Over

448 61 25
                                    

heiiyooo!!!

i'm comeback~

first, thanks a bunch buat votenya yhaa! buat yang belum kasih vote!

ayooo vote!

1 vote dari kalian berarti banget buat aku dan kelanjutan cerita inii!!!💚

so, votement-nya jangan pelit-pelit yhaa!

tanpa berlama-lama...

happy reading y'all~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading y'all~

𓆩𓆪


Mark kini tengah tertidur di atas pangkuan Jaemin. Sehabis mengantar Maminya ke rumah baru mereka, ia menemani Maminya sejenak hingga malaikatnya itu jatuh tidur memasuki alam mimpi.

Kemudian, ia melarikan diri ke rumah sang kekasih. Mark tidak mungkin terlihat lemah dihadapan sang Mami. Ia harus jadi yang paling tegar dan kuat agar Maminya semakin yakin akan keputusan yang telah mereka ambil.

Setelah menceritakan semua hal yang terjadi hari ini di acara makan malam keluarganya, Mark yang lelah pun tertidur pulas. Gelisah, luka dan patah hati yang ia rasakan perlahan mengikis dan melebur ketika usapan halus ia terima di surai blondenya.

Na Jaemin. Kekasihnya, selalu membawa ketenangan bagi Mark.

Jaemin menatap Mark sembari mengelus surai blonde halus itu dengan penuh cinta. Senyumnya mengembang perlahan. Meski telah menjalani hari yang cukup berat. Mark masih bisa berdiri tegar tanpa tangis.

Saat dirasa kekasihnya telah tertidur dengan begitu lelapnya dan pahanya mulai mati rasa. Jaemin memindahkan kepala Mark dengan hati-hati ke atas bantal. Menggantikan pahanya yang telah mati rasa dengan bantal lembut dan membenarkan posisi tidur Mark.

Mereka kini tengah berada di kamar milik Jaemin. Kebetulan kedua orang tua Jaemin sedang ada perjalanan bisnis di Jepang. Jadi, Mark tak perlu sungkan datang kemari dan menginap. Apalagi setelah ia menjalani hari yang melelahkan. Ia butuh tempat untuk pulang. Dan tempat pulang ter-nyamannya adalah kekasihnya sendiri- Na Jaemin.

Jaemin melirik jam dinding dan jarum jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Ia menghela nafas. Tadi ia tidur sekitar pukul sembilan malam dan Mark datang membangunkannya tepat pukul setengah 12 malam.

Kini, ia agak kesulitan untuk kembali tidur dan memilih keluar kamar menuju dapur untuk mengambil air putih yang telah habis di atas meja nakasnya.

Menghabiskan beberapa menit di dapur, Jaemin menghela nafas dan memilih ruang keluarga sebagai tujuan berikutnya. Menonton Televisi adalah pilihan Jaemin.

Usai untuk Mulai [MARKMIN - NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang