5.

1.8K 255 60
                                    

"Nih laporan data perusahaan bulan ini yang lo minta." Mahen memberikan beberapa lembar kertas dihadapan Zevan yang tengah fokus pada layar iMac-nya.

"Thanks."

Mahen diam ditempatnya sebentar, menatap teman sekaligus atasannya itu. Kemudian menyilangkan kedua tangannya di dada. Sadar akan tatapan Mahen dan gestur aneh pemuda itu, Zevan meliriknya sekilas. "Ngapain lo kayak gitu?"

"Lo masih galak ke bocil lo itu?" Tanya Mahen.

"Bocil mana maksud lo?"

"Si bocah jepit warna-warni. Pfffttt! Kocak banget sih itu kalo gue inget."

Zevan memasang senyum miring tipis, dengan kekehan pelan dan menggelengkan kepalanya. "Konyol."

"Hahaha! Gue tebak masih, sih." Mahen ikut menggelengkan kepalanya, masih dengan sisa tawanya. "Yahh..... kalo udah tebing es mah, tebing es aja. Susah."

"Tebing es maksud?"

"Lo. Dingin, galak, susah dideketin orang, kayak tebing es. Bedanya tebing es gak galak aja. Kalo galak, satu dunia udah takut tu langsung jadi fenomena tebing marah."

"Daripada lo gak jelas nganggur gak ada kerjaan mending bantu gue daripada gaji lo gue potong 90 persen."

"Banyak banget anjing. Eh, maaf. Maksudnya, siap banyak boss. Saya bantu apa ya btw? Udah mau jam makan siang juga kebetulan?"

Zevan melirik arloji ditangannya, mengecek ponselnya, kemudian mengalihkan tatapannya pada Mahen. "Jemput bocah jepit warna-warni itu di kampus."

Mata Mahen membelalak. "Gue? Jemput? Kok? Itu kan bukan kerjaan—"

"Kerjaan lo."

"Tapi maksud gue kan dia punya supir, terus apa nanti dia enggak bingung kalo gue tiba-tiba jemput dia? Secara gue stranger yang—"

"Gue traktir lo makan apa aja yang lo mau seminggu."

"Oke berangkat." Mahen menyambar kunci mobil milik Zevan dan keluar dari ruangan saat itu juga.



****



"Lo udah mau pesen ojol, Kal?" Tanya Levanya.

"Ini baru buka appnya." Kalila menunjukkan layar ponselnya. "Eh bentar. Ada telepon dari nomor tak dikenal masa."

"Hah? Siapaa itu? Serem gakk?!" Seru Levanya panik. Anak itu memang panikan.

"Coba ya gue angkat. Kalo macem-macem langsung matiin terus blokir."

"Oke."

Kalila memencet bulatan berwarna hijau dilayar ponselnya. "Halo?"

"Halo. Ini Kalila? Gue didepan jemput lo."

"H.... hah? Bentar, bentar. Ini siapa ya?"

"Lo enggak perlu tau udeh sini buru ah kelamaan!"

"LO PENCULIK YA?! Gue bakal rekam obrolan teleponnya sekarang juga dan gue laporin ke polisi!" Seru Kalila, yang membuat Levanya langsung menatapnya panik.

"Astaga.... udah gak mood gue culik lo juga! Nanti bukan dapet jatah makan seminggu yang ada gue dibelah tiga sama suami lo."

"Hah? Suami gue? Siapa?"

"ZEVAN! UDAH BOCIL BURU SINI!"

MY YELLOW [LISKOOK]Where stories live. Discover now