"Lo duduk manis aja di sini. Gue mau jamu tamu dulu."

"Lo sak-"

"Diem kata gue mah."

Lila akhirnya hanya pasrah. Berharap tidak ada kesalahpahaman yang terjadi jika Dean melihat adiknya yang sedang sakit malah ke berkutat dengan pantry.

"Gue ada bawa buah buat lo."

Dafin mengangguk. Ia ke ruang tamu dan membawa parcel buah yang sudah menjadi miliknya.

"Makasih Lil."

Lila mengangguk. Tersenyum ketika melihat Dafin yang memasukkan sebagian buah itu ke kulkas dan sebagian lagi ia kupas untuk ia makan. Ruang tengah memang terhubung dengan pantry.

"Udah makan belom Lil? Lo pilih jus, teh es, kopi es, atau air sirup Lil? Cuma itu yang ada di sini."

Lila terkekeh di tempatnya. "Gue udah makan. Gue mau air putih doang Daf."

Dafin mengangguk lalu menyiapkan air putih lengkap dengan snacknya. Ia juga menyiapkan buah yang diberikan Lila untuknya.

"Lo udah makan?"

"Udah kok. Badan gue juga udah jauh mendingan."

Pandangan Lila meredup. Selalu seperti ini. Ketika dirinya berkunjung ke rumah ini, yang selalu mendampinginya adalah Dafin ataupun mamanya. Sedangkan Dean, pacarnya itu malah terlihat tidak peduli.

"Nih minumnya." Dafin meletakkan nampan berisikan minuman dan snack di depan meja. Ia menghempaskan diri di samping Lila dan menumpukan kepalanya ke sandaran sofa.

"Lo masih pusing Daf?"

Dafin terkekeh. "Dikit doang. Gue mah LAKI."

Lila tersenyum miring. "Tapi lo tadi bilang mau tidur sambil di peluk."

Wajah Dafin memerah. Ia mengambil jus untuk mengenyahkan rasa malunya. "Gue cuma bercanda."

Lila menggelengkan kepalanya pelan. Ia mengambil snack kentang dan memasukkan ke dalam mulutnya sembari menatap lekat ke arah pemuda di sampingnya. Pemuda dengan plaster penurun panas di keningnya, pipi tembam merah, bibir cherrynya mengerucut akibat sibuk menyedot jus apel di tangannya, kulit tan-nya dan terakhir, jangan lupakan matanya yang berbinar indah hingga berhasil membuat banyak gadis iri dengannya. Dafin itu definisi ganteng, manis, imut dan lucu. Bahkan tak jarang, Orang-orang malah menyebutnya cantik.

Lila mendesah kecewa

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Lila mendesah kecewa. "Gue bener-bener nggak bisa saingan sama lo Daf. Kalah telak gue."

"Hah? Apa?" Dafin congo. Apanya yang saingan?

"Dean. Gue nggak bisa saingan sama lo."

"Kok gue?!" pekik Dafin tak terima. Apa-apaan Lingkar lengan atas ini?! Jadi selama ini ia dianggap saingan?

Sontak Lila tertawa. Ia kemudian tersenyum ke arah Dafin. "Jujurly, terkadang iya." Lila mengaku jujur.

"Ck, maaf. Nanti gue omongin lagi sama Dean."

𝗧𝘄𝗶𝗻𝘀 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora