"Tentu" Daffa dan David akhirnya memilih berbicara balkon kamar.

"Saya harap jangan terlalu membuat nya tertekan, sepertinya dia memiliki trauma dengan masa lalunya"

"Saya tidak tau apa yang membuat nya trauma, tapi bisa jadi atas tertekan nya dengan suatu keadaan dimana dia merasa bahwa dirinya terancam"

"Dia memang tersenyum tapi mentalnya jauh berbeda dari apa yang wajahnya perlihatkan, jangan sampai trauma menguasai tubuhnya"

"Baiklah aku akan pulang, jika terjadi sesuatu kau bisa memanggilku kapan saja" Setelah itu David pergi meninggalkan Daffa yang masih mencerna perkataan David.

Apakah sebegitu buruknya masa lalu Kenlio? Sampai sampai anak ini harus merasakan Trauma akan hal itu.

Daffa menghilangkan sebentar pikiran itu dia memilih masuk untuk melihat Kenlio yang masih dengan posisi yang sama.
Daffa berjalan mendekati Kenlio dan duduk di samping Kenlio.

"Adek ini ayah" Ucap Daffa dengan pelan.

"Jangan takut, buka matanya dek lihat ayah" Ucap Daffa namun tetap saja Kenlio enggan untuk membuka mata.

"Ini ayah" Akhirnya dengan keberanian yang tersisa Kenlio pun membuka matanya dengan perlahan.

Matanya sedikit memburam karna Terlalu lama memejamkan mata dengan paksa, matanya menangkap wajah Daffa yang kini ada di hadapannya.

"Hiks ayahh" Kenlio dengan cepat masuk kedalam dekapan Daffa memeluknya dengan erat.

"Adek takut hiks ayah"

"Ssssttt ssttt gapapa ada ayah" Pelukan terus berlangsung selama 10 menit sampai akhirnya Daffa melonggarkan pelukkannya.

"Ayah gantiin bajunya yaa" Daffa hendak bangkit untuk mengambil piyama baru untuk Kenlio.

"Ikutt" Dengan terpaksa Daffa menyiapkan keperluan Kenlio dengan bayi koala ini di gendongannya.

Setelah mengganti piyama Kenlio dengan yang baru Daffa memilih mengajak Kenlio ke balkon kamar untuk menikmati angin malam yang menyejukkan.

"Ayah ada bintang jatuh" Daffa yang sejak tadi memperhatikan Kenlio pun terkekeh melihat bagaimana heboh nya anak ini saat melihat bintang jatuh.

"Buat permohonan dek" Kenlio mengangguk dan mulai memejamkan matanya memulai membuat permohonan.

"Semoga ayah uangnya makin banyak tapi yang kerja jangan ayah biar abang sama kakak aja soalnya kasihan ayah kalau kerja terus nanti ayah capek, terus ayah jangan ganteng ganteng soalnya yang ganteng cuma Lio xixixi"

Daffa rasanya ingin tertawa kencang, kenapa? Karna Kenlio membuat permohonan dengan suara yang keras sehingga Daffa dapat mendengar semuanya.

Daffa memejamkan matanya memulai membuat permohonan di dalam hati "hanya satu, tetap jaga anak anakku".

"Ayah minta apa?" Ucap Kenlio setelah melihat Daffa membuka matanya.

"Eumm ayah minta semoga ayah semakin tampan dan kaya" Ucap Daffa membuat Kenlio cemberut.

"Yang terakhir adek setuju tapi yang pertama engga, soalnya yang paling ganteng itu cuma Adek" Kesal Kenlio dengan wajah marah nya.

"Adek kan lucu" Kenlio semakin menatap tajam Daffa, apa apaan ini Kenlio itu tampan bukan lucu.

"Engga! Adek itu ganteng~" Rengek Kenlio menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Daffa, posisi Kenlio masih di gendong ala Koala oleh Daffa.

"Hahaha iya iya adek Ganteng" Daffa berjalan masuk kedalam kamar diiringi dengan tawa nya.

"Bobo ya? Besok mau sekolah ga?" Ucap Daffa sembari meletakkan Kenlio di atas ranjang.

"Mau adek mau sekolah" Jawab Kenlio dengan semangat.

"Baiklah ayo tidur" Daffa berbaring dengan posisi miring menghadap Kenlio tangannya ia jadikan sanggahan kepalanya.

Tangan satunya yang tak melakukan apapun ia gunakan untuk mengelus punggung Kenlio.

Tangan satunya yang tak melakukan apapun ia gunakan untuk mengelus punggung Kenlio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira kira gini posisinya yaa)

Sudah hampir setengah jam Daffa ngelonin Kenlio tapi tetap saja mata Kenlio tidak terpejam sama sekali, anak ini malah memainkan kancing piyama Daffa bahkan sesekali menggigitinya.

"Baby itu kotor jangan di gigit" Daffa menarik kancing bajunya dari mulut Kenlio.

"Ngantuk~" Rengek Kenlio.

"Iya tidur yaa" Daffa dengan sabar kembali mengusap punggung Kenlio namun tetap saja Kenlio tak menutup matanya.

Daffa bangkit dari tidur nya dan membuat kan susu untuk Kenlio, Daffa mengabaikan sebentar rengekan Kenlio yang entah mau apa.

Daffa mengangkat Kenlio ke pangkuannya saat selesai membuat susu.

"Tidur!" Kenlio yang memang lagi sensitif langsung melengkungkan bibir nya kebawah dengan mata yang berkaca kaca menatap Daffa, dia pikir Daffa memarahinya.

"Huweee hiks hiks" Daffa bingung kenapa Kenlio malah menangis padahal ia hanya menyuruh tidur.

"Cup cup ayah ga marah kok dek, jangan nangis yaa" Ucap Daffa.

Susah buat diemin Kenlio kalau udah rewel gini pastinya sekarang Kenlio rewel karna mengantuk, jadi Daffa harus benar benar sabar saat ini.

Daffa dengan cepat menyumpal mulut Kenlio dengan susu, Kenlio diam menikmati aliran susu yang mengalir di tenggorokannya.

Matanya terpejam merasa nyaman dengan pergerakan Daffa yang menimang nya seperti bayi.

Akhirnya bayi besar ini tidur juga walaupun butuh tenaga yang banyak untuk menidurkan nya.

Daffa dengan perlahan meletakkan Kenlio di atas kasur, walaupun saat diletakkan Kenlio merengek sedikit tapi dapat Daffa tenangkan dengan cara mem pukpuk Kenlio.

"Hufhh seperti ibu ibu yang baru melahirkan saja" Ucap Daffa kepada dirinya sendiri sambil menggantikan botol susu dengan Pacifier.

......

Gatau yaa akhir akhir ini aku suka ga pd sama cerita ku, kayak gimana yaa rasanya kayak aneh gitu terus gamasuk akal.

Kadang suka insecure sama cerita lain yang lebih rapih dan menarik jalan ceritanya🙂🙏

Penulis (ikaa1130)
Publish 31 Mei 2022√

KENLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang