"Oh! Pantas Aether bilang suaramu tidak asing!"-Paimon.

"Eh? Aku ketinggalan apa?"-Yuuki.

Hanya Yuuki yang tidak tahu apa-apa.

Aether bersiap untuk menghadapi Dvalin di angkasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aether bersiap untuk menghadapi Dvalin di angkasa. Sebelum ia sempat berjalan ke tengah lingkaran sihir, lengan atasnya dicekal oleh Yuuki. Matanya menyiratkan kekhawatiran. Aether berbalik menghadap gadis itu.

"Ada apa?"-Aether.

"Aku hanya khawatir, maaf tidak bisa banyak membantu untuk kali ini."-Yuuki.

Ucap peri itu dengan wajah menunduk. Ia takut akan ada apa-apa pada pemuda pirang yang baru ia kenal itu, dia tak mau jika harus kehilangan seseorang yang ia peduli. Aether terdiam sebentar sebelum menunjukkan seulas senyum dan mengelus lembut surai violetnya Yuuki. Ia menggenggam tangan yang lebih kecil dari miliknya.

"Daijoubu, aku akan baik-baik saja. Kau bisa sihir kan? Dukung aku dari belakang dengan sekuat tenaga, aku juga akan berusaha dengan seluruh kemampuanku."-Aether.

Yuuki mengangkat wajahnya untuk menatap manik emas Aether sebelum membalas senyumannya. Ia mengangguk mengerti.

"Uhm. Berhati-hatilah."-Yuuki.

Yuuki sedikit mendekatkan bibirnya ke wajah Aether, wajahnya berubah merah mengira akan dikecup. Ia sontak langsung menutup mata.

Fuuh~

Tiupan lembut menerpa pipinya. Begitu membuka mata Yuuki sudah tersenyum jahil dan berjalan kembali ke rombongan. Pemuda pirang itu menyentuh bagian yang ditiup oleh Yuuki, ia merasa baper untuk beberapa saat sebelum menggeleng dan berpaling ke masalah semula.

Aether membentangkan Wind Glidernya dan Venti menerbangkannya ke atas langit mengejar Dvalin. Ia mensejajarkan diri di belakang naga itu, terlihat 2 kristal ungu yang menancap di punggungnya. Venti berbisik melalui angin.

"Lihatlah, ada dua benda bersinar di punggungnya. Sepertinya gumpalan darah beracun membeku di lukanya. Abbys Order pasti telah mengutuk lukanya, karena itulah pikiran Dvalin tercemar. Untuk menyelamatkan Dvalin, kita harus menyingkirkan gumpalan darah tersebut. Targetkan pada bagian paling belakangnya."-Venti.

Lingkaran Anemo muncul di kedua tangan Aether, ia mengarahkannya ke luka Dvalin dan menembaknya dengan kekuatan Anemo. Naga itu meraung kesakitan begitu ditembak, ia terbang berzig-zag menghindari tembakan membuat sang pengelana agak kesusahan .

"Tolong terbanglah dengan lurus..."-Aether.

Tiba-tiba Dvalin terbang menjauh dan meninggalkan bola-bola cahaya dibelakangnya Aether terluka di beberapa bagian tubuhnya. I meringis.

"Ugh!"-Aether.

Yuuki mengarahkan kedua tangannya ke atas.

Þú fylla heilagr austr, brott svalr bani.
(Sembuhkan engkau, air suci, dan jauhi kematian yang dingin.)

Pendekar Teyvat | GENSHIN IMPACT x SAOWhere stories live. Discover now