Tidak ada sahutan, Nendra meniup wajah kekasihnya dengan pelan.

Bulu mata lentik milik Risha tergerak mengikuti gerak kelopak matanya yang hendak terbuka.

"Bangun ayo cepet."

Eummhhh

"Ayo buka matanya."

Risha mengerjabkan kedua matanya dengan pelan. Wajah pertama yang dilihatnya adalah wajah Nendra yang tersenyum ke arahnya.

"Udah sampe?" tanya Risha dengan suara seraknya yang langsung di balas anggukan oleh pemuda itu.

Risha menatap sekelilingnya. Restoran mewah ternyata. Bukannya tidak tahu diri, tapi kali ini Risha tidak ingin makan di restoran mewah seperti ini. Ia ingin makan di warung-warung kami lima.

Seakan paham dengan gelagat kekasihnya, lelaki itu menatap Risha. "Kenapa? Gak mau makan di sini?"

Wajah Risha menunduk. "Mau makan makanan yang di pinggir jalan aja."

"Mau makan apa?"

"Pecel ayam udah buka belum ya?"

Nendra menatap jam tangan di pergelangan tangannya.

Pukul 16.45, harusnya sudah ada.

"Kita cari, kalo gak ada yang lain aja ya?

"Oteyy."

Nendra melajukan mobilnya keluar dari area parkiran restoran tersebut. Dengan perlahan, Nendra menatap sekelilingnya melihat pedagang-pedagang makanan malam yang sudah mulai membuka stand-stand mereka.

"Gaga Gaga, ada itu di depan." Risha menunjuk heboh ke arah depan.

Nendra mengangguk.

Setelah sampai, Risha dengan cepat keluar dari mobil membuat Nendra hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan gadis manisnya.

"Jangan lari astaga."

Ia menyusul Risha yang sudah berbicara pada sang penjual.

"Gaga aku pesen pecel ayam dua, terus es jeruknya dua. Gaga mau kan?" Nendra tersenyum lalu mengangguk.

"Cari tempat duduk."

Mata Risha menelisik mencari tempat duduk yang sekiranya membuatnya nyaman. Karena belum banyak pengunjung jadi ia tidak terlalu sulit mencari tempat.

Dengan semangat, Risha menarik Nendra menuju tempat di ujung tenda yang menjadi tempat pilihannya untuk menikmati sepiring pecel ayam dan es jeruk. Nendra sih menurut saja, yang penting ada tempat duduk, dan tidak makan dalam posisi berdiri. Ya kalaupun penuh, mereka bisa makan di dalam mobil.

"Gaga, minjem handphone. Bosen."

Nendra langsung memberikan handphonenya yang sudah diisi beberapa game offline yang sudah di download oleh gadis itu sendiri.

"Gaga, aku download game lagi ya?" Pemuda itu hanya mengangguk.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang.

"Makan dulu, nanti main lagi."

💐💐💐

R

isha sudah memejamkan matanya di dalam kamar apartemen milik kekasihnya. Sedari tadi ia mengeluh kekenyangan karena porsi makannya tadi yang cukup berlebihan.

Gimana tidak berlebihan jika jatah makan milik Nendra justru di habiskan oleh gadis itu di tambah saat pulang ia makan cemilan lagi

Nendra sedari tadi sudah gemas karena gadis itu terus mengeluh kenyang tapi tetap mengemil beberapa cemilan. Memang sungguh aneh pacarnya itu.

Saat ini, pemuda itu tengah bergelut dengan dokumen dokumen kantor yang beberapa waktu lalu sudah mulai ia pelajari. Memang, setelah sang mamah masuk ke dalam penjara, ia sudah mulai belajar tentang mengelola perusahaan peninggalan ayahnya itu.

Ia sengaja mengerjakan beberapa pekerjaan di dalam kamar Risha agar ia mudah mengawasi gadis itu. Takut-takut gadis manis itu terbangun dan mencari dirinya.

Tak terasa waktu sudah hampir tengah malam.

"Pegel semua badan gue bangsat," gerutu Nendra lalu bangkit dari duduknya. Ia berniat untuk menyeduh minuman instan yang ada di dapurnya.

"Gagaaa..."

Ah tapi tidak jadi, gadisnya sudah memanggilnya sambil mengucek matanya.

"Apa?"

"Gaga belum bobo? Gaga mau kemana?"

"Mau bikin minuman. Lo mau?"

"Mau, tapi cokelat hangat."

"Tunggu di sini. Gak usah ikut ke dapur."

Risha menganggukkan kepalanya yang terasa masih memberat. Ia mengusap perutnya yang ternyata tidak sebesar tadi sebelum tidur.

Saat tengah sibuk memainkan rambutnya, Nendra datang dengan dua cangkir di kedua tangannya.

"Minumnya pelan-pelan."

"Gaga buat apa?"

"Kopi."

"Kopi apa?"

"Susu."

"Hah? Kopi atau susu sih Gaga buatnya?"

"Ck, tadi kan lo tanya kopi apa ya gue jawab susu. Gue bikin kopi susu Shasa sayang."

Risha menyengir tidak jelas. Ia kembali menyeruput cokelat-nya.

"Lo bangun jam segini, tidur lagi jam berapa? Besok sekolah."

"Bentar lagi bobo kok. Tapi bobo sama Gaga ya?"

"Yakin?" Sebenarnya sih Nendra senang-senang saja jika tidur dengan gadisnya, tapi ia hanya ingin memastikan saja takutnya nanti gadisnya justru tidak bisa tertidur.

"Yakin, mau bobo sama Gaga. Mau bobo sambil di peluk Gaga."

Nendra tertawa kecil lalu mengangguk.

"Yaudah, abisin dulu. Abis itu bobo sama gue."

Risha langsung menghabiskan minumannya dalam sekali tegukan.

Nendra membawa gelas mereka ke dapur lalu kembali lagi ke dalam kamar Risha. Di lihatnya gadis itu sudah senyum-senyum tidak jelas.

"Gila lo senyum-senyum begitu?"

"Gakkk, seneng aja."

Setelahnya Risha langsung memeluk tubuh tegap milik Nendra, menyembunyikan wajahnya di dada pemuda itu.

"Lucu banget Shasha-nya gue. Selamat bobo cantik."

Cup

💐💐💐

Ngaret banget ya bund saya updatenya huhuhu

Lebaran, jadi abis healing-healing terlebih dahulu baru inget harus update cerita

Vote-komen jan lupa

See you next chapter 🤍

Manja Pacar GalakTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon