Namanya Keenan

474 122 30
                                    

"Sorry, dia lagi kalah main, jadi ya itu tadi cuma becanda." Sagar menarik Lara ke belakang. Ia ingat bahwa jika ia menjerumuskan Lara, Biru pasti akan membunuhnya tanpa berpikir dua kali.

"Sagar, apaan sih!" Lara menepis tangan Sagar kemudian beralih kepada lelaki yang baru saja ditembaknya.

"Lo yang apaan! Gue bisa dimutilasi adek lo anjir!" bisik Sagar yang baru ingat keberadaan Biru ketika adik Lara itu menanyakan keberadaan Lara yang tak ada di kantor padahal sekarang hari sabtu yang mana hanya setengah hari saja.

"Ya jangan sampai dia tahu. Dan dia nggak bakal tahu kalo lo nggak ngadu." Sagar menyerngit, masalahnya adalah dia sudah memberitahu keberadaan Lara dan menurut Biru, lelaki itu berada di dekat tempat Sagar dan Lara nongkrong.

"Dia mau ke sini. Mungkin lima menitan lagi dia bakal sampai." Lara ikut panik, bahaya jika Biru sampai tahu kelakuannya, bisa-bisa Lara harus mendengarkan kuliah umum sepanjang jalan menuju surga, itu pun jika Lara bisa masuk surga.

"Lo kenapa bilang ke dia sih?" bisik Lara sambil heboh mengeluarkan kertas dan bolpen dari tasnya yang tanpa sadar membuat beberapa kertas dari tasnya ikut keluar. Berdoa saja semoga Lara melihatnya dan mengambilnya. Atau jika Lara tak menyadarinya semoga itu bukan hal yang penting.

"Lo tau sendiri adek lo pinter banget ngancemnya. Heran gue dia bisa pinter kenapa Lo nggak."

"Diem!" tegur Lara dengan tatapan mata kesalnya, tapi secepat kilat ekspresinya berubah ketika menatap buruannya, mungkin karena sudah terlatih tersenyum pada client yang kadang membuatnya gondok.

"Anything fine?" tanya Keenan pada Lara yang dari senyumnya tampak jelas bahwa ia tertekan.

"Ya, semuanya baik-baik aja kecuali bagian Dementor yang jemput saya. Anyway, saya nggak punya banyak waktu. So, here my number call me for a date tomorrow." Sagar merotasi bola matanya dan ketika ekor matanya menemukan Biru, si Dementor dia langsung menarik Lara.

"He's coming. Ayo."

"Bye gentleman." Lara segera keluar dari kafe untuk menemui sang adik yang menatapnya dengan wajah kesal.

" Lara segera keluar dari kafe untuk menemui sang adik yang menatapnya dengan wajah kesal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Katanya capek, makanya gue jemput lo, tapi lo malah jalan sama dia." Sagar sangat paham bahwa Biru tak pernah menyukainya dan memicu konflik dengan Biru sama saja bunuh diri.

"Dia yang ngajak." Lara menunjuk Sagar yang lagi-lagi dijadikan kambing hitam oleh Lara. Sudah dijuluki buaya sekarang dia dijadikan kambing hitam.

"Oke, oke sorry ya Bapak Biru. Silahkan dibawa pulang kakaknya, gue cabut. Oke?" Tanpa menunggu persetujuan dari Biru ataupun Lara, yang paling penting menyelamatkan diri.

"Kenapa sih Lo suka banget bergaul sama dia. Dia itu manusia brengsek, nggak bener." Lara tak menanggapinya, dia memilih memakai helm.

"Kak!" Biru kembali menekan Lara, adiknya yang satu ini kelewat posesif.

White LotusWhere stories live. Discover now