AJBB - 18 [REVISI]✔️

24.8K 2.7K 334
                                    

Pagi hari di mansion Opa semua penghuni sedang melaksanakan sarapan, hari ini Mika seperti biasa akan pergi sekolah meskipun awalnya males karena buat apa sekolah kalo udah kaya?

3 kartu hitam dari Lyon udah ada di tangannya, tinggal di mansion mewah, semua keperluan dipenuhi oleh Opa tersayang, mau sesuatu tinggal minta aja.

Batinnya mengatakan mending diem dikamar sambil nonton anime lebih berfaedah dibanding pergi sekolah, ye kan?

Tapi karena ancaman Lyon bilangnya bakal ambil kembali kartu yang udah dia kasih, mau tak mau Mika patuh sama ancaman mengerikan itu.

Karena bagi Mika duit paling penting!

Cita-citanya pengen jadi pemalas kaya raya kayak impian karakter favoritnya yang selalu sial itu.

"Mika pergi ke sekolah sama Ayah"

Mika melirik putra sulung Sagantio tanpa minat lalu membalas, "Gak mau, yang ada nanti tabrakan beruntun. Situ kan stress!" Tentunya kalimat terakhir diucapin dalam hati.

"Gak kok, percaya sama Ayah"

'Orang gila mana yang mau percaya sama ucapan situ?' batin Mika sambil memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.

Mata Mika beralih menatap babu barunya yang lagi tersenyum ramah kepadanya.

"Nih kakek satu mulai gak waras juga" gumamnya pelan.

****

Mobil mewah Rolls Royce berwarna biru gelap berhenti di depan gerbang sekolah, Mika membuka pintu keluar lalu menutupnya dengan kuat sampai menarik perhatian orang-orang.

Maklum lagi kesal, seperti dugaannya Lyon melajukan mobil kayak mau ngajak mati bareng, gimana gak kesal tuh.

"Gimana, gak papa kan Ayah bawa mobilnya?" Tanya Lyon menyandarkan lengannya di jendela pintu mobil sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Your as* gak papa! Fu*k you Lyon!" menunjukkan dua jari tengahnya kepada Lyon dan berpikir bahwa pria 4 anak itu akan marah namun ternyata sebaliknya.

"Too baby, muach..." Lyon memberikan kiss bye sambil melajukan mobilnya meninggalkan keponakan tersayang yang memerah menahan marah dan malu.

"Memang anak-anak Sagantio gak ada yang bener!"

Mika menoleh ke kanan dan melihat pemandangan merusak mata. Di sana terdapat Derix sedang mengusap kepala anak pungut kesayangannya.

Dan kedua Ayah anak itu melihat ke arahnya juga.

"Sungguh sial pagi hari gue, sudahlah ngehadapi orang gak waras sampe nyawa hampir hilang sekarang malah lihat live action kemesraan Ayah kandung dan anak pungut! Pasti hari ini gue banyak sialnya nanti"

Mengatakan ucapan itu dengan keras yang pastinya di dengar orang lain, Mika berjalan memasuki gerbang dengan wajah melengos dan ber-hmph mengabaikan murid lain yang menatapnya aneh.

****

Brak

Melempar tas di atas meja sampai mengagetkan Gilang yang sedang asyik merebahkan kepalanya dengan bantalan tangan, lagi tidur mungkin.

"Anak setan! Babik lo Mik, gue baru aja mimpi dapet hadiah duit  dari ciki!" Cerocos Gilang menciptakan hujan kecil dadakan di muka Mika.

Gak mau diem aja tangan Mika bergerak menampol pipi sahabatnya, "Lu kalo nyerocos biasa aja gak perlu nyipratin ludah lu ke muka gue mana bau pete pula!"

"Sakit beb..."

"Rasain! Gue lagi marah gini malah lu tambahin"

"Napa lagi sih masalahmu wahai sahabat pendek ku?" Gilang langsung menjauhkan wajahnya hampir kena tampol lagi.

"Biasa si anak pungut sama bapak kesayangannya bikin muak aja ngeliat muka mereka! Belum lagi kesetresan si Lyon, lama lama gue ikut gila tinggal di keluarga Agraham!" Curhat si anak yang selalu benar.

Sambil ngupil Gilang mendengarkan curhatan sahabatnya dan berakhir ikut bingung.

"Kalo gak mau ikutan gila ya keluar aja dari tuh mansion, kabur gitu? Lo banyak duit kan?"

"Kalo bisa udah dari lama gue kabur! Tapi sekarang rencana kabur gak bakal gue pake lagi. Gue mau coba rencana baru"

"Rencana apaan?"

"Ngusir si anak pungut dari tempat tinggal gue, kalo bisa gue mau dia menderitaaaa sampe dia berpikir ngeakhiri hidupnya itu lebih baik hehehe"

Gilang menyentuh dahi sahabatnya, "Pantes omongan lo ngawur, dahi lo anget begini... ke UKS yuk jernihin pikiran lo"

Mika menatap datar Gilang dan mencubit kecil lengan sahabat tak sepengertiannya itu.

"Atit beb, boku no tangan itai"

"Dasar wibu buriq"

"Nih beb kaca buat NGACA kalo lo juga WIBU NOLEP!"

****

Bel pulang sekolah telah berbunyi 15 menit yang lalu, tak banyak murid terlihat di koridor hanya ada beberapa murid yang mengikuti klub sekolah saja.

Mika baru saja pulang setelah menyelesaikan hukumannya membersihkan gudang belakang karena sudah menyiram guru dengan air bekas pel yang sebenarnya mau dia siram ke Gilang.

"Gilang anaknya si Galang liat aja besok kalo ketemu gue. Tuh gudang kotornya kebangetan, karena gue anaknya baik hati dan Sholeh jadinya gak gue bersihin, siapa juga yang mau bersihin gudang sendirian?"

Ngoceh sendiri sambil menendang kerikil yang ditemui, tidak ada yang menjemputnya, baterai ponsel habis, ketiga sahabatnya pun gak muncul, keempat temen barunya juga gak keliatan, tapi tadi disuruh Devano nunggu dia selesai rapat OSIS tapi Mika tinggalin karena kelamaan.

Alhasil pulang jalan kaki, gak masalah sesekali sambil cuci mata siapa tau ketemu yang kinclong² gitu.

"Mika"

Mika melihat ke depan asal suara memanggilnya yang ternyata Zidan si anak pungut!

'Ngapain nih anak manggil gue? Kesambet apa dia? Tapi dari aroma aromanya kok mencurigakan ya?'

Mika menoleh kanan kiri, hari ini dia pulang kesorean dan langit mulai menggelap tapi si anak pungut masih di sekitar sekolahan.

Insting Mika tuh kuat banget soal hal mencurigakan dan Zidan nih dari auranya udah pasti ada yang dia rencanain.

"Mika sini bentar"

"Lu yang butuh ya lu ke sini, memang situ siapa berani merintah gue huh?" Mika melipat tangannya dengan tatapan songong memandang Zidan.

Sementara Zidan ngeliat kanan kiri dulu baru mendekati Mika dengan ekspresi malu-malu membuat Mika jijik.

"Gue gak punya waktu untuk ngeliatin ekspresi menjijikkan lu ya"

"Z-zidan minta maaf ya kalo selama ini udah ngerebut orangtua dan saudara Mika--" perkataanya dipotong Mika.

"Gue gak peduli lu mau ngerebut keluarga bangsat itu atau apa sekarang gak perlu basa basi lu ngomong yang sebenarnya. Gak usah sok polos lu, saat ini gue sendirian"

Zidan langsung merubah ekspresi lugunya dan menatap Mika dengan pandangan merendahkan.

"Gua cuma mau bilang... Selamat tidur~"

Persekian detik Mika bingung sebelum raut wajah terkejut muncul dan tangan besar menutup hidup serta mulutnya dengan sebuah sapu tangan yang sudah diberi obat bius.

Zidan menatap Mika yang sudah pingsan lalu melihat orang yang selama ini memberinya perintah.

"Kerja bagus boy"



TBC

Publish: 08-05-2022
Revisi: 28-11-2023

Antagonis Juga Berhak Bahagia!✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ