[ 07 ] Rahasia Jaehyun

1.5K 153 22
                                    

SORRY, JAE.

SORRY, JAE

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



-oOo-



Jaehyun telah sampai di rumah pamannya, iya. Dia tinggal bersama pamannya karena rumahnya telah disita oleh bank karena ayahnya memiliki banyak hutang. Dia memakirkan sepeda anginnya pada halaman rumah pamannya. Dia berjalan masuk ke rumah pamannya dan melepas sepatunya.

"Paman? Apa paman sudah pulang?" Sapa Jaehyun sambil celingak-celinguk mencari keberadaan pamannya.

Beberapa menit berlalu, tak ada suara yang membalasnya. Jaehyun mengangguk paham.

"Hmm... Paman belum datang, apakah dia akan pulang malam lagi? Ah, sepi sekali rumah ini" Keluhnya sambil memajukan bibir bawahnya. Seperti merajuk.

Rumahnya terasa sepi, karena hari ini masih sore, pamannya masih berjualan di tokonya. Pamannya akan pulang jika sudah malam itupun jika dagangannya habis. Dan Jaehyun sudah terbiasa jika dia di rumah hanya sendirian. Hantu? Jaehyun tak takut hantu. Malahan hantu yang akan bosan mengganggunya.

Setelah melepas sepatunya dan menutup pintu rumah utama, Jaehyun berjalan ke arah ruangan yang berpintu bercat kecoklatan. Dia memegang knop pintu itu dan sedikit mendorong pintu itu agar terbuka. Itu adalah kamarnya. Jaehyun masuk. Setelah masuk, dia menutup pintu kamarnya dan duduk di atas kasur empuknya.

Dia membuka kacamatanya dan alat bantu pendengarnya, dia lalu menghela nafas berat. Hari ini benar-benar berat untuknya. Bukan hari ini saja, malahan setiap hari.

Dia berdiri dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya, tubuhnya terasa sangat lengket karena bekas telur dan darah pada seragamnya, huhh.. pekerjaannya bertambah lagi dengan harus mencuci seragamnya.

" Huh.. Aku akan mandi dan juga mencuci seragamku, aku tak bisa memberikan paman tau tentang ini, pasti dia akan sangat marah sekali " Ucapnya sambil memanyunkan bibir tebalnya.

"Tidak, tidak mungkin paman hanya marah, bisa-bisa.. aku akan dia paksa agar keluar dari sekolah itu, Huft.. melelahkan, ini terlalu rumit."

Helaan nafas berat keluar dari mulut pemuda berbibir tebal itu.

Dia tak mungkin membiarkan pamannya melihatnya. Jika pamannya melihatnya Jaehyun akan benar-benar akan dipindahkan dari sekolahnya.

Dan, Jaehyun tak ingin itu terjadi.

-oOo-


Setelah selang beberapa menit Jaehyun habiskan di kamar mandi untuk membersihkan darah dan keringat di tubuunya, akhirnya Jaehyun keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk yang ia lilitkan di pinggangnya.

Lihatlah tubuh atletisnya. Sangat hot. Dia memang rajin berolahraga dahulu.

Iya, tapi tidak dengan sekarang. Karena sekarang dia mendapatkan penyakit yang menyeramkan.

Mengapa dia malah menyembunyikannya? Bukankah memiliki tubuh atletis itu sangat keren? Mengapa dia harus menyembunyikannya dengan penampilan nerdnya?

Dia lalu memakai baju santainya dan memakai alat bantu pendengarannya. Dia berjalan ke arah cermin besar yang berada di samping lemari bajunya.

Lalu dia menatap dirinya dipantulan kaca.

" Benar, aku terlihat tak sempurna seperti orang-orang.. andai aku tak tuli.. dan juga.. Andai aku tak mempunyai penyakit ini." Gumamnya pelan sambil menatap wajahnya di pantulan kaca di hadapannya. Dan dia teringat sesuatu.

" Oh ya, ini waktunya aku meminum obatku! Haish, aku hampir lupa aku memiliki penyakit kejam ini. Kapan coba ini akan berakhir? Melelahkan."

Dia membuka laci di meja belajarnya. Dia mengambil sebuah botol berwarna putih yang berisi beberapa kapsul obat. Dia mengeluarkan satu butir kapsul, lalu menelannya dan meminum air yang berada pada gelas di atas meja belajarnya.

Dia selalu menyiapkan segelas air putih untuk membantunya meminum obat. Dia tak pernah lupa itu.

Setelah meminumnya, dia membelakangi meja belajarnya dan bersender pada meja tersebut. Lalu dia menunduk sedih.

" Kapan penderitaan ini akan berakhir? Mengapa aku harus tuli dan harus memiliki penyakit kejam ini? Mengapa Tuhan? " Dia tak kuat. Sungguh.

"Obat, obat, obat dan obat. Aku sangat membenci ini.."

Tanpa ia sadari, air matanya menetes mengenai pipi gembilnya. Jujur, dia ingin sekali mengakhiri hidupnya, dia lelah. Dia mengusap air matanya, tiba tiba kepalanya berdenyut sakit. Reflek dia memegang kepalanya.

" Shh, tak seharusnya aku menangis terus-menerus, aku terlihat seperti orang lemah jika seperti ini. Kepalaku sakit kembali.. Sebaiknya aku istirahat dan bangun pada saat makan malam " Dia lalu menyimpan botol obatnya pada laci meja belajarnya.

Dia harus menyembunyikan ini, Pamannya tak boleh mengetahui ini. Kalau pamannya mengetahuinya, Dia akan menyusahkan pamannya kembali. Dia tidak mau.

Dia berbaring pada kasur empuknya, menatap langit-langit kamarnya sebentar, dan menarik selimut guna menutupi tubuh rapuhnya, dia memejamkan mata dan akhirnya dia terlelap menuju ke alam mimpinya.






TBC
────────────────────────────

Halo!
Aku update lagi untuk book ini.
Maaf kalau narasinya pendek ya.. aku lagi kehabisan ide T^T
Jadi, kalian masih pengen aku lanjutin book ini? 😘
Jangan lupa vomentnya ya biar aku semangat terus!
Terimakasih ❤️

Salam cinta ; Marrie.

Salam cinta ; Marrie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sorry, Jae. [ ✓ ]Where stories live. Discover now