Aliza pamit dan berlalu dari sana meninggalkan Bulan yang menjaga Bintang. Bulan tampak memainkan ponselnya dan ia tiba-tiba kepikiran dengan penjelasan Bintang tadi.

"Semalem itu gue gak pulang karena badan gue demam, gue juga sempet gak sadar makanya gue tidur di rumah besar."

"Gue gak ngerti sama apa yang lo pikirin tentang gue, tapi intinya semua penjelasan yang gue omongin barusan itu fakta, dan gak seperti yang lo bilang kalo gue ngarang cerita!"

Bulan jadi bingung, ia harus percaya dengan siapa? Pesan semalam yang entah siapa pengirimnya, atau Bintang yang menjelaskannya secara langsung.

"Tahu ah! Bulan bingung mau percaya sama siapa, toh Bulan juga bukan siapa-siapanya Al. Kalo dia punya pacar yah itu hak dia, kenapa Bulan kesel gini!" Bulan mendengus dengan perilaku dirinya sendiri yang sangat aneh.

"Itu namanya lo cemburu!" sahut Bintang yang ternyata sudah bangun dari tadi dan mendengar semua gerutuan Bulan.

Bulan terjengkit saat Bintang perlahan bangkit dari tidurannya, kemudian duduk menyamai posisinya dengan Bulan.

Bulan segera beranjak dari kasur namun Bintang segera menarik tangannya hingga ia terduduk kembali dikasur.

"Jadi, lo cemburu sama gue karena apa?" tanya Bintang menatap Bulan dengan tatapan serius namun bibirnya tetap tersenyum tipis.

Blush, pipi Bulan rasanya seperti tengah berada di bawah sinar matahari, panas dan pasti pipinya memerah sekarang. Rasanya Bulan ingin menghilang dari hadapan Bintang sekarang.

"Siapa juga yang cemburu sama kamu, gak usah geer!" sangkal Bulan dengan sedikit gelagapan.

Bintang menghela nafasnya yang terasa panas itu kemudian menerpa tangan Bulan.

"Padahal kalo lo jujur juga gak papa, gak usah ngarang cerita gitu!" sindir Bintang balik membuat Bulan mendengus.

"Apaan sih! Tuh ada bubur dari Bunda, kata Bunda harus habis. Kamu makan sendiri, Bulan mau keluar!" Bulan beranjak kembali namun tangan Bintang segera menahan tangannya.

"Temenin gue!" Tatapan Bintang dan Bulan bertemu cukup lama, hingga membuat Bulan tidak tega untuk meninggalkan Bintang dengan kondisi lemas seperti itu.

Akhirnya Bulan kembali duduk dan meraih mangkok yang berisi bubur itu kemudian menyerahkannya pada Bintang.

"Nih makan!" ujar Bulan sembari menyerahkan mangkok itu pada Bintang.

Bintang menerimanya namun karena tubuhnya masih lemas jadi ia hampir saja menumpahkan bubur itu kekasur jika saja Bulan tak segera menahannya. Moduss, bilang aja minta disuapin sama crush.

"Biar Bulan suapin. Sebelumnya sampein maaf Bulan ke pacar kamu, karena udah deket-deket sama kamu bahkan nyuapin kamu bubur," ujar Bulan kemudian hendak menyuapi Bintang tapi Bintang menurunkan kembali tangan Bulan.

"Dari tadi lo bahas pacar-pacar mulu, pacar siapa sih? Gue belum punya pacar! Deket sama cewek aja, cuma sama lo doang!" dengus Bintang karena merasa muak mendengar Bulan yang terus menuduhnya memiliki pacar.

Bahkan Bulan yang ia suka saja belum berani ia jadikan pacar. Cihuyyyy.

"Iya udah terserah kamu aja, kalo emang Bulan gak boleh tahu tentang pacar kamu juga gak papa, Bulan juga gak minta kamu untuk..." ucapan Bulan terhenti saat Bintang dengan tiba-tiba mencium keningnya.

Kening yah gess kening! Jangan berharap lebih, wkwk.

Bulan melebarkan matanya dan menatap tajam ke arah Bintang. "Kamu apa-apaan sih Al! Kamu itu udah punya pacar! Kenapa kamu cium-cium Bulan, hah? Kalo pacar kamu tau nanti dia bisa sakit hati! Bulan gak mau nyakitin hati sesama perempuan!" teriak Bulan di depan Bintang yang tampak memejamkan matanya.

Bintang membuka kembali matanya dan menatap Bulan dengan tatapan yang sangat-sangat serius kali ini.

"Udah marahnya? Udah ngomelnya? Sekarang gantian gue yang ngomong, jangan potong ucapan gue sebelum gue selesai ngomong!" tegas Bintang membuat Bulan bergeming ditempatnya.

"Yang pertama, udah beberapa kali gue bilang ke lo kalo gue belum punya pacar, bahkan deket sama cewek aja nggak, kecuali sama lo. Dan yang kedua kenapa lo marah-marah sama gue? Apa gue ada salah sama lo? Gue bukan tipikal cowok yang gampang peka, jadi kalo gue ada salah yah lo tinggal bilang, biar gue perbaiki, bukan malah menjauh, marah-marah apalagi sampe diemin gue. Itu cuma bakal buang-buang tenaga dan waktu lo aja!"

"Jadi, apa yang buat lo ketus sama gue? Kali ini gue nanya, dan harus lo jawab dengan jujur tanpa ada yang ditutup-tutupi satu pun dari gue!" ujar Bintang dengan tatapan yang tak beralih dari mata Bulan.

Bulan menunduk membuat Bintang mengambil alih mangkuk bubur itu kemudian menaruhnya di nakas kembali.

"Gue minta lo buat jawab kan? Bukan buat diem!" ulang Bintang lagi.

Bulan menghela nafas sebelum kembali menatap Bintang yang masih setia menatapnya.

"Semalem... waktu kamu belum pulang, Bulan sempet ngasih pesan ke kamu, bahkan Bulan juga telpon kamu beberapa kali tapi gak ada balasan maupun jawaban dari kamu," jelas Bulan membuat Bintang mengangguk sembari mendengarkan dengan baik.

"Terus?" tanya Bintang meminta lanjut kala Bulan kembali diam.

"Bulan dapet pesan dari nomor nggak kenal, dia bilang kalo kamu lagi sama dia dan kamu juga ketiduran di rumah dia. Dia juga kirim foto kamu yang lagi tidur dikasur dia," lanjut Bulan membuat kening Bintang berkerut.

"Gue boleh lihat isi pesannya?" tanya Bintang yang diangguki oleh Bulan.

Kemudian Bulan membuka roomchatnya dengan nomor asing di ponselnya dan menyerahkannya pada Bintang.

Bintang mengambil alih ponsel Bulan dan membaca pesan tersebut.

"Damn it! Dia mau main-main sama gue, ternyata." ujar Bintang dalam hati.

"Lo percaya sama pesan yang lo gak tau siapa pengirimnya, atau lo percaya sama gue yang ada di hadapan lo sekarang?" tanya Bintang membuat Bulan kembali bingung.

Bulan menggeleng pelan. "Itu yang buat Bulan bingung, Bulan gak mau percaya sama orang itu tapi di situ ada bukti foto kamu." Bulan menundukkan kepalanya tak berani menatap Bintang lagi.

Bintang mengusap wajahnya gusar. "Gue bakal kasih bukti ke lo, tapi..." Bintang tampak menjeda ucapannya dengan Bulan yang setia menunduk menunggu kelanjutan ucapan Bintang.

"Setelah itu gue mau lo jadi pacar gue!" sambung Bintang membuat Bulan seketika mendongak dan bertemu tatap dengannya.

Nyengir kan kalian yang tim Bintang - Bulan, tapi jangan seneng dulu, masih banyak hal yang harus kalian lewati, Wkwk.

To Be Continued

Possesive BoyFriend [ New Version ]Where stories live. Discover now