Hear Me Out

192 57 18
                                    

Ada banyak hal yang dibenci Lara. Hujan kala ia baru saja mencuci motor, daun bawang di mienya, manusia sombong, Sagar yang suka terlambat dan juga dibohongi. Dan, sekarang Keenan masuk ke dalam salah satu kriteria untuk ia benci.

Sejujurnya Lara sadar bahwa tak ada manusia sempurna yang lepas dari kebohongan. Lihat saja dia yang sering berbohong tentang keadaannya. Namun, apa yang dilakukan Keenan bukan jenis berbohong yang bisa ia lupakan begitu saja.

Lara tak akan masalah jika Keenan mengatakan secara langsung bahwa ia lebih muda dari Lara, tapi Keenan menyia-nyiakan kesempatan untuk jujur padanya. Jika seperti ini Lara perlu menenangkan diri sebelum berhadapan dengan Keenan. Bukan apa-apa, Lara hanya tak ingin kejadian antara Sagar dan Lara kembali terjadi.

"Lara, kamu dipanggil Bu Kristal." Lamunan Lara terhempas begitu ada teman kerjanya yang menyampaikan pesan dari Kristal.

"Iya Kak, makasih." Lara beranjak dari duduknya dan menuju ke ruangan Kristal sekalipun dia tak tahu ada urusan apa Kristal memanggilnya. Apa ini urusan pekerjaan atau urusan Sagar. Sudahlah, lagi pula sebentar lagi dia akan tahu jawabannya.

"Lara duduk," suruh Kristal ketika Lara memasuki ruangan Kristal.

"Ada apa Bu?" Tawa renyah kristal menyapa telinga Lara. Ia merasa lucu ketika Lara memanggilnya ibu.

"Cuma kita berdua, kayak biasanya aja." Lara mengangguk kemudian duduk di depan Kristal.

"Gimana? Betah?" tanya Kristal jelas hanya basa-basi. Beruntung Lara bukan tipe manusia yang malas berbasa-basi seperti Biru.

"Untuk saat ini betah," jawab Lara diplomatis.

"Bagus kalo gitu." Kristal menoleh ke arah ponselnya di meja yang menampakkan notifikasi dari Sagar yang menyuruhnya untuk tak memberi banyak tugas pada Lara agar tetap bisa bermain dengan Sagar.

"Kenapa Kak?" tanya Lara setelah melihat Kristal tersenyum miring.

"Sagar. Dia baru aja ngechat gue. Lo sama dia masih temenan?"

"Anehnya masih."

"Poor Sagar," gumamnya merasa kasihan pada adik tiri.

"Lo nggak mau apa berhenti temenan sama si buaya satu itu?" tanya Kristal merujuk pada kemungkinan bahwa Sagar sudah mengakui perasaannya dan mereka menjadi kekasih, tapi Lara mengira bahwa Kristal sedang menanyakan apakah ia sudah muak apa belum berteman dengan buaya.

"Kenapa emang? Buaya-buaya gitu dia temen gue yang paling setia."

"Nggak apa-apa. Cuma agak heran aja kenapa lo tahan temenan doang sama adek gue. Lo taukan kalo pertemanan cowok sama cewek itu kayak ... ehm nggak bisa temenan doang. Pasti salah satunya ada rasa atau mungkin dua-duanya. Lo nggak pernah ada rasa apa gitu ke Sagar? Gue liat-liat adek gue masih masuk ke kategori ganteng sih."

Bukan sekali dua kali Lara dihadapkan pada pertanyaan ini. Bahkan jika tak salah ingat Kristal pun pernah menanyakan hal serupa ketika Lara menghadiri pesta ulang tahun Kristal tahun lalu.

"Gue rasa itu nggak bakal kejadian Kak." Kristal tertawa kering mengasihani sagar dalam tawanya.

"Karena Sagar buaya?" tanya Kristal.

"Salah satunya dan sebenernya gue udah punya cowok." Kristal kaget dengan berita yang baru didapatnya.

"Sejak kapan? Kita nggak ketemu baru dua mingguan dan lo punya pacar?"

"Emang baru dua minggu, tapi kayaknya gue mau putus."

"Lo ketularan Sagar?" tanya Kristal yang berpikir bahwa Lara mengikuti jejak Sagar menjadi fuckgirl.

White LotusOnde as histórias ganham vida. Descobre agora