Mission X | Permainan Berlanjut

891 125 48
                                    

part ini masih mengandung kekerasan (lagi)

Kalau nggak kuat atau ngilu bisa di skip..

***

"Kenapa makan di tempat seperti ini, Kapten?" tanya Kirana saat ia turun dari mobil pribadi milik Anjas yang membawanya ke sebuah restoran steak mahal.

"Sudah lama tidak makan enak, temani saya makan enak tidak salah kan, Na?"  ucap Anjas seraya mempersilakan Kirana untuk berjalan disampingnya. Kirana menghembuskan nafas panjang lalu berjalan berdampingan dengan Anjas. Mereka memilih meja dengan dua tempat duduk, suasana di restoran steak itu benar benar sangat romantis dan mewah. Banyak dari pengunjung rumah makan itu mengenakan dres dan pakaian bagus lainnya, sementara Kirana, hanya mengenakan kaos ketat warna putih, jaket denim, celana jeans sobek-sobek dan sepatu kets buluk, ia lalu menatap Anjas yang sudah duduk begitu gagah dihadapannya nampak begitu rapi dan elegan dengan kemeja putih, jaket kulit warna cokelat dan celana jeans serta sepatu vantofel. Sudah jelas rupa mereka bagai langit dan bumi. 

"Saya nggak pantas makan disini, Kapten,"celetuk Kirana. Anjas yang sejak tadi sibuk memperhatikan menu makan pun mengernyitkan dahinya. "Nggak pantas kenapa? Pantas saja.. Kenapa harus tidak pantas?" ucap Anjas acuh. Dia juga menyadari sedari tadi saat dirinya dan Kirana masuk ke dalam restoran saja sudah banyak mata memandang mereka, Anjas sadar dengan penampilan Kirana yang tidak biasa, berbeda dengan gadis gadis lain di dalam restoran itu, tapi satu yang ia suka, Kirana tampil apa adanya, tidak menyembunyikan dirinya sama sekali. Jarang Anjas menemukan perempuan gadis seperti Kirana ini. 

"Tadi katanya mau ngopi?" gerutu Kirana yang mulai kurang nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Ditambah lagi ada beberapa perempuan yang berbisik bisik seraya menatap ke arahnya. Anjas menatap Kirana sejenak lalu menghela nafas panjang. "Tidak nyaman ya?" tanya Anjas. Kirana mengangguk seraya menggigit bibir bawahnya, rupanya pria dihadapannya itu peka juga bisa menangkap gesture tubuhnya. Anjas menghembuskan nafas panjang lalu menutup buku menu yang ia bawa. "Lho kok berdiri, Kapt?" tanya Kirana. Anjas tersenyum lalu mengulurkan tangan ke arah Kirana. "Lebih baik cari tempat lain daripada kamu merasa kurang nyaman, nanti makanan enak berasa hambar," ucapnya seraya tersenyum. Kirana mengangguk namun tidak meraih tangan Anjas, ia justru berjalan mendahului Anjas dan kembali masuk ke dalam mobil ANjas. "Maaf, Kapt.. saya tidak nyaman makan di tempat seperti itu, lebih baik cari tempat lain saja," ucap Kirana seraya memberikan cengiran kudanya. ANjas menghembuskan nafas panjang lalu menganggukkan kepalanya. "Sebagai permohonan maaf saya, saya akan traktir Kapten di tempat makan langganan saya. Dijamin enak, mau?" tanya Kirana dengan senyuman lebarnya. Anjas tertegun melihat betapa bersinarnya wajah Kirana saat tersenyum seperti sekarang, sepertinya dia benar benar jatuh cinta pada gadis di sampingnya ini. "Baik, asal kamu suka, saya sih tidak keberatan." 

Anjas tertegun, merasa heran saat Kirana membawanya makan di tepian jalan, warung sate langgaan Kirana dan keluarga besarnya, Warung Sate Pak Jogo. "Duduk, Kapt!" ucapnya girang seraya menepuk tikar di sampingnya. Anjas mengangguk dan duduk di bawah tepat di samping Kirana. "Ini warung bukan sembarang warung, ini tempat makan favorit saya sama keluarga," ucap Kirana kemudian. Anjas mengangguk dan tersenyum. Netranya tidak pernah lepas memandangi wajah berbinar Kirana. 

"Na.."

"Ya?"

"Kamu ternyata cantik banget kalau senyum.. sering sering senyum begini kenapa? Jangan jutek terus.." ucap Anjas dengan netra teduhnya yang lekat memandang Kirana. Kirana mengerjapkan kedua manik matanya seraya meminum es jeruk pesanannya. Anjas tidak lagi banyak berkomentar, kini Kirana sadar, wajahnya sudah sangat panas dan pasti semerah tomat. Anjas nampak menikmati suapan demi suapan sate legendaris itu, ia juga tersenyum melihat gaya makan Kirana yang cepat dan tanpa suara itu. "Hei, jangan terlalu cepat, santai saja, kita nggak lagi perang, Na.." tegur Anjas. Kirana tersedak sate yang nyaris melompat dari rongga mulutnya saat Anjas mengambil tissue dan menghapus bumbu kacang yang ada di sekitaran bibir Kirana. 

Mission X √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang