5. Sosok Ibu

23 2 0
                                    

Laki-laki yang kemarin datang ke toko bunga tempat Nayara bekerja kini kembali lagi tetapi ia tidak datang seorang diri. Laki-laki itu menggandeng lembut tangan seorang perempuan berhijab berumur setengah abad akan tetapi wajahnya terlihat awet muda dengan senyuman yang menghiasinya.

''Assalamualaikum,'' salam keduanya nyaris bersamaan.

''Wa-waalaikumussalam,'' jawab Nayara sedikit terbata-bata.

''Selamat datang di toko dewi bunga, kami siap menerima pesanan,'' lanjutnya menyambut dua pelanggan sekaligus.

''Hai, masih ingat sama aku? yang kemarin pesan bunga tulip merah.''
Seketika laki-laki itu melontarkan pertanyaan tak terduga.

Perlahan Nayara mengangguk lirih. Jelas ia mengingatnya karena pertemuan mereka cukup berkesan terlebih lagi laki-laki itu memesan bunga tulip merah khusus untuk sang ibu yang berhasil menyita perhatian Nayara sepanjang hari kemarin.

''Oh iya perkenalkan ini Mama aku, cinta pertamaku.''

Laki-laki itu tanpa ragu memperkenalkan wanita di sampingnya alias sang Ibu kepada Nayara. Sempat ragu-ragu hingga akhirnya Nayara mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan ibu dari laki-laki di hadapannya.

''Ini siapa Nak?'' tanya wanita itu kepada sang putra.

Bukannya menjawab laki-laki itu justru menggaruk pelipisnya yang tidak gatal hanya sebagai pengalihan karena sejujurnya ia belum mengetahui nama dari perempuan yang baru dua kali bertemu di tempat yang sama ini.

''Perkenalkan Ibu, saya Nayara, karyawan di toko bunga ini,'' ucap Nayara yang inisiatif memperkenalkan dirinya sendiri.

''Oh iya Nayara, perkenalkan saya Yasna mamanya Zeroun,'' balas Yasna ikut memperkenalkan dirinya.

''Oh iya Ibu, salam kenal ya Bu.''

''Iya salam kenal juga ya Nayara.''

''Nama kamu cantik seperti orangnya,'' lanjut Yasna memuji Nayara.

''Maa syaa Allah, terima kasih Ibu'' ucap Nayara tersipu malu.

''Sebelumnya perkenalkan saya Zeroun, maaf kemarin belum sempat kenalan.'' Tiba-tiba Zeroun masuk ke dalam obrolan dengan memperkenalkan dirinya yang terkesan telat.

''Lho jadi kalian belum saling kenal sebelumnya?'' tanya Yasna heran. Disambut dengan gelengan kepala oleh keduanya. Lantas Yasna terkekeh geli.

''Oh iya Ma, jadi kemarin aku beli buket bunga yang aku kasih ke Mama itu di sini, dan buket itu Nayara yang buat Zeroun melihatnya secara langsung,'' ungkap Zeroun mengalihkan pembicaraan.

''Wah hebat ya Nayara bisa buat buket sebagus dan secantik itu.'' lagi Yasna memuji Nayara kali ini karena kemampuannya dalam membuat buket yang katanya bagus dan cantik.

''Alhamdulillah, tapi bukan saya yang hebat ini semua berkat Allah, Bu,'' ucap Nayara merendah bukan malah terbang tinggi karena dipuji.

Meski baru pertama kali bertemu Yasna sudah bisa melihat sisi baik gadis muda di hadapannya ini. Kepribadiannya sungguh bagus, tutur katanya lembut menyejukkan dan menghormati yang lebih tua.

''Nayara, Ibu mau pesan buket bunga mawar putih ya, untuk suami Ibu, Papanya Zeroun, sekarang beliau lagi sakit.''

''Iya Ibu, saya akan buatkan sekarang juga, dan semoga suami Ibu cepat sembuh seperti sedia kala.''

''Aamiin terima kasih ya doanya.''

''Iya Ibu sama-sama.''

''Oh iya Nayara maaf sebelumnya Ibu boleh ikut bantu kamu untuk membuat buket bunganya, Ibu ingin buket bunga yang akan Ibu kasih ke suami Ibu adalah hasil dari tangan Ibu.''

NAYARAWhere stories live. Discover now