan canda dan tawa Via dan Gisel, supir taxi hanya bisa tersenyum melihat keakraban ibu dan anak ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ヒガンバナ  [on going]Where stories live. Discover now