Sedangan Alisha, ia terbengong ditempatnya tanpa bisa mengeluarkan satu kata sekalipun, entah kenapa tiba-tiba otaknya tidak bisa berpikir jernih, seluruh kata yang diucapkan oleh Dareen benar-benar menghipnotis dirinya dan sialnya lagi, jantungnya kini berdetak dengan sangat cepat, sangat amat cepat sehingga membuat perut Alisha merasakan seperti ada kupu-kupu yang berterbangan.

"Apa kau mengerti sekarang, honey?" Tanya Dareen

Alisha terdiam, benar-benar terdiam. Dareen yang melihat itupun hanya menyunggingkan senyum tipis lalu mengusap surai hitam panjang Alisha dengan lembut "bermainlah sepuasnya dengan ponsel ku, kau pasti sangat bosan"

Alisha menegakkan tubuhnya dari posisi nyamanya tadi, entah sihir darimana, untuk pertama kalinya Alisha tidak bisa mengeluarkan satu katapun untuk membalas kalimat yang dilontarkan Dareen

Dengan perasaan yang masih campur aduk, Alisha mengambil ponsel Dareen guna mengalihkan perhatiannya.

Alisha melirik pelan ke arah Dareen, pria itu kembali berdiskusi dengan Richard seakan-akan perkataanya tadi adalah hal biasa baginya.

Argh sial sial sial, Alisha lo mulai nggak waras, lo udah gila, bisa-bisanya tadi lo sempet hanyut sama kata-katanya, inget ya Alisha, dia itu pria dewasa, pengalamannya udah banyak, jadi sangat sampe lo terhanyut lagi sama kata-katanya kayak tadi, batin Alisha menjerit frustasi

Alisha membuka ponsel milik Dareen yang tidak terkunci. Jujur, dirinya tadi sempat parno sesaat, ia berpikir jika Dareen menggunakan fotonya sebagai wallpaper tapi untung saja semua itu tidak benar, isi ponselnya benar-benar simple, wallpapernya pun seperti bawaan dari ponselnya langsung. Tidak ada yang special.

Untunglah kagak ada yang aneh-aneh.

Setelah beberapa saat bingung dengan apa yang ia lakukan dengan ponsel Dareen, akhinya Alisha memutuskan untuk mendownload satu buah game yang selalu ia mainkan ketika waktu luang

40 menit kemudian...

Pintu tempat meeting tersebut terbuka lebar menampilkan 6 orang pria dan 1 orang wanita. Alisha ingin berdiri menyambut mereka tapi entah kenapa Dareen dan Richard hanya berdiam ditempatnya seakan-akan tidak ingin menyambut tamu sama sekali, jadi Alisha hanya ngikut-ngikut saja.

Alisha mengamati para tamu itu satu persatu, ia dapat melihat jika penampilan mereka tidak jauh berbeda dengan Dareen, hanya saja entah kenapa Alisha merasa jika Dareen memiliki aura seorang pemimpin yang bahkan para tamu meeting ini seakan-akan sangat menghormati Dareen.

"Maaf jika membuat mu menunggu lama King" ujar salah satu tamu tersebut ketika sudah sampai di meja mereka. Alisha menaikan satu alisnya bingung.

King? Sebutan aneh macam apa itu?

Sedangkan Dareen hanya mengangguk sebagai jawaban. "Duduklah"

Ketika mereka ingin duduk, para tamu tersebut mencuri pandang ke arah Alisha dan membuat Alisha hanya bisa tersenyum manis sambil mengumpat berkali-kali di dalam hatinya.

Dareen yang melihat bagaimana sebagian besar tamunya mencuri pandang ke arah matenya dengan tatapan mesum pun sangat marah. Bahkan serigalannya pun sudah melolong emosi di dalam sana

"Dasar para Alpha sialan, aku tau mate ku sangat cantik tapi lihat lah tatapan mesum para Alpha itu Dareen, aku sangat ingin mencongkel mata mereka, arghh sial, jika tau begini lebih baik mengurung mate kita di dalam kantor seperti biasa, jadi hanya kita yang boleh menikmati kecantikanya saja..."

".... padahal hanya hari ini saja waktu yang tersisa untuk berada di dekat mate kita sepuasanya, karena mulai besok pasti akan sulit untuk menghabiskan waktu dengan mate kecil kita ini". Omel Jay panjang lebar

"Diamlah Jay" Dareen menghembuskan nafas berat, matanya melihat kearah para Alpha yang berada di depannya yang masih saja melirik matenya dan sialnya lagi gadis kecilnya ini malah tersenyum dengan manisnya

"Berhenti melirik mateku jika kalian masih sayang dengan nyawa kalian" ujar Dareen yang malah terdengar seperti alunan kematian bagi para Alpha tersebut.

"Mate?" Seru mereka secara bersamaan lalu pandangan mereka tertuju ke arah seorang gadis yang tadi sempat menjadi incaran mereka.

Hening untuk beberapa saat, entah kenapa tidak ada satupun orang yang angkat bicara untuk mencairkan situasi ditambah lagi aura Dareen yang begitu seram, sangat seram sampai orang-orang disini bahkan tidak ada yang berani mengangkat wajah mereka.

Alisha yang cukup pintar untuk membaca situasi mematikan inipun segera mengambil tindakan guna terbebas dari situasi yang menyeramkan ini "Emm sepertinya saya ijin ke toilet sebentar" Iya sebentar, yang jika diartikan dalam kamus milik Alisha, sebentar berarti lebih dari satu jam.

Tanpa menunggu balasan, Alisha segera berjalan dengan cepat menjauh menuju ke arah luar restoran, pesetan dengan toilet, yang terpenting sekarang dirinya bisa bebas.

Untuk saat ini.

Namun sialnya, ketika Alisha sudah sampai di luar renstoran, dirinya malah bertemu dengan orang yang paling Alisha hindari

"Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" ujar cowok tersebut

🐋

Ada yang bisa tebak Alisha ketemu dengan siapa?

Dan maaf kalau pendek :(

Tapi aku harap kalian tetep suka sama ceritanya....

Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, nanti aku perbaiki

Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋

See you in the next chapter 👋👋👋

- Love, Ryn

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now