Chapter 13 : Deep talk with Gavin

Start from the beginning
                                        

“Apa lo liat-liat?” tanyanya tak senang.

“Masih pagi Sat” kata Nayana jengah dengan kelakuan temannya yang satu ini. Gavin membuang pandangannya menjadi kearah papan tulis didepan kelas. Malas rasanya meladeni Satria yang moodnya bisa berubah kapan saja.

“Yah dia ngapain ngeliatin gue?” balas Satria menatap balik Gavin.

“Dia punya mata Sat wajarlah” sambung Nayana lagi.

“Yang namanya Gavin lo atau dia?” Satria merendahkan suaranya pertanda ia tak suka jika Nayana membela lelaki itu.

“Gue, kenapa?” Gavin menatap Satria tajam. Satria balas lebih tajam lagi. Alhasil mereka saling menatap selama 3 menit diiringi dengan Nayana yang bingung diantara mereka.

“Udah apa anjir ah” kata Nayana seraya menutup mata Gavin dan Satria menggunakan telapak tangannya masing-masing.

Gavin kembali membaca novelnya. Ia tak mau Nayana menjadi takut dengannya. Satria kembali kebangkunya. Ia masih melayangkan tatapan tak sukanya itu kepada Gavin. Dia kira gue takut? Dih, batin Satria.

Nayana masih diam sekarang. Pelajaran sudah berlangsung. Hari ini pelajaran b.inggris dengan Miss Oca yang sedang menerangkan materi didepan, setelah nya ia meminta untuk mengerjakan soal-soal yang ada dibuku paket mereka. Gavin yang menyadari diam nya Nayana merasa tak nyaman. Biasanya Nayana ini tak pernah berhenti mengoceh saat bersamanya dan itu yang Gavin suka, tetapi kenapa malah menjadi seperti ini?

“Na?” panggil Gavin.

“Hm?” ia menaikkan kedua alisnya.

“Tumben diem” kata Gavin mencoba memulai topik. Untuk pertama kalinya lelaki itu menjadi bingung hanya karena obrolan yang tak penting itu.

Nayana menatap Gavin heran. “Gaada topik Gav” katanya sambil menulis soal dibuku tulisnya.

“Si topik mah dikelas sebelah Na” Gavin mencoba menjadi lucu didepan Nayana. Tetapi sang empu malah bingung karenanya.

“Hah?” untuk sesaat Nayana masih terdiam. Tak lama ia tertawa sendirian.

“Lucu banget” kekeh Nayana tak henti.
Gavin ikut terkekeh mendengar tawa Nayana.

“Manis” gumamnya.

“Hah?” Nayana tak mendengar dengan jelas apa yang Gavin ucapkan tadi.

“Engga” katanya seraya menggelengkan kepalanya. Nayana mengangguk mendengar nya.

“Btw lo punya cewek gak sih Gav?” tanya Nayana tiba-tiba.

Gavin termenung sejenak “Engga” katanya yakin.

“Ah yang bener? Masa sih modelan kaya lo gapunya doi” kata Nayana tak percaya.

Gavin mengangguk menyakinkan gadis didepannya ini. “Emang gaada Na” katanya sekali lagi.

“Oo gitu ya” Nayana tak mau ambil pusing. Gavin juga punya privasi pikirnya. Ia hanya teman yang baru beberapa minggu mengenal Gavin.

“Kalo lo?” tanya Gavin balik.

“Gue jangankan cowok Gav, ada yang suka aja uda sukur banget kayanya” ucap Nayana seraya terkekeh garing. Gavin yang mendengar itupun menatap Nayana dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Trus kenapa waktu temen lo nanya siapa orang yang lo suka, lo gamau jawab? Malah pilih dare” Gavin tau jika Nayana mengajaknya berbicara waktu itu karena menerima dare dari teman-teman sekelasnya.

“Lo tau Gav?” Nayana tak menyangka. Ia pikir Gavin tak tau apa-apa waktu itu.

Sang empu mengangguk. “Kenapa lo milih dare?” tanyanya tak sabar.

INSECURE (On Going)Where stories live. Discover now